Browsing by Author "Linda, Tetty Marta"
Now showing 1 - 20 of 24
Results Per Page
Sort Options
Item Antifungal Spectra of Activity of Actinomycetes Strains Against Rhizoctonia solani(2017-08-07) Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Sinaga, JuniBiological control offers an enviromentally friendly alternative to the use of antifungal for controlling damping off diseases. A collection of about 24 actinomycetes strains from peat soil Siak-Riau was screened for the ability to produce metabolites that inhibit R. solani growth in vitro. Seven isolate showed strong in invitro antagonistic against R. solani in agar disc and well-difussion methods by producing extra cellular antifungal metabolites.Item Cellulolytic Bacterial Consortium Accelerate Rice Straw Decomposition(wahyu sari yeni, 2018-08-23) Linda, Tetty Marta; Surif, Salmijah; Mutalib, Sahilah AbdRice is the staple food in Malaysia, Indonesia, Thailand, India and many other Asian countries and in Malaysia, nearly 0.6 billion ha of land is being used for growing rice (Malaysian Agricultural Research and Development Institute 2008). Rice cultivation produces large quantities of straw waste, ranging from about 2 to 9 tons/ha globally. In many countries including Malaysia, rice straw is generally burnt directly on the fields causing greenhouse emissions (Badrinath et al. 2006) and can exacerbate global warming problems. Rice straw consists mainly of cellulose and hemicelluloses encrusted in lignin, and contain only small amounts of protein. The higher content of these cellulosic materials in the rice straw compared to other protein-rich grains such as wheat and barley make rice straw more resistant to microbial decomposition (Parr et al. 1992). Decomposed rice straw is a rich source of organic material that can be utilized by the plants; particularly when the C:N ratio is enriched by the activities of the soil bacteria, thus increasing the supply of nutrients and maintaining soil fertility. This paper describes the decomposition of rice straw using cellulolytic bacterial consortium (CBC) which has been isolated from a rice growing area in Tanjung Karang SelangorItem Eksplorasi Dan Uji Daya Hambat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Cagar Alam Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau Terhadap Bakteri(wahyu sari yeni, 2017-09-13) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, AtriaPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat aktinomisetes asal tanah gambut Cagar Alam Giam-Siak Kecil Bukit Batu Riau yang memiliki kemampuan daya hambat terhadap bakteri. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium Mikrobiologi Jurusan FMIPA Universitas Riau mulai bulan Juli-Desember 2009. Lokasi pengambilan sampel terdiri atas empat lokasi yaitu : Lokasi 1 (Perkebunan Sawit dan Karet), Lokasi 2 (Hutan Tanaman Industri), Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) dan Lokasi 4 (Zona Inti). Penghitungan total mikroba dilakukan pada medium PCA (Plate Count Agar). Hasil penghitungan total mikroba diperoleh jumlah tertinggi pada lokasi 4 (zona inti) sebanyak 143 x 103 CFU /gram sampel tanah gambut dan terendah pada Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) sebanyak 39 x 103 CFU /gram sampel tanah gambut. Hasil isolasi aktinomisetes diperoleh total 22 isolat aktinomisetes, 2 isolat dari Lokasi 1 (Perkebunan Sawit dan Karet), 2 isolat dari Lokasi 2 (Hutan Tanaman Industri), 13 isolat dari Lokasi 3 (Hutan Paska Kebakaran) dan 5 isolat dari Lokasi 4 (Zona Inti). Warna koloni yang berhasil diisolasi dikelompokkan putih, krem, coklat, putih kecoklatan coklat kekuningan, dan kehijau-hijauan, permukaan bertepung, hampir keseluruhan berbentuk bulat, semua berkonsistensi lengket dan mengeluarkan bau serasah/ bau tanah. Isolasi dilakukan dengan menggunakan medium SCA (Starch Casein Agar). Pengujian kemampuan daya hambat terhadap bakteri uji (E.coli) diperoleh satu isolat (L3.9) memperlihatkan zona bening. Zona hambat yang terbentuk berdiameter 13,7 mm. Pengujian daya hambat terhadap bakteri dilakukan pada medium NA (Natrium Agar)Item Eksplorasi Dan Uji Daya Hambat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Cagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau Terhadap Bakteri Dan Jamur(wahyu sari yeni, 2018-08-23) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Fahrizawati, FahrizawatiCagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit (Cagar Biosfir GSK-BB) merupakan hutan gambut dataran rendah. Tanah gambut ini merupakan habitat utama mikroba tersterial salah satunya aktinomisetes. Aktinomisetes memiliki kemampuan menghasilkan berbagai metabolit sekunder. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi aktinomisetes asal tanah gambut Cagar Biosfir GSK-BB dan melakukan uji daya hambat aktinomisetes terhadap bakteri dan jamur. Sebanyak 33 isolat aktinomisetes yang diisolasi dari sampel tanah gambut menggunakan metode pour plate dalam medium Strach Casein Agar, 2 isolat (GSK.5.7 dan GSK.5.10) mampu menghambat S. pyogenes dan 1 isolat (GSK.4.9) mampu menghambat E. Coli, 2 Isolat (GSK.4.3 dan GSK.4.5) mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum, dan 11 isolat (GSK.1.1, GSK.4.1, GSK.4.4, GSK.4.6, GSK.4.7, GSK.4.8, GSK.4.10, GSK.4.12, GSK.5.5, GSK.5.6, dan GSK.5.9) mampu menghambat pertumbuhan Ganoderma sp. BTA1.Item Eksplorasi Dan Uji Daya Hambat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Cagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau Terhadap Bakteri Dan Jamur(2017-09-11) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; FahrizawatiCagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit (Cagar Biosfir GSK-BB) merupakan hutan gambut dataran rendah. Tanah gambut ini merupakan habitat utama mikroba tersterial salah satunya aktinomisetes. Aktinomisetes memiliki kemampuan menghasilkan berbagai metabolit sekunder. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi aktinomisetes asal tanah gambut Cagar Biosfir GSK-BB dan melakukan uji daya hambat aktinomisetes terhadap bakteri dan jamur. Sebanyak 33 isolat aktinomisetes yang diisolasi dari sampel tanah gambut menggunakan metode pour plate dalam medium Strach Casein Agar, 2 isolat (GSK.5.7 dan GSK.5.10) mampu menghambat S. pyogenes dan 1 isolat (GSK.4.9) mampu menghambat E. Coli, 2 Isolat (GSK.4.3 dan GSK.4.5) mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum, dan 11 isolat (GSK.1.1, GSK.4.1, GSK.4.4, GSK.4.6, GSK.4.7, GSK.4.8, GSK.4.10, GSK.4.12, GSK.5.5, GSK.5.6, dan GSK.5.9) mampu menghambat pertumbuhan Ganoderma sp. BTA1.Item Eksplorasi Dan Uji Daya Hambat Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Cagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit Batu,Riau Terhadap Jamur(2018-08-23) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Fahrizawati, FahrizawatiTanah merupakan habitat utama mikroba teresterial sekaligus sumber utama mikroba yang banyak digunakan dalam industri. Tiap-tiap tanah karena perbedaan sifat fisikokimianya menyebabkan pada masing-masing tempat memiliki kekhasan mikroba yang berbeda-beda. Crueger dan Crueger (1984), menjelaskan bahwa kelimpahan mikroba di dalam tanah bervariasi diantaranya genus Arthrobacter jumlah kelimpahan 5-60%, Bacillus 7-67%, Pseudomonas 3-15%, Agrobacterium 1-20%, Alcaligenes 2-12%, Flavobacterium 2-10% dan Actinomycetes 10-33%. Menurut Madigan, Martinko dan Parker (1994), aktinomisetes merupakan kelompok bakteri yang berbentuk filamen, Gram Positif dan membentuk cabang-cabang filamen (miselium) serta dapat