Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Eliwarti"

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROPINSI KEPULAUAN RIAU
    (2014-02-26) Yustina; Gimin; Abdullah; Roza, Yenita; Fakhrudi; Auzar; Eliwarti; Ibrahim, Bedriati; Kamarudin
    Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, akan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan masih belum terjadi peningkatan yang berarti. Ditinjau dari perolehan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Dari dunia usaha muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, di kalangan Perguruan Tinggi merasa bekal lulusan SMA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan. Fakta tersebut menunjukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Solusi atas permasalahan rendahnya mutu pendidikan tersebut perlu dicari bersama. Semua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan dan terobosan apa yang harus dijalankan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peran Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) sangat menentukan terhadap kualitas pendidikan, karena LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga guru. Tujuan program penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009 - 2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian didapati kendala pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan keahliannya, kurangnya sarana dan prasarana (laboratorium IPA, buku teks, listrik, IT), rendahnya keterampilan pengembangan pendidikan oleh pendidik dan rendahnya kualifikasi akademik Kepala Tenaga Kependidikan, beban mengajar guru yang terlalu banyak, geografis wilayah dan kondisi alam, serta budaya ketidakpedulian orang tua dalam pengawasan peserta didik. Kelemahannya adalah kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan tidak sesuai dengan jumlah, keahlian dan tugas yang diembannya. Kurangnya kemampuan dan keterampilan pendidik dalam mempersiapkan, pelaksanaan, penilaian, dan merefleksi pembelajaran. Manajemen Kepala Sekolah kurang dalam supervisi, koordinasi intern (pendidik dan tenaga kependidikan) dan dengan komite sekolah. Solusi yang diajukan adalah tingkatkan kualifikasi, profesional dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan serta keterampilan pendidik dalam pengembangan program pendidikan untuk siswa, lengkapi sarana dan prasarana sekolah. Tingkatkan peran dan profesional supervisi Kepala Sekolah. Implementasikan kerjasama guru dalam kegiatan (pelatihan, guru tutor, lesson study, penelitian bersama) dalam wadah MGMP, K3S dan komite sekolah untuk pemanfaatan silang (antar sekolah) pendidik sesuai keahliannya, selanjutnya model alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan kerjasama time work pendidik dalam wadah MGMP difasilitasi K3S dan mitra pendamping melalui Strategi KONSEP
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau
    (2012-10-29) Yustina; Gimin; Abdullah; Roza, Yenita; Fakhrudi; Auzar; Eliwarti; Ibrahim, Bedriati; Kamarudin
    Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, akan tetapi berbagai indikator mutu pendidikan masih belum terjadi peningkatan yang berarti. Ditinjau dari perolehan Ujian Nasional (UN) di Sekolah Menengah Atas (SMA) masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Dari dunia usaha muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, di kalangan Perguruan Tinggi merasa bekal lulusan SMA belum cukup untuk mengikuti perkuliahan. Fakta tersebut menunjukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Solusi atas permasalahan rendahnya mutu pendidikan tersebut perlu dicari bersama. Semua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan dan terobosan apa yang harus dijalankan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peran Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) sangat menentukan terhadap kualitas pendidikan, karena LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga guru. Tujuan program penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) maupun Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Kabupaten Kepulauan Anambas dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009 - 2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian didapati kendala pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas adalah guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan keahliannya, kurangnya sarana dan prasarana (laboratorium IPA, buku teks, listrik, IT), rendahnya keterampilan pengembangan pendidikan oleh pendidik dan rendahnya kualifikasi akademik Kepala Tenaga Kependidikan, beban mengajar guru yang terlalu banyak, geografis wilayah dan kondisi alam, serta budaya ketidakpedulian orang tua dalam pengawasan peserta didik. Kelemahannya adalah kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan tidak sesuai dengan jumlah, keahlian dan tugas yang diembannya. Kurangnya kemampuan dan keterampilan pendidik dalam mempersiapkan, pelaksanaan, penilaian, dan merefleksi pembelajaran. Manajemen Kepala Sekolah kurang dalam supervisi, koordinasi intern (pendidik dan tenaga kependidikan) dan dengan komite sekolah. Solusi yang diajukan adalah tingkatkan kualifikasi, profesional dan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan serta keterampilan pendidik dalam pengembangan program pendidikan untuk siswa, lengkapi sarana dan prasarana sekolah. Tingkatkan peran dan profesional supervisi Kepala Sekolah. Implementasikan kerjasama guru dalam kegiatan (pelatihan, guru tutor, lesson study, penelitian bersama) dalam wadah MGMP, K3S dan komite sekolah untuk pemanfaatan silang (antar sekolah) pendidik sesuai keahliannya, selanjutnya model alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas dapat dilakukan kerjasama time work pendidik dalam wadah MGMP difasilitasi K3S dan mitra pendamping melalui Strategi KONSEP.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENERAPAN ‘GUIDED WRITING PROCEDURE’ (GWP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CONTENT SUBJECT SOCIOLINGUISTICS
    (2014-06-26) Eliwarti
    This classroom action research aims to testify the effectiveness of Guided Writing Procedure (GWP) to increase students’ ability in comprehending Content Subject Sociolinguistics. The subjects were all students of English Study program taking Sociolinguistics subject on Gasal semester 2008-2009 academic year. Before the treatment was conducted, the subjects were given pre-test and after the treatment, posttest was also held. The procedures carried out consist of two main components: diagnose students’ background knowledge and writing skills as well as the teaching of content materials and writing skill. The results of observation (57,80%) and mean score of test at cycle 1 (63,05) cannot fulfill the minimum criteria applied, 66. The action was continued at cycle 2 by reapplying GWP activities at cycle 1 and giving more motivation and support to be more active in doing GWP activities. In addition, special guidance was also provided outside class. There is an increase of observation and test result at cycle 2. The students’ ability in doing GWP activities becomes 68,25% and the mean score of test is 67,74. The result shows that the criteria applied has been achieved and this means that the GWP strategy is effective to increase students’ ability in comprehending content subject Sociolinguistics.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PEROLEH N 'ENGLISH TENSE' OLEH ORANG YANG BERPENDIDIKAN RENDAH : SEBUAH STUDI KASUS TENTANG SEORANG WANITA INDONESIA
    (2013-02-25) Eliwarti
    Perolehan bahasa kedua atau bahasa asing oleh orang yang berpendidikan rendah terjadi secara alami. Penelitian ini adalah studi kasus tentang perolehan bahasa oleh seorang wanita Indonesia yang berpendidikan rendah. Penelitian ini bersifat pembuktian teori, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor usia terhadap perolehan bahasa Inggris. Walaupun partisipan mempelajari bahasa Inggris secara alami sudah sangat terlambat, yaitu pada usia 28 th, jika dibandingkan dengan teori perolehan bahasa kedua yaitu masa kritisnya adalah masa puber, hipotesa yang diajukan adalah partisipan dapat mencapai level profisiensi yang dibutuhkan yaitu minimal 75 % karena dia mempunyai motivasi dan minat yang sangat tinggi terhadap bahasa Inggris. Penelitian ini difokuskan kepada analisa tenses, khususnya, simple present, simple past, and present future. Emi, adalah seorang wanita yang hanya sempat menduduki bangku SMP, bekerja di Australia mengikuti seorang mahasiswa pasca sarjana, Ratna, yang melanjutkan studinya di Melbourne Australia. Ratna memiliki 3 orang anak. Aktifitas yang dilakukan partisipan setiap hari; mengantarkan anak-anak ke Childcare (play group), pergi berbelanja ke kota, menjaga anak-anak di Childcare 3 kali seminggu selama satu jam membuat dia sering berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini juga membuat motivasi dan minatnya terhadap bahasa Inggris terus meningkat. Pada bulan Mei 2006, partisipan kembali ke Indonesia karena Ratna sudah menyelesaikan studinya. Partisipan tinggal di Australia selama satu seten^h sahun. Data dikumpulkan dengan teknik v^awancara dengan seting alami. Tiga buah pertanyaan disiapkan, yaitu meminta partisipan untuk menceritakan aktifitas sehariharinya selama di Australia, aktifitasnya sekarang di Jambi, dan aktifitas yang ak^i dilakukannya dimasa yang akan datang. Diantara 52 kata kerja yang digunakan, 36 diantarany^ (62 %) adalah dalam bentuk simple present, 6 (11,5 %) dalam bentuk present continues, 5 (9,6 %) dalam bentuk present continues tidak lengkap, 4 (7,7 %) dalam bentuk kombinasi dari simple present dan present continues, dan hanya ada 1 kata kerja (1,9 %) dalam bentuk simple past tense. Tidak adanya respon dalam 2 tenses lainnya, simple past tense dan present future menunjukkan bahwa partisipan tidak mengenal kedua tenses tersebut. Dengan demikian, penelitian ini membuktikmi bahwa apa ymig dikemukakan oleh Bongaerts,dkk dalam Singleton dan Lengyel (eds) (1995:30) yaitu orang dewasa mengalami kesulitan yang besar dalam mencapai level profisiensi bahasa kedua, dan Johnson dan Newport dikutip oleh Towell dan Hawkins (1994:127) bahvra ketidaklengkapwi berkembang sejalan dengmi usia: semakin tua (terlmnbat) seseorang terlibat dalam bahasa kedua, akan semakin tidak lengkap grammar bahasa keduanya, adalah benar.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback