Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Hambali, Hambali"

Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    CLASSROOM AS A MEDIUM TO DEVELOP CHARACTER VALUES
    (Faculty of Education & Graduade School Yogyakarta State University, 2015-08-25) Hambali, Hambali
    This study was conducted to evaluate the effectiveness of teachers’ classroom instructional process in disseminating good values for students. The values were evaluated in the development of religious characters, nationalist characters, productive characters and creative characters. The evaluation was done by observing visible changes of behaviours and how students have accepted the values. The survey method was used in this study to analyse the level of students’ acceptance towards the implementation of Nation Character Education in the classroom and teachers’ perspective on how students practise the nation character based on students’ behaviours. Simple random technique was used to determine the school samples from the whole population of 36 secondary schools in Pekanbaru, Riau Indonesia. All items to test the implementation of nation character in the classroom were at the modest/satisfactory and high level. The item which recorded the highest mean score was students’ readiness to adhere rules whether in or outside the school. Findings showed that students are willing to work together as a team and teachers have successfully built students’ productive characters by promoting leadership skills, instructing skills and students have performed well by accomplishing the task given to them. Teachers have used various elements to develop character values among students, and the indication of positive results was shown by students better behaviours. Teachers can play a positive role by stimulating students’ thinking especially by stimulating curiosity among them. Hence, inquiry technique was used by teachers to introduce religious, nationalist, productive and creative characters to their students. Keywords: character education, a chain of moral values, religious characters, nationalist characters, productive characters and creative characters
  • No Thumbnail Available
    Item
    HAK ANAK ATAS PENDIDIKAN, PEMENUHAN HAK DAN SOLUSINYA (Dimulai dari Lingkungan Keluarga dan Aktivitas Sederhana)
    (Paradigma Jurnal Pendidikan Ilmiah Teori dan Penelitian, 2007-07-01) Hambali, Hambali
    The children mean new generation, asset, and owners of state and nation. So, the state develpoment will be strongly determined by the way how to carry out them from now on to built up the new nation and to improve the qualified human resources. Indonesia which has ratified International Human Rights Convention on Children hopes to be able to involve significant influences in developing and caring the children rights on education. These effort should be supported by anyone through doing anything simply and commitment of all institutions such as government, non formal institution, society, and parents.
  • No Thumbnail Available
    Item
    IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER RELIGIUS DI PANTI ASUHAN AS- SHOHWAH KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
    (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Pekanbaru, 2015-11-05) Hambali, Hambali; Muhammad, Latifa
    Penelitian ini di latar belakangi fenomena edukasi kehidupan anak asuh yang berbeda di Panti Asuhan As-shohwah yakni, fakir, miskin, yatim, paitu, yatim piatu dan anak terlantar. Perlunya pengelolaan yang intensif dalam mendidik anak asuh, yaitu dengan mengimplementasikan nilai karakter religius yang bertujuan agar kelak anak tersebut mampu tumbuh, kembang dan mandiri di kemasyarakat. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi nilai karakter religius di Panti Asuhan As-shohwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah implementasi nilai karakter religius di Panti Asuhan As-shohwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengasuh (ustadz/ ustadzah) dan anak asuh Panti Asuhan As-sohwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yang berjumlah keseluruhan adalah 39 orang dan sampel berjumlah 38 orang. Instrumen pengumpulan data yaitu angket terdiri dari 29 pertanyaan/ pernyataan untuk pengasuh (ustadz / ustadzah) dan 29 pertanyaan/ pernyataan untuk anak asuh. Wawancara terdiri dari 17 pertanyaan. Data dianalisis dengan cara deskriptif-kualitatif melalui persentase. Berdasarkan perhitungan persentase jawaban responden secara keseluruhan diperoleh jawaban kurang baik sebanyak 49,63% yang terletak pada rank 40% - 55%. Hipotesis yang menyatakan implementasi nilai karakter religius yaitu terlaksana dengan baik di Panti Asuhan As-shohwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah ’ditolak’. Berdasarkan Hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai karakter religius di Panti Asuhan As-shohwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru yaitu kurang baik. Kata Kunci: Implementasi, Nilai Karakter religious, Panti Asuhan
  • No Thumbnail Available
    Item
    Integration of National Character Education and Social Conflict Resolution through Traditional Culture: A Case Study in South Sumatra Indonesia
    (Canadian Center of Science and Education, 2013) Alfitri, Alfitri; Hambali, Hambali
    Local wisdom is related to the community’s ability to understand the surrounding condition and the environment, which then is adapted to the existing situation. Local wisdom contributes to the way of living, knowledge and life strategies in the form of actions done by the local community to respond to various problems and meet their needs in life. Each community has its own outlook about a conflict that it is facing. The outlook is very dependent on the general conceptual framework, or a culture that surround it. Different outlook or perspective which causes differences can lead to a conflict between a community and another, which may trigger the myth of conflict. Every society has its own perspective of conflict, the myth of conflict, which differ from each other. “Tepung Tawar” (Fresh Flour) tradition is still still observed by people in Sumatra in resolving conflicts, marital ceremony, cleaning goods, either by individuals and groups, or between individuals and between groups. “Tepung Tawar” ceremony, called "tepungbedamai", is a specific ritual held to reconcile two parties in dispute, fighting or killing. “Tepung Tawar”, a custom that is still developing and expanding in South Sumatra, is one of the local wisdom that is used as a tool of social control and for conflict resolution in the community. A society can model this cultural wisdom to achieve justice and unity by making sure that all parties reach an agreement and be willing to retain their anger and avoid a conflict.