hidup pada lingkungan yang beragam dan ekstrim. Aktinomisetes memiliki warna yang buram atau opak, tidak mengkilap, permukaan bertepung serta melekat kuat pada agar. Permukaan yang bertepung merupakan kumpulan hifa yang terdiri dari spora. Morfologi ini hanya terlihat pada aktinomisetes dewasa sedangkan pada koloni yang masih muda hanya terdiri dari hifa. Aktinomisetes dapat merubah warna medium karena memiliki warna yang mudah larut dalam air dan akan berdifusi ke dalam medium.Oskay, Tamer dan Azeri (2004) menjelaskan aktinomisetes mampu menghasilkan berbagai metabolit sekunder yang berbeda-beda seperti antibiotik, herbisida, pestisida, anti parasit dan enzim-enzim seperrti sellulosa dan xilanase. Dalam studi ini, sampel tanah akan dikoleksi dari berbagai habitat berbeda pada kawasan Cagar Biosfir Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau untuk dikaji keragaman aktinomisetesnya. Aktinomisetes yang diisolasi akan diuji daya hambatnya terhadap jamur.Item EVALUATION OF CONSORTIUM CELLULOLYTIC MICROBES IN DEGRADATION OF RICE STRAW TO IMPROVE PLANT GROWTH(2018-08-24) Linda, Tetty Marta; Mutalib, Sahilah Abd; Omar, Othman; Surif, SalmijahA consortium of cellulolytic microbes (CCM) isolated from paddy fields were developed to degrade rice straw in the field. Under green house conditions, paddy plants grown in soil incorporated with the consortium cellulolytic microbes and straw for eight weeks showed significant (P ≤ 0.05) increases in total dry weight, biomass, stem length and seed weight compared to controls, suggesting the CCM to be effective in degrading the paddy straw and improving paddy growth. Laboratory phytotoxicity study showed a germination index of 116.7% indicating the CCM to be harmless to plants and suggesting it to be phytonutrient-phytostimulantItem INOKULASI JAMUR ISOLAT LOKAL RIAU PADA SUBSTRAT SERBUK GERGAJI DAN AMPAS TEBU TERHADAP PERTUMBUHAN MISELIUM JAMUR TIRAM(wahyu sari yeni, 2019-07-15) Sakinah, Sakinah; Martina, Atria; Linda, Tetty MartaThe growth of oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) requires a lignocellulose-containing substrate such as sawdust and baggase. The purpose of this study was to analyze the optimal formulation of a combination of sawdust and bagasse with which inoculated on the growth of oyster mushrooms mycellium the addition of local isolates Aspergillus fumigatus TT and Aspergillus sp II. The experiments were arranged in factorial complete randomized design with factor of substrate and isolate. The results showed mycelium growth was effected by the substrate. The highest growth rate of P. ostreatus mycelium was found in 30% sawdust + 70% bagasse with Aspergillus fumigatus TT (1.24 cm/day), 30% sawdust + 70% bagasse with A. fumigatus TT + Aspergillus sp II (1.38 cm/day) and 100% bagasse with A. fumigatus TT (1.39 cm/day). Combination of bagasse without of isolate in substrat result in a longer of primordium inititionItem ISOLASI BAKTERI ENDOFIT DARI BRUGUIERA sp. SEBAGAI SUMBER SENYAWA ANTIBAKTERI(wahyu sari yeni, 2019-04-23) Friska, Amelia; Haryani, Yuli; Linda, Tetty MartaThe aim of this study was to isolate bacterial endophytes derived from Bruguiera sp. A total of 47 isolates of endophytic bacteria were isolated from the roots of Bruguiera sp. It was found that 14 isolates were active in inhibiting the growth of Vibrio alginolyticus, 4 isolates were active to inhibit the growth of Escherichia coli, while no isolate gave any inhibition zone for Staphylococcus aureus.Item Isolasi Dan Aktivitas Antimikroba Aktinomisetes Asal Tanah Rizosfer Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau(wahyu sari yeni, 2018-08-23) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Haloho, LindasariThe aims of study are to isolate actinomycetes from rhizosphere soil, to determine the ability of actinomycetes to inhibit the growth of bacteria (Streptococcus pyogenes and Escherichia coli) and fungi (Fusarium oxysporum and Ganoderma BTA1). A total of 15 actinomycetes strains were recovered from rhizosphere soil samples using pour plate method with Starch Casein Agar (SCA). The results showed that 7 isolates (TBR1, TBR2, TBR3, MHGI1, MHG3, MHG4, FPR4) were active againts all microbial targets, 1 isolate (MHG2) was active againts S. pyogenes, F. oxysporum, and Ganoderma sp BTA1, 2 isolates (MHG5, FPR3) were active againts S. pyogenes, E. coli and F. oxysporum, and Ganoderma sp BTA1, 1 isolates (FPR1) was active againts S. pyogenes, E. coli and F. oxysporum, 1 isolate (FPR5) was only active againts Ganoderma sp BTA1, 2 isolates (TBR4, FPR2) were only active againts E. coli, and isolates (AKA1) was not active againts all microbial targets.Item Isolasi Dan Aktivitas Antimikroba Aktinomisetes Asal Tanah Rizosfer Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu Riau(2017-10-11) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Martina, AtriaThe aims of study are to isolate actinomycetes from rhizosphere soil, to determine the ability of actinomycetes to inhibit the growth of bacteria (Streptococcus pyogenes and Escherichia coli) and fungi (Fusarium oxysporum and Ganoderma BTA1). A total of 15 actinomycetes strains were recovered from rhizosphere soil samples using pour plate method with Starch Casein Agar (SCA). The results showed that 7 isolates (TBR1, TBR2, TBR3, MHGI1, MHG3, MHG4, FPR4) were active againts all microbial targets, 1 isolate (MHG2) was active againts S. pyogenes, F. oxysporum, and Ganoderma sp BTA1, 2 isolates (MHG5, FPR3) were active againts S. pyogenes, E. coli and F. oxysporum, and Ganoderma sp BTA1, 1 isolates (FPR1) was active againts S. pyogenes, E. coli and F. oxysporum, 1 isolate (FPR5) was only active againts Ganoderma sp BTA1, 2 isolates (TBR4, FPR2) were only active againts E. coli, and isolates (AKA1) was not active againts all microbial targets.Item Isolasi Dan Seleksi Bakteri Termotoleran Penghasil Xilanase Dari Kompos(wahyu sari yeni, 2018-08-23) Roza, Rodesia Mustika; Linda, Tetty Marta; Sihombing, IkaPenelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan mengkarakterisasi bakteri termotoleran penghasil xilanase dari kompos. Isolasi dan seleksi bakteri penghasil enzim xilanase dilakukan dengan menggunakan medium yang mengandung xilan 0,5 % diinkubasi selama 72 jam pada suhu 50oC. Bakteri yang mampu menghasilkan xilanase akan membentuk zona bening. Diperoleh sembilan isolat bakteri yang mampu menghasilkan xilanase. Aktivitas xilanase dihitung berdasarkan rasio zona bening per diameter koloni (Z/K). Berdasarkan rasio ini aktivitas xilanase yang paling tinggi diperoleh dari isolat KX7 dengan rasio Z/K 3,17. Isolat ini termasuk Gram positif, berbentuk batang, mampu membentuk spora, bereaksi positif terhadap uji katalase, uji oksidase, uji VP, uiji reduksi nitrat, uji karbohidrat (glukosa dan galaktosa).Item OPTIMALISASI BAKTERI UREOLITIK SP 48 DALAM MENGHASILKAN KALSIT PADA VARIASI pH DAN JUMLAH INOKULUM(wahyu sari yeni, 2019-08-15) Rahmadhani, Mutiara; Linda, Tetty MartaConcrete that used in construction is often subject to crack. One of the efforts to prevent concrete cracks is by using ureolytic bacteria. Ureolytic bacteria are bacteria that can produce urease enzymes, can precipitate CaCO3 and have potency as self-healing concrete. The purpose of this research was to optimize ureolytic bacteria SP 48 at variations of pH 8, 9, 10 and variations in the number of 106cfu/ml, 107cfu/ml, 108cfu/ml inoculum in precipitating CaCO3 using 7 days NB-U/Ca medium with a temperature of 30oC speed 130 rpm. The results obtained that pH 8 and 9 were not significantly different from the amount of CaCO3 produced by SP 48 with the number of precipitates of 137 mg and 123 mg respectively. The results of the variation of the number of inoculums showed that the number of inoculums 106cfu/ml, 107cfu/ml, 108cfu/ml did not significantly affect the amount of CaCO3 produced by SP 48 isolates.Item Pemanfaatan Aktinomisetes Asal Tanah Gambut Riau Sebagai Penegendali Hayati Jamur Rhizoctonia Solani(wahyu sari yeni, 2017-09-13) Linda, Tetty Marta; Martina, Atria; Emas, Gulat MedaliAktinomisetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur yang umumnya terdapat pada tanah. Aktinomisetes sangat berpotensi menghasilkan senyawa bioaktif yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit tanaman. Penyakit tanaman yang banyak merugikan adalah penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani. R. solani merupakan jamur patogen yang menyerang tanaman pisang muda, teh, kopi, kacang tanah, tomat, padi, sawi dan cabai. Hasil seleksi isolat aktinomisetes endogenus dari tanah gambut Riau terhadap R. solani dengan metode agar disk diperoleh 7 isolat yang memiliki aktivitas daya hambat. Isolat yang menghasilkan daya hambat adalah L18 (3,2 cm), MH23 (2,2 cm), L12 (2,1 cm), L15 (2,1 cm), L313 (1,0 cm), SM11 ( 2,1 cm), dan SM12 (1,9 cm). Uji aktivitas isolat aktinomisetes terpilih dalam medium fermentasi hanya 5 isolat yang memiliki aktivitas yaitu L18 (4,5cm), MH23 ( 3,1 cm). Masa inkubasi masing-masing isolat aktinomisetes dalam memproduksi senyawa bioaktif berbeda-berbeda. Isolat L18, L12 dan L313 optimal pada waktu inkubasi 10 hari, isolat SM11 dan MH23 masing-masing pada hari ke 7 dan 9 dalam medium Casein Gliserol Agar. Hasil karakterisasi isolat aktinomisetes L12 filamennya membentuk rantai spora. Umumnya isolat aktinomisetes terseleksi memiliki kemampuan menghasilkan enzim protease dan amilase. Uji fermentasi senyawa karbon inkubasi selama 5 hari bereaksi negatif. Isolat aktinimisetes yang berpotensi menghasikan senyawa bioaktif dapat digunakan untuk mengatasi penyakit rebah semai (damping-off) yang disebabkan oleh R. solani pada tanaman sawi dan cabe. Dengan demikian dimasa yang akan datang aktinomisetes yang mengandung senyawa bioaktif diharapkan dapat menjadi alternatif penggani fungisida untuk menangani tanaman sawi dan cabe yang diserang oleh jamur patogen R. solani. Sehingga diperoleh produk pertanian sawi dan cabe yang organik.Item - Pengembangan Biofertilizer Dan Biokontrol Dari Konsortium Mikroba Untuk Mendukung Budidaya Tanaman Cabe Ramah Lingkungan(2017-10-13) Linda, Tetty Marta; Lestari, WahyuPenelitian ini akan mengembangkan mikroba (bakteri dan aktinomisetes) indigenus asal tanah gambut hasil koleksi dari penelitian sebelumnya sebagai suatu konsortium untuk dikembangkan sebagai biofertilizer dan dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur untuk budidaya tanaman cabe. Persiapan mikroba sebagai konsortium agen biofertilizer dipilih yang memiliki kemampuan: penghasil senyawa pertumbuhan didasarkan pada produksi asam indol aset (IAA), yaitu hormon yang dapat mendorong pertumbuhan tanaman dan mikroba pelarut fosfat. Selain itu, mikroba memiliki biokontrol karena dapat menghasilkan senyawa anti-jamur. Mikroba tersebut mampu menghambat pertumbuhan R. solani dan S. rolfsii, Fusarium oxysforum dan Coletotricum sp. yang sering menular melalui tanah (soil borne) digunakan sebagai penentuan agen biokontrol. Pada penelitian ini diperoleh hasil semua isolat bakteri penghasil fosfat memiliki kemampuan dalam menghasilkan IAA. Selanjutnya, uji perkecambahan (germination index) terhadap bibit cabe tertinggi dihasilkan oleh pengguna isolat tunggal L421 yaitu 22%. Formulasi konsortium mikroba berupa “Pupuk cair” perlu dilakukan pengujian yang dapat dikembangkan sebagai biofertilizer sekaligus dapat mengontrol serangan jamur patogen terhadap tanaman cabe yang dapat menekan ongkos produksi petani produk pupuk cair ini sebagai alternatif fertilizer yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutanItem Pengembangan Biofertilizer Dan Biokontrol Dari Konsortium Mikroba Untuk Mendukung Budidaya Tanaman Cabe Ramah Lingkungan Tahun 2016(2017-10-13) Linda, Tetty Marta; Lestari, WahyuSalah satu kendala serius bagi petani tanaman cabe adalah penyakit yang disebakan oleh jamur diantaranya : Colletothricum capsisci, Phytophtora capsici, Fusarium sp, Pseudomonas yang mengakibatkan penyakit antraknosa, busuk batang/akar dan layu. Umunya petani sering menggunakan pestisida kimia untuk mengatasinya. Tanaman yang terbiasa diberi pestisida kimia akan sangat rentan terhadap serangan penyakit pada periode tanam berikutnya. Selain dari itu pemakaian pestisida bisa merusak kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian ini mengembangkan konsortium mikroba (bakteri dan aktinomisetes) indigenus asal tanah gambut Riau sebagai suatu konsortium untuk dapat dibuat pupuk cair yang bersifat sebagai biofertilizer dan biokontrol terhadap penyakit yang disebabkan oleh jamur untuk budidaya tanaman cabe. Aktinomisetes memiliki kemampuan melarutkan fosfat (L1.2.1, L2.2.3, SM.1.1) sekaligus mempunyai kemampuan antifungal terhadap Rizhoctonia solani, Fusarium sp, Sclerotium sp, dan Colletothricum capsisci sebagai penyebab penyakit pada cabe. Bakteri yang memiliki kemampuan memproduksi asam indole asetat (IAA) (GGO1 dan GGO2) memberi pengaruh pada laju perkecambahan dan panjang akar. Kelima isolat ini di konsortiumkan untuk dikembangkan sebagai pupuk cair “Actibar” (Actinomisetes bakteri Riau) yang bermanfaat sebagai agen biofertilizer dan biokontrol. Pengujian pupuk cair “Actibar” memberi respon pada perkecambahan cabe. Uji aktivitas Actibar dalam berbagai variasi waktu perendaman pada benih cabe, memberi pengaruh pada panjang benih dan berat kering kecambah yang berbeda nyata dengan kontrol dengan perendaman 6 dan 12 jam perendaman. Actibar dapat mempercepat perkecambahan pada media tanam tanah PMK, gambut, dan mineral. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui waktu dan metode aplikasi pemberian Actibar kepada tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabe. Pupuk cair “Actibar” yang diharapkan dapat sebagai alternatif fertilizer yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutanItem POTENSI AKTIBAR PADA VARIASI LAMA PERENDAMAN BENIH (Capsicum annuum L.) SEBAGAI PERKECAMBAHAN, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN(2019-01-31) Ardianti, Rini; Linda, Tetty Marta; Lestari, WahyuAktibar is a consortium consisting of actinomycetes L 1.2.1, L 2.2.3 and SM 1.1.3 and the bacteria GGO1 and GGO2, which have been known for their ability to dissolve phosphate and produce Indole Acetic Acid. The study determine to the effect of immersion with time variation (6,12,18,24 hours) on germination, growth and production of chili plants (Capsicum annuum L.). This study used a Randomized Block Design (RAK) consisting of five treatments and three replications. The results of this study obtained immersion time of 0, 6, 12, 18 and 24 hours in Aktibar had not the initial appearance of sprouts and the percentage of sprouts. The immersion for 18 and 24 hours in Aktibar gave on plant height. The immersion time for 6, 12. 18 and 24 hours in Aktibar effect to the generative phase, number and weight of fruit. Actibar can be developed for fertilizer in the future.Item Potensi Bakteri Pelarut Fosfat Isolat Lokal Terhadap Pertumbuhan Tanaman KEDELAI (glycine max l. Merrill) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)(2018-08-23) Lestari, Wahyu; Martina, Atria; Linda, Tetty MartaIsolasi bakterin pelarut fosfat (P) dari tanah gambut asal Sei. Galuh telah diuji potensinya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah PMK. Hasil isolasi ditemukan 12 isolat, yang memiliki kriteria tinggi dalam melarutka fosfat bedasar Uni Nilai Tengah, ada 3 isolat. Isolat dan campuran ke-3 isolat selanjutnya diuji potensinya dalam penyediaan P pada medium Pikovskaya cair menggunakan RAL dan pada tanah PMK menggunakan RAK Faktorial dengan 2 faktor, yaitu tanah (steril dan tidak steril) serta isolat. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut dengan DMRT taraf 5 %. Isolat tertinggi melarutkan P pada medium pikovskaya cair berturut-turut adalah I1,IC, I2, dan I3. Inokulum juga memiliki kemampuan dalam penyediaan P pada tanah PMK. Hasil menunjukkan ada interaksi antara tanah dan inokulum terhadap penyediaan P tanah yang berpengaruh terhadap % polong bernas, berat kering biji dan serapan P pada tanaman. Inokulum Ic, terbaik dalam penyediaan P tanah. Terdapat korelasi yang sangat erat dan nyata (r= 0,794**) antara kandungan P tersedia tanah dan serapan P.Item Potensi Bakteri Pelarut Fosfat Isolat Lokal Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)(2017-10-13) Lestari, Wahyu; Martina, Atria; Linda, Tetty MartaIsolasi bakterin pelarut fosfat (P) dari tanah gambut asal Sei. Galuh telah diuji potensinya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah PMK. Hasil isolasi ditemukan 12 isolat, yang memiliki kriteria tinggi dalam melarutka fosfat bedasar Uni Nilai Tengah, ada 3 isolat. Isolat dan campuran ke-3 isolat selanjutnya diuji potensinya dalam penyediaan P pada medium Pikovskaya cair menggunakan RAL dan pada tanah PMK menggunakan RAK Faktorial dengan 2 faktor, yaitu tanah (steril dan tidak steril) serta isolat. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut dengan DMRT taraf 5 %. Isolat tertinggi melarutkan P pada medium pikovskaya cair berturut-turut adalah I1,IC, I2, dan I3. Inokulum juga memiliki kemampuan dalam penyediaan P pada tanah PMK. Hasil menunjukkan ada interaksi antara tanah dan inokulum terhadap penyediaan P tanah yang berpengaruh terhadap % polong bernas, berat kering biji dan serapan P pada tanaman. Inokulum Ic, terbaik dalam penyediaan P tanah. Terdapat korelasi yang sangat erat dan nyata (r= 0,794**) antara kandungan P tersedia tanah dan serapan P.Item Potensi Bakteri Pelarut Fosfat Isolat Lokal Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merrill) Pada Tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)(wahyu sari yeni, 2017-09-25) Lestari, Wahyu; Martina, Atria; Linda, Tetty MartaIsolasi bakterin pelarut fosfat (P) dari tanah gambut asal Sei. Galuh telah diuji potensinya terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah PMK. Hasil isolasi ditemukan 12 isolat, yang memiliki kriteria tinggi dalam melarutka fosfat bedasar Uni Nilai Tengah, ada 3 isolat. Isolat dan campuran ke-3 isolat selanjutnya diuji potensinya dalam penyediaan P pada medium Pikovskaya cair menggunakan RAL dan pada tanah PMK menggunakan RAK Faktorial dengan 2 faktor, yaitu tanah (steril dan tidak steril) serta isolat. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut dengan DMRT taraf 5 %. Isolat tertinggi melarutkan P pada medium pikovskaya cair berturut-turut adalah I1,IC, I2, dan I3. Inokulum juga memiliki kemampuan dalam penyediaan P pada tanah PMK. Hasil menunjukkan ada interaksi antara tanah dan inokulum terhadap penyediaan P tanah yang berpengaruh terhadap % polong bernas, berat kering biji dan serapan P pada tanaman. Inokulum Ic, terbaik dalam penyediaan P tanah. Terdapat korelasi yang sangat erat dan nyata (r= 0,794**) antara kandungan P tersedia tanah dan serapan P.