Browsing by Author "Defrianto"
Now showing 1 - 20 of 23
Results Per Page
Sort Options
Item Aplikasi Jaringan Sayraf Tiruan (JST) Untuk Estimasi Kecepatan Gelombang Estimasi Keceptan Gelombang Seismik Kompressi (P) Pada Lapisan Batuan Bawah Permukaan(2013-02-21) Defrianto; Edisar, MuhammadDalam dunia eksplorasi, khususnya eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi), ad beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mengetahui prospek hidokarbon yang ada di bawah permukaan bumi. Tahap pertama dari eksplorasi cadangan hidrokarbon adalah studi geologi dari daerah potensial yang diduga memiliki cadangan. Tahap kedua menggunakan metoda geofisika untuk memgetahui sifat-sifat pelajaran gelombang mekanik dalam medium elastic, dalam hal ini lapisan bawah permukaan yang terdiri dari berbagai jenis batuan. Masing-masing jenis batuan memiliki sifat-sifat yang khas dinyatakan dalam besaran fisis seperti resivitas, porositas, saturasi air dan permeabilitas. Tiap parameter fisis akan memberikan pengaruh pada penjalaran gelombang seismic. Sifat-sifat tersebit diperoleh dengan menggunakan berbagai macam metode geofisika pada data seimik adalah akustik impedans (AI) yang kemudian dari nilai AI yang diperoleh, dapat diturunkan nilai kecepatan gelombang seismic batuanItem Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Jst) Untuk Estimasi Kecepatan Gelombang Kompressi (P) Pada Lapisan Batuan Bawah Permukaan(2015-07-06) Defrianto; Edisar, MuhammadMetoda seismik pada masa kini umumnya digunakan dalam eksplorasi pendeteksian cadangan minyak bumi dan gas alam. Hal tersebut dikarenakan kemampuan metoda ini untuk mencitrakan permukaan bawah bumi hingga kedalaman beberapa kilometer. Dalam dunia ekplorasi, khususnya eksplorasi hidrokarbon (minyak dan gas bumi), ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mengetahui prospek hidrokarbon yang ada di bawah permukaan bumi. Tahap pertama dari eksplorasi cadangan hidrokarbon adalah studi geologi dari daerah potensial yang diduga memiliki cadangan. Tahap kedua menggunakan metoda geofisika untuk mengetahui sifat-sifat penjalaran gelombang mekanik dalam medium elastis, dalam hal ini lapisan bawah permukaan yang terdiri dari berbagai jenis batuan. Masing-masing jenis batuan memiliki sifat-sifat yang khas dinyatakan dalam besaran fisis seperti resistivitas, porositas, saturasi air dan permeabilitas. Tiap parameter fisis akan memberikan pengaruh pada penjalaran gelombang seismik. Sifat-sifat fisis tersebut diperoleh dengan menggunakan berbagai macam metode geofisika pada data seismik. Salah satu parameter fisis yang dapat dihasilkan dengan menggunakan metode geofisika pada data seismik adalah Akustik Impedans (AI), yang kemudian dari nilai AI yang diperoleh, dapat diturunkan nilai kecepatan gelombang seismik batuan.Item DEVELOPMENT OF LOW COST SOIL SENSOR BASED ON IMPEDANCE SPECTROSCOPY FOR IN-SITU MEASUREMENT(2014-03-10) Umar, Lazuardi; Defrianto; Rini, Ari SulistyoThis paper presents a low cost sensor for soil moisture measurement based on impedance spectroscopy. A probe has been designed which uses a simplified impedance measuring system to determine soil water content. Methods of soil moisture measurement need extensive calibration processes because of the strong dependence on soil properties. Using impedance spectroscopy, more information can be delivered from real and imaginary part of the complex permittivity for several frequencies at the same moisture value. Agriculture area in East Sumatra is especially selected for this investigation because measurements of soil moisture in peat swamp area were generally reported as difficult.Item EFEK PARTISI TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN KEBISINGAN(2013-07-23) Karbi, Jusma; Defrianto; Syech, RiadA research has been done on the effects of partition in order to control noise using a method of field survey. The results of this research suggested different results between the results of measurements with partition and without partition. Partitions used in this research were three types of plants, ie Gandarusa (Justicia gendarussa), Bamboo (Bambusa multiplex) and Tea (Acalypha siamensis), with different size (length, height and width). A Sound Level Meter (SLM) SL-4112 was used to measure sound intensity level. Measurement, were carried out in two stages, (1) measurement of sound intensity level without partitions, (2) measurement of sound intensity level with partitions. The results showed that at observation point 1, the mean of sound intensity level were 77.73 dB and 79.29 dB for with and without partition respectively. Where as at point 2, the mean of sound intensity level without partition respectively were 93.68 dB and the partition 86.54 dB, and at point 3, the mean of sound intensity level were 74.89 dB, and 70.70 dB respectively for without and with partition. Sound intensity tends to get smaller with increasing geometry size of the partition. The bigger the partition, the greater the value of TL (transmission loss) is. That is because of the amount of the intensity of sound lost due to absorption increase with increasing the thickness (size) of the partition.Item Energi Dan Fungis Gelombang Elektron Dalam Kawat Kuantum Tanpa Impurity(2013-04-17) Erwin; Defrianto; Saktioto; Fauzi, RioKawat kuantum (nanowire) merupakan kawat dengan dimensi nanometer, dimana gerakan electron didalarrmya mengalami hoping dari satu site kesite berikutnya. Jika dalam kawat tersebut tidak terdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalam kenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas dari impuritas. Dalam tulisan didilakukan simulasi program komputer untuk menentukan eigen fungsi dan eigen energi elektron dalam kawat kuantum tanpa imputitas. Program yang dikembangkan ini menggunakan program MATLAB versi 7. Untuk mendapatkan eigen function dan eigen energy dari electron dalam kawat kuantum, maka ditentukan penyelesaian Persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Dalam penelitian ini, program komputer yang dibuat terdiri dari 2 program yaitu program menu dan program utama. Program menu d.igunakan untuk memasukkan da^ta input yang nantinya ditulis dalam data file. Program ini memudahkan pengguna dalam menginput data yang diperlukan dalam perhitungan. Progreim utama adalah program yang digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap eigen fungsi dan eigen energy.Item HJBAH KOMPETITIF PENELITiAN KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM RANGKA PUBLIKASI INTERNASIONAL BATCH II TAHUN KE-1 (2009)(2013-02-20) Sulistyo Rini, Ari; Defrianto; Umar, Lazuardi; Erwin; Abu Thalib, Ibrahim; KamisahInformasi mengenai sifat sifat fisis tanah seperti faktor kelembaban memegang peranan penting dalam penggunaan lahan pertanian yang berhubungan dengan produksl tanaman pangan, disamping berfungsi sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Saat ini telah terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran seperti metode konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun sensor ini mempunyai kelemahan antara lain harga yang relatif mahal. respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Problem utama dari beberapa sensor adalah jenis tanah yang mempengaruhi hasll pengukuran. Pada penelitian ini dikembangkan lebih lanjut sensor kelembaban tanah dengan algoritma deteksi neural network. Sensor impedansi dengan elektroda ganda dikarakterisasi dengan mempergunakan 181260 pada frekuensi 1Hz-30Mhz dan amplitude Veksitasi = 10mVac. Untuk memperoleh tingkat kelembaban dipergunakan spektroskopi impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi dimana variasi tanah Entisol, Ultisol, Inseptisol, Andisol dan Clay diberi kelembaban terdefinisi dari 0w= 10-40%. Hasil pengukuran impedansi analyser memperlihatkan bahwa faktor real 'Z' (G) dan imajiner "Z" (B) dari sensor dipengamhi oleh jenis tanah yang dikarakterisasi. Untuk mereduksi faktor pengaruh tanah maka dipergunakan algoritma neural network sehingga pengukuran kelembaban tanah dapat diiakukan pada berbagai tipe tanah tanpa masalah.Item Model Distribusi Panas Saluran Gas Buangan Kendaraan Untuk Optimalisasi Elemen Peltier Sebagai Generator Termal(2015-12-17) Tambunan, Walfred; Defrianto; Umar, Lazuardi; Hamzah, YanuarModel distribusi panas saluran buangan kendaran bermotor telah dikembangkan untuk optimalisasi generator termoelektrik. Modul termoelektrik (thermal electric modules, TEMs) memanfaatkan efek Seebeck untuk membangkitkan listrik dari perbedaan gradien suhu, yang banyak dipergunakan bidang otomotif sebagai penghasil energi. Paper ini menyajikan suatu model matematis dipergunakan untuk mensimulasikan distribusi panas pada knalpot automotive dan untuk mereduksi kompling termal antara elemen Peltier dan sumber panas sesuai dengan bentuk dan geometri sumber dan serta elemen. Distribusi suhu pada model ditentukan dengan komputasi dimana model dibagi menjadi m pada arah sumbu x dan sumbu y pada arah n, menggunakan pemograman Matlab. Persamaan diskritisasi mensimulasikan distribusi suhu pada model generator termoelektrik pada nilai panjang penyangga aluminium La = 5, 7.5, 10, 15 dan 20 mm pada suhu sumber sebesar 120°C. Hasil model memperlihatkan variasi penurunan suhu dan dipergunakan untuk memilih lapisan pelapis dinding knalpot gas buangan untuk memastikan distribusi panas yang tepat dari TEMItem Model Distribusi Panas Saluran Gas Buangan Kendaraan Untuk Optimalisasi Elemen Peltier Sebagai Generator Termal(2015-10-26) Tambunan, Walfred; Defrianto; Hamzah, Yanuar; Umar, LazuardiModel distribusi panas saluran buangan kendaran bermotor telah dikembangkan untuk optimalisasi generator termoelektrik. Modul termoelektrik (thermal electric modules, TEMs) memanfaatkan efek Seebeck untuk membangkitkan listrik dari perbedaan gradien suhu, yang banyak dipergunakan bidang otomotif sebagai penghasil energi. Paper ini menyajikan suatu model matematis dipergunakan untuk mensimulasikan distribusi panas pada knalpot automotive dan untuk mereduksi kompling termal antara elemen Peltier dan sumber panas sesuai dengan bentuk dan geometri sumber dan serta elemen. Distribusi suhu pada model ditentukan dengan komputasi dimana model dibagi menjadi m pada arah sumbu x dan sumbu y pada arah n, menggunakan pemograman Matlab. Persamaan diskritisasi mensimulasikan distribusi suhu pada model generator termoelektrik pada nilai panjang penyangga aluminium La = 5, 7.5, 10, 15 dan 20 mm pada suhu sumber sebesar 120°C. Hasil model memperlihatkan variasi penurunan suhu dan dipergunakan untuk memilih lapisan pelapis dinding knalpot gas buangan untuk memastikan distribusi panas yang tepat dari TEMItem Model Pembangkit Listrik Dari Energi Gelombang Laut Dengan Menggunakan Metode Resonansi(2015-04-08) DefriantoDibuat alat berupa sistem berosilasi yang terdiri dari Pegas dan Beban yang dimasukkan ke dalam sebuah tabung untuk menyerap energi gelombang air. Pada keadaan resonansinya, yaitu apabila frekwensi gelombang air sama dengan frekwensi resonansi alat maka energi gelombang air akan diserap secara maksimum. Alat konversi energi gelombang menjadi energi listrik yang dirancang terdiri dari tabung penutup bermassa 1.37 kg dan diameter 0.2 m, pegas dengan konstanta pegas 476.2 N/m, dan beban bermassa 3.5 kg, 4.0 kg, 4.5 kg, 5.0 kg, 5.5 kg, dan 6.0 kg. Untuk masing-masing beban, daya listrik maksimum yang diperoleh terjadi pada frekwensi gelombang air berturut-turut 2.01 hz, 2.02 hz, 1.89 hz, 1.86 hz, 1.71 hz, dan 1.63 hz. Frekwensi ini hampir sama dengan frekwensi resonansi alat yaitu 2.11 hz. 1.98 hz, 1.87 hz, 1.78 hz, 1.69 hz, dan 1.62 hz. Fakta ini menunjukkan bahwa pada keadaan resonansi, alat akan menyerap energi gelombang secara maksimum.Item Model Pembangkit Listrik Dari Energi Gelombang Laut Dengan Menggunakan Metode Resonansi(2015-07-03) Defrianto; M. EdisarDibuat alat berupa sistem berosilasi yang terdiri dari Pegas dan Beban yang dimasukkan ke dalam sebuah tabung untuk menyerap energi gelombang air. Pada keadaan resonansinya, yaitu apablla frekwensi gelombang air sama dengan frekwensi resonansi alat maka energi gelombang air akan diserap secara maksimum. Alat konversi energi gelombang menjadi energi listrik yang dirancang terdiri dari tabung penutup bermassa 1.37 kg dan diameter 0.2 m, pegas dengan konstanta pegas 476.2 N/m, dan beban bermassa 3.5 kg, 4.0 kg, 4.5 kg, 5.0 kg, 5.5 kg, dan 6.0 kg. Untuk masing-masing beban. daya listrik maksimum yang diperoleh terjadi pada frekwensi gelombang air berturut-turut 2.01 hz, 2.02 hz, 1.89 hz, 1.86 hz. 1.71 hz, dan 1.63 hz. Frekwensi ini hampir sama dengan frekwensi resonansi alat yaitu 2.11 hz, 1.98 hz, 1.87 hz, 1.78 hz, 1.69 hz, dan 1.62 hz. Fakta ini menunjukkan bahwa pada keadaan resonansi, alat akan menyerap energi secara maksimalItem PENENTUAN ENERGI EIGEN PERSAMAAN SCHRODINGER DENGAN SUMUR POTENSIAL SEMBARANG MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER NUMERIK(2016-02-04) Lubis, Nuraina Fika; Salomo; DefriantoA research has been done in order to find eigen energy for Schrodinger equation at arbitrary potential well by numerical transfer matrix method. Before transfering matrix MATLAB code was made for arbitrary potential well, transfer matrix program was created for square potential well. The calculation results obtained three levels of eigen energy, each of which was worth 0,02860 eV, 0,11282 eV and 0,24589 eV. Transfer matrix program at this potential was considered correct if the eigen energy results don’t differ much with the eigen energy results on analytic formula. In the analytical formula, it was obtained three levels of eigen energy, each of which was worth 0,02854 eV, 0,11185 eV and 0,24579 eV. Comparison of eigen energy results obtained through both equation was slightly different, wherein the percentage difference was less than 0,01%. At arbitrary potential well, there were three levels of eigen energy each worth 0,10001 eV, 0,19001 eV and 0,36999 eV.Item PENGEMBANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PERINGATAN DINI UNTUK MENDETEKSi KETINGGIAN PERMUKAAN AIR SUNGAI BERBASIS SENSOR KAPASITIF(2013-02-21) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriPada penelitian ini dikembangkan sensor kapasitif yang terbuat dari silinder logam untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai. Sensor terbuat dari silinder logam tembaga tipe IC:00179H-2005/l, stainless stell filtube tipe BS4127- ALSI304 dengan diameter 15-25mm dan panjang bervariasi dari 400-700mm, yang dipergunakan sebagai elektroda terluar dari sensor. Sebagai elektroda dalam (inner electrode) dipergunakan kawat tembaga dengan diameter 0,52 - 3.0mm yang terisolasi oleh lapisan isolasi PTFE 0,15mm. Pada pengukuran sonde sensor terbuat dari stainless steel dengan panjang 650 mm dengan diameter 25mm diperoleh hasil kapasitansi awal sebesar 52,81 pF dl udara dan 60,4pF di dalam air dengan sensitivitas sebesar 0,283pF/mm ketinggian air. Untuk mengubah ketinggian muka air ke besaran kapasitansi elektris maka dipergunakan metode konversi dari kapasitansi ke tegangan. Dari hasil pengukuran menghasilkan perubahan tegangan secara linier dari 0.75 - 5.15 V untuk perubahan ketinggian sampai dengan 550mm. Untuk menampilkan hasil pengukuran maka data dikirim mempergunakan rangkaian radio frekuensi (RF) yang terhubung ke mikrokontroler MSP430 single board fast controller yang dilengkapi 6 kanal input sebagai pemancar dengan frekuensi 433MHz. Modul RF Modem memungkinkan mengakuisisi data mempergunakan PC melalui serial bus RS232. Pada program sistem pemantauan banjir ini dibuat fasilitas untuk menentukan status keadaan banjir secara otomatis, dimana jika ketinggian air kurang dari 1,5 m maka statusnya adalah normal dan lampu yang dinyalakannya adalah lampu hijau. Ketika ketinggian permukaan air telah lebih dari 1,5 m namun masih kurang dari 2 m maka status secara otomatis ditingkatkan menjadi waspada, dan warna lampu yang dinyalakan adalah warna kuning. Status keadaan menjadi siaga ketika permukaan air lebih dari 2 m, lampu yang dinyalakan adalah lampu merah kemudian program akan menjalankan secara terus menerus file bunyi sirene. Dari hasil penelitian terlihat bahwa telah dapat dirancang suatu sensor kapasitif yang handal untuk mendeteksi ketinggian permukaan air sungai dengan biaya rendah.Item Pengembangan Sistem Sensor Penjejak Panas Nirkabel Berbasis GIS Untuk Pendeteksi Dini Keakaran Hutan(2013-02-21) Erwin; Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulaiman, RudiandaSalah satu problem dalam menanggulangi kebakaran lahan hutan liar adalah monitoring terjadinya awal kebakaran dan mulainya api (Chandler 1983). Memahami dan mengetahui daerah kebakaran, lokasi dan kecepatan membesarnya kobaran api merupakan suatu hal yang kritis dalam menempatkan petugas pemadam kebakaran serta untuk menghindari terjadinya korban jiwa pada personal penjaga hutan. Investigasi kebakaran hutan termasuk penyelidikan tentang kerugian jiwa memperlihatkan bahwa tim kebakaran hutan kurang memperoleh informasi yang cukup dan memadai yang tepat tentang lokasi dan kecepatan penjalaran kebakaran hutan (Rothermel 1993). Pada penelitian ini dikembangkan suatu modul pendeieksi kebakaran hutan nirkabel yang dapat melaporkan secara langsung ke stasiun pengamatan mempergunakan gelombang radio (wireless). Pada modul penjejak panas akan dipergunakan sensor suhu NTC- thermistor yang mampu mendeteksi perubahan suhu mendadak di atas suhu ambang tertentu dan perubahan ini akan memicu modul pemancar gelombang ISM-Band untuk mengirim telegram yang berisikan status sensor ke stasiun pengamat. Disamping itu modul akan mencek perubahan suhu di sekitarnya setiap waktu tertentu dan mengirimkan telegram status ke stasiun pengamatan setiap hari untuk memastikan modul sensor masih aktif. Oleh karena topografi hutan yang akan dimonitor terletak jauh dari pemukiman, maka modul penjejak panas yang dikembangkan akan bersifat otonom dalam memenuhi suplai daya pengoperasiannya mempergunakan solar sel. Posisi setiap modul penjejak panas dengan kode Identifikasi masing-masing ditentukan pada saat pemasangan mempergunakan GPS, dan akan dipetakan mempergunakan Geographical Information System (GIS) untuk menampilkan lokasi titik api. Untuk menghindari terjadinya kesalahan deteksi seperti rusaknya modul akibat panas berlebihan serta sofusi dari terbatasnya daya pancar modul maka dikembangkan algoritma deteksi yang memungkinkan modul sensor berinteraksi satu sama lain membentuk jaringan kerja (network) pelaporan status kebakaran bertingkat (redundance) ke stasiun pengamatan. Sistem pendeteksi yang akan dikembangkan akan dipasang pada daerah endemic kebakaran dan akan melaporkan data (telegram) ke kantor pusat pengendalian untuk menunjukkan posisi kebakaran hutan. Dengan demikian, maka tindakan selanjutnya untuk pemadaman hutan pada lokasi yang telah diketahui menjadi lebih mudah, serta menghemat waktu menuju lokasi serta kerugian yang lebih besar akibat kebakaran dapat segera diatasi.Item Pengembangan Sistem Sensor Penjejak Panas Nirkabel Berbasis GIS Untuk Pendeteksi Dini Kebakaran Hutan(2015-07-03) Erwin; Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulaeman, RudiandaSalah satu problem dalam menanggulangi kebakaran lahan hutan liar adalah monitoring terjadinya awal kebakaran dan mulainya api (Chandler 1983). Memahami dan mengetahui daerah kebakaran, lokasi dan kecepatan membesarnya kobaran api merupakan suatu hal yang kritis dalam menempatkan petugas pemadam kebakaran serta untuk menghindari terjadinya korban jiwa pada personal penjaga hutan. Investigasi kebakaran hutan termasuk penyelidikan tentang kerugian jiwa mempedihatkan bahwa tim kebakaran hutan kurang memperoleh informasi yang cukup dan memadai yang tepat tentang lokasi dan kecepatan penjalaran kebakaran hutan (Rothermel 1993). Pada penelitian ini dikembangkan suatu modul pendeieksi kebakaran hutan nirkabel yang dapat melaporkan secara langsung ke stasiun pengamatan mempergunakan gelombang radio (wireless). Pada modul penjejak panas akan dipergunakan sensor suhu NTC- themnistor yang mampu mendeteksi perubahan suhu mendadak di atas suhu ambang tertentu dan perubahan ini akan memicu modul pemancar gelombang ISM-Band untuk mengirim telegram yang berisikan status sensor ke stasiun pengamat. Disamping itu modul akan mencek perubahan suhu di sekitarnya setiap waktu tertentu dan mengirimkan telegram status ke stasiun pengamatan setiap hari untuk memastikan modul sensor masih aktif. Oleh karena topografi hutan yang akan dimonitor terletak jauh dari pemukiman, maka modul penjejak panas yang dikembangkan akan bersifat otonom dalam memenuhi suplai daya pengoperasiannya mempergunakan solar set.Item Pengembangan Soil Moisture Sensor Untuk Pengukuran In-Situ Berdasarkan Prinsip Impedansi Spektroskopi(2015-07-04) Umar, Lazuardi; Defrianto; Sulistyo Rini, AriTanah memegang peranan penting dalam produksi tanaman pangan, sebagai reservoir air dan sumber nutrisi bagi manusia. Untuk mengoptimalkan fungsi pengairan, pemupukan, pestisida dan keglatan pembibitan pada lahan yang berdasarkan sifat-sifat fisis, kimia serta biologis dari tanah maka diperlukan manajemen pengelolaan lahan tanah pertanian. Pengamatan sifat-sifat dari tanah pertanian secara tradisional dengan mempergunakan database lahan yang tersedia dipandang terlalu umum untuk menentukan tingkat kelembaban tanah pada lahan pertanian tertentu. Disamping itu pengukuran kelembaban tanah sangat diperlukan pada pekerjaan teknik sipil, bidang hidrologi serta lainnya. Untuk itu diperlukan suatu bentuk sensor yang handal dan mampu untuk mengukur berbagai sifat fisis dari tanah tersebut secara real time. Pada penelitian ini akan dikembangkan sensor untuk mengukur kelembaban tanah (soil moisture sensor) berdasarkan prinsip spektroskopi impedansi. Pengukuran kelembaban tanah tidak harus bergantung kepada tipe tanah yang akan diukur. Dewasa ini banyak terdapat berbagai tipe sensor soil moisture di pasaran. Masingmasing sensor memiliki cara dan metode pengukuran tersendiri seperti metode pengukuran konduktivitas, tensiometer atau metode dielektrik dalam daerah frekuensi atau waktu. Namun demikian, sensor-sensor ini mempunyai kelemahan-kelemahan untuk penggunaan komersial antara lain respon waktu lambat, memerlukan biaya perawatan, harga yang relatif mahal, tingkat akurasi rendah serta faktor reproduksibilitas yang tidak memuaskan. Disamping itu terdapat problam menarik bahwa sinyal ukur dari sensor soil moisture tersebut sangat bergantung terhadap variasi tipe tanah. Hal ini tentu saja membatasi fungsi kalibrasi empiris sensor yang telah ada. Dengan mempergunakan metode Spektroskopi Impedansi melalui pemodelan pada berbagai frekuensi diharapkan dalam proyek penelitian ini pengaruh ketergantungan pengukuran kelembaban terhadap jenis-jenis tanah dapat dieliminir. Kemudian bentuk dan geometri dari elektroda ukur, daerah frekuensi pengukuran dan metode pengolahan sinyal yang tepat yang merupakan bagian dari penelitian akan ditentukan dan dioptimalkan untuk memperoleh hasil yang baik dalam menentukan tingkat kelembaban tanahItem PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT(2013-03-05) Sinaga, Debora M; Krisman; DefriantoThe measurement of the sound absorption coefficient of oil palm stem has been conducted. A stem of oil palm which is used in this research was processed into square boards with size of 23 cm x 23 cm as a test sample. The sample then was cut into 4 pieces which has the same size but the thickness is varied, i.e 3 mm, 6 mm, 9 mm and 15 mm. Measurement of the sound absorption coefficient of the samples was done using impedance tube method made of acrylic. The generated frequencies used were 125 Hz, 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz and 2000 Hz. The highest sound absorption coefficient obtained from this research is 1.175 mm-1 at 2000 Hz frequency. Meanwhile, the smallest sound absorption coefficient is 0.157 mm-1 at 125 Hz frequency. The sound absorption coefficient of the samples at low frequencies (125-500 Hz) is quite small compared to high frequency. The sound absorption coefficient of samples increases as the frequency is increased. The result of research at 125-500 Hz frequencies showed that the sound absorption coefficient of samples depends on the sample thickness. The sound absorption coefficient increases as the thickness of sample is increased.Item Perbaikan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Mekanika Klasik Di Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau(2015-02-28) DefriantoTelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran mata kuliah mekanika klasik II di jurusan Fisika FMIPA UNRI dengan menggunakan metode pengajaran fisika secara interaktif dan visualisasi komputer. Dengan metode ini mahasiswa dapat melihat visualisasi bagaimana suatu fenomena fisika berubah di dalam ruang dan waktu, dan mereka juga dapat secara interaktif mengubah parameter dari peristiwa fisika tersebut, sehingga akan memotivasi mereka untuk lebih memahami lebih jauh materi yang diberikan. Evaluasi akhir dari proses perbaikan pembelajaran mekanika klasik ini menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa relatif terhadap nilai rata-rata pada tahun ajaran sebelumnya (1998/1999). Pengujian untuk membuktikan signifikansi kenaikannya dilakukan dengan uji t pada tingkat keyakinan 0,95.Item Perhitungan Nilai Kisi Kristal Hexagonal Berdasarkan Pola Difraksi Sinar-X Meggunakan Sub Routine Bisection(2015-12-17) Erwin; Defrianto; Prayitno, Adhy; Aldi, FikriPenelitian tentang komputasi terhadap parameter-parameter kisi kristal dengan struktur hexagonal melibatkan computer telah dilakukan. Dalam penelitian ini dibuat 2 buah program komputer yaitu program menu dan program utama ditulis menggunakan software (MatLab) versi 8.3.0.532 (R2014a). Program menu digunakan untuk menginput parameter-parameter yang diperlukan dalam perhitungan parameter kisi kristal hexagonal. Program kedua yaitu program utama, digunakan untuk menentukan parameter kisi kristal hexagonal (a dan c). Pola difraksi sinar-X yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola difraksi sinar-X dari elemen cobalt. Dari pola difraksi ini ditentukan sudut 2θ, kemudian data ini diinputkan kedalam program menu. Data yang telah diinputkan kedalam program menu ini selanjutnya akan dimanfaatkan oleh program utama untuk melakukan perhitungan terhadap jarak antar bidang dhkl. Kemudian, program komputer akan menghitung nilai batas atas dan bawah dari parameter kisi a dan c untuk seluruh bidang yang mungkin muncul dalam sistem kristal. Selanjutnya, dengan menggunakan metode bisection maka computer akan menghitung nilai a dan c berdasarkan hasil metode bisection dan akhirnya dipilih nilai a dan c yang sama atau hampir sama untuk indek Miller yang berbeda. Hasil perhitungan parameter kisi a dan c untuk elemen cobalt adalah a = 2.5032 Ȧ dan c adalah 4.0602 Ȧ dan hasil perhitungan ini sesuai dengan yang diharapkan.Item Perhitungan Nilai Kisi Kristal Hexagonal Berdasarkan Pola Difraksi Sinar-X Meggunakan Sub Routine Bisection(2015-10-26) Erwin; Defrianto; Pryayitno, Adhy; Aldi, FikriPenelitian tentang komputasi terhadap parameter-parameter kisi kristal dengan struktur hexagonal melibatkan computer telah dilakukan. Dalam penelitian ini dibuat 2 buah program komputer yaitu program menu dan program utama ditulis menggunakan software (MatLab) versi 8.3.0.532 (R2014a). Program menu digunakan untuk menginput parameter-parameter yang diperlukan dalam perhitungan parameter kisi kristal hexagonal. Program kedua yaitu program utama, digunakan untuk menentukan parameter kisi kristal hexagonal (a dan c). Pola difraksi sinar-X yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola difraksi sinar-X dari elemen cobalt. Dari pola difraksi ini ditentukan sudut 2θ, kemudian data ini diinputkan kedalam program menu. Data yang telah diinputkan kedalam program menu ini selanjutnya akan dimanfaatkan oleh program utama untuk melakukan perhitungan terhadap jarak antar bidang dhkl. Kemudian, program komputer akan menghitung nilai batas atas dan bawah dari parameter kisi a dan c untuk seluruh bidang yang mungkin muncul dalam sistem kristal. Selanjutnya, dengan menggunakan metode bisection maka computer akan menghitung nilai a dan c berdasarkan hasil metode bisection dan akhirnya dipilih nilai a dan c yang sama atau hampir sama untuk indek Miller yang berbeda. Hasil perhitungan parameter kisi a dan c untuk elemen cobalt adalah a = 2.5032 Ȧ dan c adalah 4.0602 Ȧ dan hasil perhitungan ini sesuai dengan yang diharapkan.Item Prediksi Kedalaman Akuifer Bebas Rata-Rata Studi Kasus Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru(2015-10-26) Juandi; Rofeah; DefriantoPenelitian tentang prediksi hydraulic head akuifer bebas rata-rata kecamatan Rumbai kota Pekanbaru telah dilakukan dengan menggunakan metode beda hingga. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi akuifer bebas tahun 2016 sampai dengan 2019 di kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru menggunakan program komputer aplikasi MATLAB versi 7.0. Hasil penelitian dapat di informasikan bahwa kondisi akuifer bebas di kecamatan Rumbai adalah sebagai berikut: Prediksi kondisi akuifer bebas di kecamatan Rumbai tahun 2019 relatif lebih baik dibandingkan tahun 2016 hal ini disebabkan karena aktivitas pengembangan lahan yang berkurang.