  • No Thumbnail Available
    Item
    KONSEP PENDIDIKAN NILAI: MORAL DAN BUDI PEKERTI (Pendidikan Nilai dalam Pembentukan Moral dan Akhlak Bangsa)
    (Jurnal PPKN dan Hukum, 2007-04-03) Hambali, Hambali
    Perubahan nilai- nilai sosial yang terjadi di masyarakat adalah suatu keniscayaan sebagai akibat dan konsekuensi dari komunikasi-komunikasi global. Dinamika dan kecenderungan perubahan atau perkembangan prilaku sosial khususnya budi pekerti bangsa lebih mengarah pada kondisi negatif, dan sementara perkembangan kearah positif porsinya kecil, “Pendidikan budi pekerti itu sendiri lebih merupakan suatu sistem nilai yang menjadi pedoman prilaku peserta didik (siswa) di mana saja berada. Maka pelaksanaannyapun tidak akan berdiri sendiri dan berproses dalam satu institusi besar, yang oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan sebagai “Tri Pusat” Pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat” (Fajar, Malik., 2002: 8). Budi pekerti, nilai, norma dan moral dalam istilah lain dinamakan juga akhlak. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, dan moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran (BP-7, 1993: 25). Bangsa atau Negara yang “besar” adalah Negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) atau generasi yang berkualitas, yakni SDM yang menguasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan Iman dan Taqwa (Imtaq), yaitu Bangsa yang memiliki budi pekerti yang luhur. Pembelajaran nilai, dapat dilakukan orang tua kepada anak melalui cerita atau mendongeng ketika anak-anak akan tidur. Materi/topik dongeng yang memaparkan tentang keteladanan seseorang tokoh dalam dongeng, atau materi tentang kepahlawanan seorang tokoh, dan topik dalam cerita “Dunia Binatang” yaknik seperti misalnya “Simba” Singa Putih yang baik-hati, dan “Hanoman” Si Kera Putih yang bijak dan bersahabat. Demikian juga dongeng/cerita lokal yang dapat di sampaikan kepada anak-anak. Metode seperti itu dinamakan juga n.Ach (need Achiavement Method) atau metode “virus” berprestasi.
  • No Thumbnail Available
    Item
    MEMBENTUK KARAKTER BANGSA MELALUI BUDAYA SEKOLAH (PENERAPAN, ISU, TANTANGAN)
    (MEDIA SOSIOLOGI JURNAL SOSIOLOGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA, 2011-08-01) Hambali, Hambali; Ahmad, Abdul Razaq
    Karakter bangsa saat ini tidak lagi menjadi masalah nasional, namun telah menjadi masalah dan isu global. Aspek nilai-nilai pendidikan Karakter Bangsa yang dalam hal ini merangkum 18 nilai-nilai indikator, perincian yang dirumuskan/ditetapkan menjadi 3 komponen utama yaitu; 1)Keagamaan dan nilai-nilai murni, 2)Motivasi dan keilmuan dan Kemahiran berpikir, dan 3)Kemasyarakatan, Patriotisme dan nasionalisme. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainy menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar dan di berbagai kesempatan. Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah. Pembentuka karakter pelajar juga dapat merujuk kepada cara hidup sekolah yang berbasis Agama, berdasarkan norma-norma, nilai-nilai kepercayaab kepada Islam sebagai satu cara hidup, tujuan sekolah-sekolah. Agama selain pencapaian prestasi akademik, dan memiliki akhlak mulia. Selain itu, penglihatanorang-tua/wali murid harus mendapatkan perhatian, sebab benteng pertama pembentukkan kepribadian anak ialah keluarga
  • No Thumbnail Available
    Item
    MORALITAS: PERSPEKTIF KONSEP, TEORITIS DAN FILOSOFIS
    (Jurnal PPKN dan Hukum, 2013-04-01) Hambali, Hambali
    Pendidikan karakter bangsa merupakan inisiatif yang bertujuan membentuk suasana kepekaan secara serius dengan lingkungan sosial dan masyarakat agar seseorang menjadi Lickona (1996), Ryan & Bohlin (1999) bahwa gerkan pendidikan karakter menekankan aspek kognitif, afektif dan tingkah laku yang sejalan dengan landasan nilai dan agama bagi mewujudkan amalan dan prilaku yang baik
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Dl SEKOLAH
    (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Indonesia, Fakulti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia Bangi Malaysia, 2017-01) Hambali, Hambali
    Patriotisme merupakan satu konsep yang amat penting kepada kelestarian kemerdekaan dan kemajuan negara. Membicarakan patriotisme dalam satu buku yang menggabungkan perspektif dua negera demokrasi adalah inisiatif yang diusahakan untuk membolehkan pembaca menghayati elemen patriotisme dalam kerangka yang lebih meluas
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MEMBANGUN BANGSA DAN WATAK BANGSA (NATION & CHARACTER BUILDING)
    (Jurnal PPKN dan Hukum Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 2006-04-01) Hambali, Hambali
    Bertolak dari berbagai persoalan yang melanda bangsa dan negara, krisis multidimensional yang berimbas pada krisis sikap moral, prilaku, serta karakter dan kepribadian manusia Indonesia. Di samping berbagai persoalan bangsa dan negara, seperti konflik horizontal antar komunitas dalam masyarakat, konflik vertikal antar daerah dengan pusat (gerakan sparatis daerah), bahkan sampai pada konflik/sentiment batas wilayah dengan negara tetangga, serta ancaman idiologi-isme dan intervensi negara lain terhadap kedaulatan NKRI. Semua persoalan di atas penyelesaiannya menjadi tanggung jawab pemerintah dan warganegaranya. Dengan demikian Pembelajaran PKn menjadi semakin strategis dan penting untuk membentuk kepribadian yang berwawasan NKRI. Dalam upaya membangun bangsa dan negara yang berkepribadian, memiliki watak kebangsaan serta memiliki kecintaan terhadap tanah air, disinilah peran strategis pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang harus dilakukan secara tri-pusat (yakni; pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat) menjadi semakin penting dan mendesak.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PUBLIC PERCEPTION OF THE VALUE OF LOCAL WISDOM OF THE TRADITION OF THE VILLAGE THE LEFT KAMPAR
    (Jurnal PPKN dan Hukum, 2019-04-01) Wahyuni, Sri; Hambali, Hambali; Arianto, Jumili
    This research aims to determine the implementation of the local customs prohibitions in the village of rice fields Kampar left and for know how the public’s perception of the value of local wisdom of the tradition of the village the left Kampar. Respondents in this study were 50 people using purposive sampling techniques. The data collection techniques that are done are observation, polls, and interviews. This from of research is a qualitative descriptive. The method of study used is the mix method. thismet hod is done by collecting data and analysis of qualitative data at a later stage to reinforce the research results. Based on the results of the research conducted on the public perception of local wisdom in the village of rice field prohibition in the left Kampar district, it can be concluded that the overall data on public perception about local wisdom under the prohibition of many states that the tradition of a ban is very good prohibition of 86,14%. Based on the results of the research and analysis of data, the researchers give recommendations to the community of rice fields should be more concerned about the tradition of a prohibition in kampar, especially in the village of rice field Kampar left district.
  • No Thumbnail Available
    Item
    RAJA HAJI FISABILILLAH MEMERINTAH TAHUN 1729 – 1746
    (Seminar International Kurikulum Pendidikan Sejarah di Sekolah dalam Perspektif Indonesia dan Malaysia Ke-1, 2017-03-21) Daikana Kemalawati, Arba’yah; Hambali, Hambali
    Kekuasaan Kompeni Belanda di Melaka sejak tahun 1641 telah semakin kuat dan telah mampu menguasai perairan, pelayaran dan perdagangan di Selat Melaka, yang sejak masa kejayaan Nasional (400-1600) telah berperan sebagai jalur lintas orang, jalur lintas barang dan perdagangan, jalur lintas kebudayaan dan agama. Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV, yang sejak usia muda telah dipersiapkan untuk mengenal peta politik masa itu mengadakan pengawasan yang tajam terhadap sepak terjang politik Belanda di Melaka. Ia pun telah sejak lama mempersiapkan diri dan daerah Kerajaan Riau dengan sebaik-baiknya guna menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, yang sewaktu-waktu dapat mengancam wilayah Kerajaan Riau.Raja Haji adalah putera Daeng Celak Yang Dipertuan Muda Riau II (Perdana Menteri) yang menjabat pada periode 1729-1746 ia dilahirkan sekitar tahun 1727 di Kota Lama, Hulu Riau. Ia dibesarkan dalam lingkungan sosial yang berpegang teguh pada adat istiadat raja-raja Melayu Riau.Di bawah memerintahan YDM Raja Haji dan Sultan Mahmud Syah (III), pelabuhan Riau terbuka bagi tiap-tiap bangsa, bandar-bandar Riau menerima tiap-tiap pedagang yang datang dari mana saja. Tidak heran dimasa pemerintahan ini, kerajaan Riau tumbuh dan berkembang dengan pesat.Selama Raja Haji memangku jabatan Yang Dipertuan Muda Riau, ia telah berhasil membawa kemakmuran bagi negeri Riau, dan rakyat secara merata serta mempertahankan marwah dan martabat bangsa yang pantang menyerah kepada pihak penjajah Belanda. Raja Haji gugur dalam pertempuran di Teluk Ketapang sebagai seorang pahlawan bangsa
  • No Thumbnail Available
    Item
    REORIENTASI DAN EKSISTENSI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
    (Jurnal PPKN dan Hukum Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 2007-10-01) Hambali, Hambali
    Orientasi dan pemahaman mengenai hakikat dan dasar berdirinya Negara sangat penting dipahami komponen bangsa agar sadar akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam beberapa perkuliahan pada matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan Pokok bahasan Wawasan Nusantara sebagian besar mahasiswa belum memahami secara mantap tentang konsepsi NKRI. Padahal kecintaan sesuatu bangsa terhadap tanah airnya adalah sudah menjadi kewajiban mutlak dari pada bangsa itu. Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Pasal 18 ayat (1) NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi... dst. Pasal 25A: NKRI adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 37 ayat (5) UUD 1945: Khusus tentang bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan.
  • No Thumbnail Available
    Item
    STUDI NILAI SOSIAL BUDAYA PADA MASYARAKAT MELAYU PELALAWAN
    (JURNAL PERENCANAAN SOSIAL, 2018-04-01) Hambali, Hambali; Ras, Fakri
    This study aims to obtain explanations of the existence of the valuc of Social Culture on Malay Customary People Pelalawan Riau Province, where the social valuc has an important meaning in order to make the MclayuPclalawan conmnunity has identity and dignity.According to historical records, in the past MelayuPelalawan pcople had animism-dinamism beliefs, then in the VII/VIfl century AD or the finst century of the Hijri ycar, MclayuPclalawan's have become acquainted with Islam brought by Muslim traders from the Middle East.So thc culture that is the guidance, orientation and control of behavior and all the actions of the Malays.Because of acculturation and the process time to produce a new civilization.Pelalawan district government has been instrumental in perpetuating cultural values, but in realizing the programs and cfforts to preserve the development of socio-cultural values arc always faced with the supporting and inhibiting factors.This rescarch is carricd out with qualitative approach, according to Bogdan (1992) *qualitative approach is social, cultural and philosophy research procedure which producc dcscriptivc data in the form of words or notes related to meaning, value and understanding".Sources of data and iformation collected through interviews and literature on the study of socio-cultural values in Pclalawan socicty of Riau Province are;1) Indigenous leaders, community Teaders, cultural, and community:2) LKAM of Pelalawan Regency, and3)The literature available.The Tesult of the study is that in Pclalawan Mclayu socicty there is a set of socio-cultural values that have been rooted and aligned in the life of the society, socio-cultural values of socety such as language, tnbal, mysticism, marriage, literature, poem, and arts.These superior cultural valucs are instrumental in the development.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback