Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Bahruddin"

Now showing 1 - 20 of 31
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Bahan Bakar Alternatif dari Campuran Sampah Plastik Polipropilen dan Minyak Solar
    (2016-02-25) Bahruddin; Zahrina, Ida
    Bahan bakar alternatif dari campuran sampah plastik dan minyak diesel masih sulit diaplikasikan pada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar diesel karena mempunyai viskositas tinggi. Kekentalannya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya komposisi plastik. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kekentalan bahan bakar campuran sampah plastik polipropilen (PP) - minyak solar atau high speed diesel (HSD). Metode yang dikembangkan adalah dengan menjadikan bahan bakar campuran tersebut sebagai bahan bakar emulsi atau emulsified polimer fuel (EPF), yang terdiri dari campuran PP, HSD, air dan surfaktan. Surfaktan yang digunakan meliputi sorbitan monooleate (SPAN 80), sorbitan monostearate (SPAN 60), sorbitan monopalmitate (SPAN 40), polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate (Tween 80), dan polyoxyethylene 20 sorbitan monostearate (Tween 60). Komposisi PP dalam HSD divariasikan sebesar 1% dan 5% berat; komposisi air dalam EPF adalah 32 %, 30 %, 28 %, dan 26% berat. Sedangkan komposisi surfaktan dibuat tetap dengan kadar 5% berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi surfaktan yang dapat menghasilkan emulsi yang stabil adalah kombinasi dari: SPAN 80: SPAN 40:Tween 80 dengan perbandingan komposisi 2:2:1 pada semua komposisi air yang diuji; SPAN 80:SPAN 40:Tween 60 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30% ; SPAN 80:SPAN 60:Tween 80 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30%. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa EPF tersebut mempunyai heating value berkisar antara 7847-9610 cal/g; nilai awal titik didih adalah 101oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 1 %, dan 105 oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 5 %; densitas berkisar antara 0,8678-0,8942 g/ml; kandungan sulfur berkisar antara 0,19788-0,26102% massa; flash point berkisar antara 51oC-67,5 oC; dan pour point berkisar antara -13oC sampai -3o
  • No Thumbnail Available
    Item
    Cloud Point Campuran Minyak Solar Dan Plastik Polietilena
    (2015-09-28) Soewarno, Nonot; Sumarno; Wibawa, Gede; Bahruddin
    Beberapa peneliti terdahulu sudah menunjukkan bahwa campuran sampah plastik dengan bahan bakar diesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar diesel. Salah satu spesifikasi utama yang harus dilengkapi dari bahan bakar tersebut adalah cloud point. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari cloud point bahan bakar alternatif yang dibuat dari campuran plastik polietilena dengan bahan bakar diesel jenis high speed diesel (minyak solar). Secara eksperimen, cloud point ditentukan dengan mengamati saat mulai terbentuknya padatan (cloud) dalam larutan. Cloud point diamati pada komposisi polietilena yang bervariasi. Selanjutnya, cloud point dimodelkan sebagai kondisi kesetimbangan padat-cair, dimana koefisien aktivitas polimer dinyatakan dengan model Entropic-FV. Data eksperimen dikorelasikan dengan model melalui penentuan parameter interaksi dari model Entropic- FV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cloud point dari campuran sangat berbeda dibandingkan dengan minyak solar, dan tergantung pada komposisi polietilena. Data eksperimen dan model dapat berkorelasi dengan baik, terutama pada kondisi dimana parameter interaksi dianggap dependen terhadap suhu campuran. Pada kondisi tersebut nilai AAD adalah paling kecil, yaitu sebesar 0,44%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Fabrikasi Tri Kalsium Fosfat Menggunakan Wheat Particles sebagai Agen Pembentuk Pori
    (2015-10-27) Dani, Fitra; Fadli, Ahmad; Bahruddin
    Fabrikasi tri kalsium fosfat (TCP) menggunakan wheat particles telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori. Wheat particles dicampur dengan suspensi TCP kemudian diaduk dengan waktu bervariasi selama 1, 2 dan 3 jam. Slurry dikeringkan dalam oven masing-masing pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodies yang dihasilkan menunjukkan terjadinya penyusutan pada rentang 53,22-55,87%. Terhadap green bodies lalu dilakukan proses sintering pada 1000 and 1100˚C. Sifat fisika sintered body yang diperoleh memiliki porositas 59,48–78,40% dan kuat tekan 0,30-2,53 MPa
  • No Thumbnail Available
    Item
    FABRIKASI TRI KALSIUM FOSFAT MENGGUNAKAN WHEAT PARTICLES SEBAGAI AGEN PEMBENTUK PORI
    (2013-07-26) Dani, F; A. Fadli; Bahruddin
    The present work reports a simple process for fabrication of tricalcium phosphate (TCP) ceramics from aqueous powder slurries using wheat particles as pore forming agent. Wheat particles incorporated in aqueous TCP slurries rapidly absorb water on heating and transform it into a strong gel. The dried green bodies showed shrinkage in the range 53,22-55,87%. Removal of the pore former followed by sintering at 1000 and 1100˚C produced TCP bodies with porosity 59,48–78,40% and compressive strength 0,30-2,53 MPa.
  • No Thumbnail Available
    Item
    KAJIAN AKLIMATISASI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK SAGU SECARA ANAEROB
    (2012-12-03) Priyono, Agus; Ahmad Adrianto; Bahruddin
    Kabupaten Kepulauan Meranti known as one of Indonesia's largest producer of sago. Kabupaten Kepulauan Meranti produce 202,181 tonnes of sago starch year. In producing sago will produce 40,000 liters of wastewater effluent sago/ton starch, so it can be expected to produce Kabupaten Kepulaun Meranti sago wastewater 22,156 kLiters/day. Sago effluent composition of organic matter (carbohydrates, proteins, fats and oils) are high, so that if discharged to water, it will cause water pollution and contaminate the surrounding environment. Efforts can be made to the anaerobic treatment. Anaerobic treatment is basically the help of bacteria. Bacteria need to do the breeding and acclimatization prior to anaerobic digestion. This study aims to determine the effect of acclimation time on biogas production, pH and biomass concentration (VSS), determine the optimal timing of the acclimatization process, and determine the kinetics of growth. The study was conducted using an anaerobic bioreactor with a volume of 20 L at room temperature operating conditions. The results showed that the acclimatization process lasts for 11 days, and the average pH of 6.8 to 7.2. Average biomass concentration during acclimatization of 0.212 g / L. Biogas produced an average of 1895 mL, while the specific growth rate (μ) of 0.0905. Thus, anaerobic bacteria used in wastewater treatment processes sago.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kajian Aklimatisasi Proses Pengolahan Limbah Cair Pabrik Sagu Secara Anaerob
    (2013-05-15) Priyono, Agus; Ahmad, Adrianto; Bahruddin
    Kabupaten Kepulauan Meranti terkenal sebagai salah satu penghasil tepung sagu terbesar di Indonesia. Kabupaten Kepulauan Meranti memproduksi 440.000 ton tepung sagu/tahun. Setiap 1 ton tepung sagu menghasilkan 200.000 liter limbah cair sagu/ton tepung sagu, sehingga diperkirakan akan menghasilkan limbah cair sagu 88.000.000 liter/tahun. Limbah cair sagu memiliki komposisi bahan organik yang tinggi, sehingga jika dibuang ke perairan maka akan menyebabkan pencemaran air dan menurunkan kualitas perairan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penanganan secara anaerob. Pengolahan secara anaerob pada dasarnya atas bantuan bakteri. Bakteri perlu dilakukan proses pembibitan dan aklimatisasi sebelum dilakukan pengolahan anaerob. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh waktu aklimatisasi terhadap produksi biogas, pH, konsentrasi biomassa (VSS), dan kinetika pertumbuhan. Penelitian dilakukan menggunakan bioreaktor anaerob dengan volume 20 L pada kondisi operasi suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses aklimatisasi berlangsung selama 11 hari dan pH rata-rata 7,2. Konsentrasi biomassa rata-rata selama proses aklimatisasi sebesar 0,212 g/L. Biogas yang dihasilkan rata-rata sebesar 1895 mL/hari, sedangkan laju pertumbuhan spesifik (μ) sebesar 0,0931. Dengan demikian, bakteri anaerob dapat digunakan pada proses pengolahan limbah cair sagu.
  • No Thumbnail Available
    Item
    KESTABILAN BIOREAKTOR HIBRID ANAEROB BERMEDIA BATU PADA KONDISI START-UP DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK SAGU
    (2013-02-08) Gharaufi, Hadzalie; Ahmad Adrianto; Bahruddin
    Meranti Islands is known as sago-producing districts in Riau Province. Developments in the field of agriculture and agricultural industry often result in increased agricultural wastes most of which contain organic compounds. Liquid waste containing organic compounds in biological systems can be processed by aerobic or anaerobic systems. The way of handling the problem of wastewater treatment can be done by using a hybrid anaerobic bioreactor. The stability of hybrid anaerobic bioreactor treating wastewater in sago indicated by the ratio of the concentration of volatile acids and alkalinity levels. This study uses as a sago factory wastewater using bioreactors susbtrat rock hybrid of media. . The purpose of this study was to determine the stability of hybrid anaerobic bioreactor mediated cubes in starch processing wastewater at start-up and also to determine the optimum start-up time. Volume of work hybrid bioreactor used in this study was 10 L with a hydraulic residence time (WTH), which is 5 days during conditions of start-up parameters observed in this study is the concentration of volatile acidity and alkalinity, and look at the ratio of TAV / alkalinity in the bioreactor with rock media. Observations were made at an interval of 2 days to reach steady state. The results of this study indicate the stability of hybrid anaerobic bioreactor mediated rocks at start-up conditions is 0,006 on day 54. These results indicate that the hybrid anaerobic bioreactor has a high level of stability.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Modifikasi Karet Alam menjadi Maleated Natural Rubber melalui Proses Grafting dengan Kadar Maleat Anhidrida dan Temperatur Bervariasi
    (2013-05-17) Wati, Rika; HS, Irdoni; Bahruddin
    Modifikasi karet alam menjadi Maleated Natural Rubber (MNR) merupakan salah satu bidang penelitian yang sedang dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kadar maleat anhidrida (MAH) dan temperatur pencampuran terhadap derajat grafting MAH pada pembuatan MNR. Kadar MAH divariasikan sebesar 6, 8, dan 10 phr (per hundred rubber) sedangkan temperatur divariasikan sebesar 135, 145 dan 155 oC. Proses modifikasi menggunakan internal mixer dengan kecepatan rotor 60 rpm selama 10 menit. Derajat grafting ditentukan dengan metode titrimetri dimana larutan MNR dalam xylene dititrasi menggunakan larutan MeOH sampai terjadi perubahan warna larutan dari coklat menjadi merah jingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar MAH maka diperlukan temperatur pencampuran yang semakin tinggi untuk menghasilkan derajat grafting yang tinggi. Derajat grafting tertinggi diperoleh pada kadar MAH 8 phr dan temperatur pencampuran 155 oC dengan derajat grafting sebesar 3,593%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    MODIFIKASI KARET ALAM MENJADI MALEATED NATURAL RUBBER MELALUI PROSES GRAFTING DENGAN VARIASI KADAR MALEAT ANHIDRIDA DAN TEMPERATUR
    (Teknobiologi Jurnal Ilmiah Sains Terapan, 2012-08) Wati, Rika; HS Irdoni; Bahruddin
    Modification of natural rubber into Maleated Natural Rubber (MNR) is one of research area that is still developing. This research is aiming to study the impact of variety of concentration maleic anhydride (MAH) and the temperature of mixing for MNR making in order to determined the degree of grafting of MAH. MAH was varied by 6, 8, and 10 phr (per hundred rubber) while the temperature was varied by 135, 145 and 155 oC. The process Modification is using internal mixer with 60 rpm for 10 minutes. The degree of grafting was determined by titrimetric method where MNR diluted in xylene and titrated by MeOH until the color solution was changed. Based on the test results by using FT-IR instrument. For natural rubber, C-H is clinging to double bond C=C at peak absorption 835 cm-1 and stretching characterisation of alkene (C=C) is at the peak absorption 1659 cm-1. And for the MNR, the absorption peak anhydride (C=O) were grafted on natural rubber is at the absorption peak 1712 cm-1. From degree of grafting analysis result, showing that the variety of concentration MAH can be grafted at natural rubber’s structure until reach optimum condition. And by increasing temperature, the degree of grafting for making the MNR is increasing . The highest degree of grafting obtained at 8 phr and 155 °C with the degree of grafting at 3.593%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    OPTIMALISASI KONDISI PROSES PENCAMPURAN UNTUK MENINGKATKAN MORFOLOGI DAN SIFAT THERMOPLASTIC VULCANIZATE BERBASIS KARET ALAM DENGAN COMPATIBILIZER MALEATED NATURAL RUBBER
    (Teknobiologi Jurnal Ilmiah Sains Terapan, 2012-08) Martani, Russita; Bahruddin; Daud Syarfi
    Morphology and properties of thermoplastic vulcanizate is strongly influenced by the conditions of the mixing process of raw materials and the compatibility between the phase. The purpose of this study was to determine the optimal temperature, rotor speed and compatibilizer. Thermoplastic vulcanizate was made in two stages. The first stage was the manufacture of rubber compounds using a roll mill at room temperature and speed of 20 rpm. Natural rubber materials used are natural rubber SIR 20. Curative ingredients and additives that are added include filler hybrid Carbon black/fly ash 30 phr, ratio 70/30, 5 phr paraffin, 5 phr ZnO, 3 phr stearic acid, 1 phr TMQ, 0,6 phr MBTS and 3 phr sulfur. The second phase of the resulting rubber compound was mixed with polypropylene (PP) and the compatibilizer maleated natural rubber (MNR) in the internal mixer. Ratio of NR / PP made it 70/30, while the MNR varied 2 and 5 phr. Varying conditions in the mixing process at a temperature of 170oC, 175oC and 180oC and speed of 40, 60 and 80 rpm. The results showed that the morphology and properties of optimal TPV obtained at 175oC temperature, rotor speed of 40 rpm and MNR 5 phr.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Optimasi Kadar Maleat Anhidrat dan Suhu pada Pembuatan Maleated Natural Rubber Melalui Proses Grafting
    (2015-10-27) Yunus, Aulia; Yelmida; Bahruddin
    Natural rubber can be developed through a process called Maleated Natural Rubber grafting. A study about the influence of the composition of maleic anhydric (MAH) and temperature on the degree of grafting has been done before. The purpose of this research is to determine the optimum composition and temperature in the process of MAH grafted natural rubber. The composition of MAH is 7, 8, 9, and 10 phr with temperature conditions is 150, 155, 160 and 165oC. The grafting process use internal mixer operated at 60 rpm for 10 minutes. Grafting degree determined by titrimetric method where MNR in xylene solution titrated using MeOH solution. The results showed that the optimum composition and the temperature are 8.36 phr and 160oC with 3.62% grafitng degree
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pelarutan Minyak Beku Pada Sumur Produksi Dengan Campuran Pelarut Organik
    (2013-06-27) Maulirany, Nancy; Bahruddin; A Yelmida
    Precipitation caused by the high content of paraffin and asphaltene in crude oil can be deposited in the wellbore and/or production pipe. Deposit was called the frozen oil. In this research will be observed the influence of temperature, solvent mixture and soaking time on the solubility of paraffin and asphaltene in crude oil and hydrocarbon composition and determine the fraction of SARA (saturate, aromatic, resin and asphaltene) in the filtrate of solubility test results. Solvent mixtures used in this study there are four (4) groups: solvent A (xylen + diesel fuel), solvent B (toluene + diesel fuel), solvent C (xylen + diesel fuel + alkylbenzene sulfonate) and solvent D (toluene + diesel fuel + alkylbenzene sulfonate), with temperature 60 and 90 0C and soaking time 5, 10, 20 and 30 minutes. % Solubility shows that the solvent C at a temperature of 90 0C and 30 minutes soaking time has the greatest solubility is 92%. Even though the solubility of the solvent C is the highest, but the addition of alkylbenzene sulfonate in solvents C are not enough increases the solubility compared to the solvent A without alkylbenzene sulfonate. From the analysis of Gas Chromatography (GC) at filtrate and original frozen oil showed that the original frozen oil C29 frozen oil has the highest concentration of 12.04%, while in the filtrate C29 is no longer high, soluble fractions into lighter ones. From the analysis of the concentration of saturate, aromatic, resin and asphaltene (SARA) at filtrate and original frozen oil, indicating that the initial sample asphaltene frozen oil have the highest concentration of 36.17%, while the concentration asphaltene in the filtrate no longer high.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PEMANFAATAN SAMPAH PUSTIK POLIPROPILEN (PP) BEKAS KEMASAN MENJADIBAHAN BAKAR EMULSI
    (2013-03-07) Zul Amraini, Said; Zahrina, Ida; Bahruddin
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pembuatan Termoplastik Elastomer Berbasis Karet Alam Dengan Bahan Isian Berbasis Limbah Padat Industri Sawit
    (2012-10-28) Bahruddin
    Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat material TPE yang dibuat dari campuran plastik polipropilen dan karet alam menjadi standar komersial. Penelitian dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun dengan fokus kajian pada peningkatan sifat TPE berbasis karet alam dengan memanfaatkan limbah padat pabrik sawit, yaitu sabut buah sawit dan fly ash (abu sawit), baik secara individual maupun sebagai filler campuran bersama filler carbon black komersial (hibrid); dan dengan memanfaatkan plastisizer nabati dari turunan minyak sawit maupun campuran plastisizer nabati-plastisizer petroleum komersial. Penelitian yang diusulkan ini bertujuan untuk meningkatkan sifat material TPE yang dibuat dari campuran plastik polipropilen dan karet alam menjadi standar komersial. Penelitian dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun dengan fokus kajian pada peningkatan sifat TPE berbasis karet alam dengan memanfaatkan limbah padat pabrik sawit, yaitu sabut buah sawit dan fly ash (abu sawit), baik secara individual maupun sebagai filler campuran bersama filler carbon black komersial (hibrid); dan dengan memanfaatkan kompatibilizer yang dikembangkan dari bahan karet alam itu sendiri.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENENTUAN PERSAMAAN EMPIRIS KORELASI WATER CUT HASIL PRODUK CONDENSATE DENGAN TEMPERATUR DAN BUKAAN VALVE PADA PROSES FIN FAN COOLER DI FASILITAS TEST STATION
    (2013-04-25) Satam; Bahruddin; Zahrina Ida
    Oils production tends to decline in line with the ability of the oil wells that have been in operation long enough. However the growing demand of oil needs required the improvement of new method for oil recovery. The research as purposes to know opening valve and temperature effect with output condensate product and water cut, hydrocarbons composition in condensate product and determine empiric equations of condensate product and water cut at fin fan cooler facility. Sample had been taken step by step with temperature (700, 800, 850, 900, 950 and 1000F) and opening valve variation (75%, 80%, 85%, 90%, 95% and 100%), after tuning and calibration on temperature control valve. The data analysis and graphics represented that increase opening valve and temperature has significant effect with output condensate product and water cut. But the composition of hydrocarbon in condensate product doesn’t show significant effect. Regression analysis in the determination of empiric equation corellation condensate product and water cut to produce equations: Y1 = -0.40545 + 0.00369 X1 + 0.00548 X2. Y2 = 1.4055 - 0.0037 X1 - 0.0055 X2. Remark: Y1 = Condensate (% volume), Y2 = Water cut (% volume), X1 = Valve Open (%), X2 = Temperature (oF).
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Diameter dan Panjang Serat Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)
    (2016-11-30) Sakinah, Siti; Zultiniar; Bahruddin
    WPC merupakan bahan yang menggunakan plastik sebagai matrik, serta serbuk kayu hingga serat-serat yang dihasilkan tanaman pertanian sebagai bahan pengisi (filler), dimana aplikasi produk WPC sangat luas mulai dari sektor konstruksi, perabotan, eksterior, serta sektor infrasutruktur lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh diameter dan panjang serat pelepah sawit terhadap sifat dan morfologi WPC. Sampel WPC disiapkan dengan metode pencampuran leleh antara serat pelepah sawit, PP, Maleated polypropylene (MAPP), dan paraffin selama 65 menit pada suhu 170 oC dan kecepatan rotor 80 rpm menggunakan Internal Mixer. Panjang dan diameter serat pelepah sawit yang digunakan adalah ±1 mm, 1 cm dan 5 cm dengan diameter filler : - 40~ + 60 mesh, - 60~ + 80 mesh dan - 80 ~ + 100 mesh serta rasio PP/SPS adalah 50/50 dan 70/30. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat fisik dan mekanik terbaik dihasilkan pada panjang serat ±1 mm dengan diameter serat - 80 ~ + 100 mesh pada rasio PP/SPS 70/30 dengan nilai kuat tarik sebesar 16 Mpa, kuat lentur 31 Mpa, daya serap air sebesar 1,78%, kerapatan 0,99 g/cm3, pengembangan tebal 0,33%, dan sifat morfologi yang diperoleh yaitu interaksi antara filler dan matrik yang lumayan baik dibandingkan dengan ukuran lainnya, sehingga mempengaruhi distribusi filler pada matrik yang lebih merata menghasilkan kualitas yang baik pada material WPC.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENGARUH FILLER CARBON BLACK TERHADAP SIFAT DAN MORFOLOGI KOMPOSIT NATURAL RUBBER/POLYPROPYLENE
    (2014-02-04) Bahruddin; Zahrina, Ida; Amraini, Said Zul
    Penelitian ini mempelajari pengarub komposisi dan teknlk penambahan filler carbon black (CB) terhadap sifat tensil dan morfologi campuran natural rubber/polypropylene (NR/PP). Sampel campuran disiapkan dengan menggunakan Internal mixer pada rasto Massa ·NR/PP 70/30. Filler ditambahkan ke dalam campuran NR/PP dengan komposlsi 10%, 20% dan 30% Massa. Penambahan filler dilakukan dengan dua cara, pertama dicampur dengan NR terlebih dahulu sebelum pencampuran NR dan PP, dan kedua dicampur bersama-sama NR dan PP dalam Internal mixer. Ke dalam campuran juga ditambahkan plastlslzer 2% Massa dan kornpatibllizer MA-g·PP sebesar 5% Massa. Proses pencampuran menggunakan metode vulkanlsasi dinamik pada suhu 180 oC dan kecepatan rotor 60 rpm. Sebagai curative agent digunakan sulfur dengari komposisi 3 phr (per hundred rubber). Slfat tensil campuran dlukur menggunakan standar ISO 527-2 Tipe SA. Morfologi campuran dianaltsa menggunakan /scanning electron microscopy. Diperoleh bahwa sifat tensil dan morfologi campuran terbatk ! dtperoleh pada komposisl CB 30% menggunakan teknik pencampuran yang pertania. Pada ; kondisl tersebue kuat tarlk dan elongation at break campuran maslng-maslng adilah 9,8 MPa dan 413%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Kadar Selulosa Pelepah Sawit Terhadap Sifat dan Morfologi Wood Plastic Composite (WPC)
    (2016-11-30) Halawa, Yusnila; Bahruddin; Irdoni
    Komponen yang terkandung didalam serat pelepah sawit salah satunya adalah selulosa. Selulosa merupakan polimer yang memiliki bobot molekul rata – rata, polidispersitas dan memiliki rantai panjang yang digunakan sebagai bahan penunjang dalam pembuatan Wood Plastic Composite (WPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh kadar selulosa pelepah sawit terhadap sifat dan morfologi WPC. Sampel WPC disiapkan dengan metode pencampuran leleh antara serat pelepah sawit (SPS), polypropylene (PP), Maleated polypropylene (MAPP), dan paraffin selama 1 jam pada suhu 170oC dan kecepatan rotor 80 rpm menggunakan Internal Mixer. Ukuran serat pelepah sawit yang digunakan adalah 40 mesh dengan komposisi SPS/PP adalah 50/50. Sedangkan perbandingan nisbah MAPP/selulosa adalah 0%, 2% dan 5% dan selulosa sebesar 41.86%, 52.86% dan 56.24%. Pengujian meliputi uji sifat mekanik yaitu uji kuat tarik dan kuat lentur sedangkan uji sifat fisik meliputi kerapatan, kadar air, daya serap air, dan pengembangan tebal. Uji morfologi menggunakan scanning electron microscopy. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sifat mekanik terbaik dihasilkan pada rasio SPS/PP 50/50, MAPP 2% dan selulosa 52.86%, dengan nilai kuat tarik sebesar 10.1 MPa dan kuat lentur 27.0 MPa. Sedangkan pada pengujian sifat fisik yaitu kerapatan terbaik sebesar 1.306 gr/cm3, daya serap terbaik sebesar 0.19%, kadar air sebesar 0.02% dan pengembangan tebal sebesar 0.08%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Komposisi Polipropilen (Pp) Dan Karet Alam (Nr) Terhadap Kuat Tarik Dan Morfologi Campuran Pp/Nr
    (2016-02-25) Amraini, Said Zul; Novendri; Zahrina, Ida; Bahruddin
    Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh komposisi campuran polipropilen (PP) dengan karet alam (Natural Rubber) terhadap kuat tarik dan morfologi campuran PP/NR dengan vulkanisasi dinamis. Pembuatan karet mastikasi dan kompon karet dilakukan dengan menggunakan roll mill dengan kondisi operasi pada suhu kamar dan kecepatan putar roll 18 rpm. Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam internal mixer dengan perbandingan rasio massa PP/NR 30/70, 40/60, 50/50, 60/40. Sulfur digunakan sebagai bahan curative agar terjadi vukanisasi dinamis pada karet alam, komposisi sulfur yag digunakan adalah 3 phr (per hundred rubber). Pencampuran PP dan NR dilakukan didalam Internal Mixer pada suhu 180 0C dan kecepatan rotor 60 rpm. Properti yang di analisa adalah kekuatan tarik (tensile strength) campuran PP/NR dan diuji dengan menggunakan alat universal testing machine, standar yang digunakan adalah ISO 527-3-5. Morfologi campuran di analisa dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscopy (SEM). Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa komposisi NR berpengaruh terhadap kuat tarik campuran PP/NR dimana kuat tarik terbaik diperoleh pada campuran dengan komposisi PP/NR 30/70. Hal ini ditunjukkan dengan deviasi hasil uji tarik yang kecil pada 4 spesimen uji. Pada analisa morfologi dapat disimpulkan bahwa komposisi karet yang lebih besar akan menghasilkan ukuran partikel fasa karet yang terdistribusi kedalam matriks PP kecil, dan partikel karet terdistribusi merata didalam matriks PP. Hal ini terlihat dari hasil foto SEM dimana terdapat ruang kosong dengan ukuran yang kecil. Ruang kosong ini adalah distribusi partikel karet yang telah terlarut saat perendaman sampel didalam siklohexane sebelum di lakukan uji SEM.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pengaruh Kondisi Proses Pencampuran Terhadap Sifat Mekanik Wood Plastic Composite Berbasis Batang Sawit
    (2013-05-17) Efrizal, Rico; Zulfansyah; Bahruddin
    Batang sawit merupakan salah satu limbah perkebunan yang cukup besar jumlahnya di Indonesia. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk, seperti dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan Wood Plastic Composite (WPC). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi (suhu, kecepatan rotor, dan waktu pencampuran) yang optimal untuk proses produksi Wood Plastic Composite. Sebagai variabel penelitian adalah suhu sebesar 1700C, 1750C, dan 1800C; kecepatan rotor 60 dan 80 rpm; dan waktu pencampuran 10 dan 15 menit. Pembuatan sampel WPC menggunakan internal mixer pada nisbah serbuk batang sawit/Polypropilene 50/50; plasticizer parafin 2%; dan compatibilizer Maleic Anhydride Polypropilene (MAPP) 5%. Sifat mekanik yang diuji adalah tensile strength menggunakan standar JIS K 6781 dan tear strength menggunakan standar JIS K 6781 type B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pencampuran optimal diperoleh pada suhu 1700C, kecepatan rotor 80 rpm dan waktu pencampuran 15 menit, dimana tensile strength yang diperoleh adalah sebesar 24, 81 MPa dan tear strength sebesar 61,31 MPa.
  • «
  • 1 (current)
  • 2
  • »

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback