Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Rosnita, Rosnita"

Now showing 1 - 20 of 20
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisis Distribusi Pendapatan Petani Penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (Puap) Dan Distribusi Pendapatan Petani Non Puap Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
    (2017-11-27) Khaswaria, Shorea; Rosnita, Rosnita; Dewi, Novia; Cepriadi
    Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh Program PUAP terhadap perbandingan distribusi pendapatan penerima PUAP dengan distribusi pendapatan Non PUAP di Desa Kualu Nenas. Penelitian telah dilaksanakan dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan, proses penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan terhitung dari bulan November sampai April 2011. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 42 orang. Analisis data yang digunakan analisis Indeks Gini Ratio. Hasil penelitian diketahui ketimpangan pendapatan seluruh responden (petani PUAP dan petani non PUAP) adalah rendah, disebabkan oleh luas lahan yang dimiliki petani nenas tidak begitu besar, yaitu antara 0,5 – 4 ha lahan nenas, selain itu kesempatan untuk memperoleh pekerjaan selain budidaya nenas juga relatif sama proporsinya. Artinya tidak terdapat perbedaan nyata antara distribusi pendapatan penerima PUAP dan distribusi pendapatan Non PUAP. Berdasarkan hasil penelitian ini Program PUAP dianggap tidak membantu para petani untuk mengembangkan usahanya. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dinilai belum tepat untuk merangsang kelembagaan petani di tingkat pedesaan dalam hal ini Gapoktan Tunas Berduri
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisis Kemandirian Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya
    (2017-11-29) Ayusartifani, Dwinta; Rosnita, Rosnita; Yulida, Roza
    This study aims to determine the self-sufficiency of the farmers than seen from (1) it self-sufficiency to take a decision in selecting the kinds of commodities, (2) it self-sufficiency to take the decisions in the fulfillment of the means of production, (3) it self-sufficiency to take decisions in pricing, (4) it self-sufficiency in taking decisions of marketing. The research was conducted using survey method in the district of Kubu Rokan Hilir with a sample of 80 farmers were taken by purposive sampling of the total of swadaya pattern palm farmers that is numbering about 1515. Data were analyzed using Likert scale. The results showed that (1) farmers are already in self-sufficiency to take decisions in selecting the kinds of commodities, (2) farmers had just been self-sufficiency enough to take decisions in the fulfillment of the means of production because it is still supported by farm group, (3) Farmers are not able to make decisions on pricing, they are determined by the employer, (4) Farmers are not able to take decision in marketing, and (5) Averagely the self-sufficiency of swadaya patterns palm farmers are less sufficiency, in spite of good in choosing the type of commodity and quite good in the fulfillment of the means of production but in pricing and marketing decisions are less sufficiency. Farmer’ self-sufficiency to take the decisions in selecting the kinds of commodities categorized as “sufficiency” with a score of 3.4. Farmer’ self-sufficiency to take the decisions in the fulfillment of production facilities categorized as “quite good” with a score of 2.88. Farmer’ self-sufficiency to make decisions of pricing categorized as “quite helpless” with a score of 1.28. Farmer’ self-sufficiency to take decisions in marketing categorized as “quite helpless” with a score of 1.71.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisis Kinerja Kelompok Pemasaran Bersama Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) Di Kabupaten Kuantan Singingi
    (2017-11-14) Wariman, Wariman; Hadi, Syaiful; Rosnita, Rosnita
    The research was conducted in Kuantan Singingi Regency that aims to analyze the marketing chain, the ability of the group and the collective marketing group performance in order to market the processed-rubber materials owned by the local people. The methode of data analysis in analyzing the marketing chain in the group is by calculating the marketing margins, marketing costs, share and marketing efficiency, which were tested by using mean difference test of independent samples and F test. The group capability was analyzed from the ability to plan, organize, implement, develop leadership, control and reporting with Likert’s scale analysis Summated Rating (SLR). Performance analysis of the group in order to market the processed-rubber materials was analyzed by its effectiveness, efficiency and the sustainability of the group’s business. The results have shown that the marketing group adopting the auction system is the most efficient marketing channels. This is indicated in auction system, the cost in marketing the processed-rubber material is smaller hence the farmers are able to earn greater profit. The low rate of marketing cost due to the absence of trancportation costs to the plant by farmers or groups, other than that the group has the role in order to take the policy in determining the selling price, so the prices are no longer controlled unilaterally by the trader. The analysis result upon the group capability in marketing is also contained in the auction system it is shown that the group has been able to run the group functions well. The best group performance is in auction system, as it seen from the increasing level of income and welfare of the group members, increasing the number of members, as well as the group’s business that is also growing.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisiskelembagaan Pendukung Agroindustri Keripik Nenas Didesa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
    (29-11-29) Yuda, Roza; Yusri, Jumatry; Rosnita, Rosnita
    Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kebupaten Kampar memiliki potensi untuk pengembangan komoditi nenas. Sejak tahun 2002 telah dikembangkan usaha agroindustri pengolahan nenas menjadi keripik nenas, Usaha agroindustri tersebut terus berkembang, dengan semakin bertambahnya pengrajin keripik nenas di Desa Kualu Nenas, Untuk mengembangkan usaha agroindustri ini tentu saja memerlukan kelembagaan pendukung yang dapat berperan sebagai lembaga penunjuang pengembangan agroindustri keripik nenas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelembagaan pendukung agroindustri keripik nenas di Desa Kualu Nenas. Adapun metode yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian adalah dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kebupaten Kampar, dimana responden dalam penelitian ini adalah kelompok usaha pengrajin keripfk nenas yang berjumlah 15 pengrajin serta lembaga-lembaga terkait seperti kelompok tani nenas dan koperasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa lcelembagaan pendukung usaha agroindustri keripik nenas, yaitu kelompok tani (7 kelompok tani) nenas sebagai pensuplai bahan baku pembuatan keripik nenas, dan terdapat satu k.elompok usaha pengrajin keripik nenas sebagai sarana berbagi informasi sesama pengrajin. Di Desa Kualu Nenas juga terdapat koperasi dimana petani nenas dan pengrajin tergabung dalam lembaga ini. Namun koperasi yang ada belum mampu membantu anggotanya dalam mengembangkan usaha agroindustri keripik nenas. Kelembagaan lain yang juga mendukung adalah keiembagaan keuangan sebagai sumber permodalaa bagi pengrajin. Sebagian pengrajin telah rnampu mengakses lembaga permodalan untuk pengembangan usaha agroindustri keripik nenas mereka.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Best Practice Pengarusutamaan Gender (Pug) Di Sektor Pertanian
    (2017-11-29) Rosnita, Rosnita
    Peran sektor pertanian sudah tidak diragukan lagi dalam pembangunan. Perempuan sebagai anggota rumahtangga petani merupakan faktor produksi (sumberdaya pertanian) yang akan menentukan keberhasilan pembangunan pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Beberapa kebijakan yang dilakukan kadangkala bias gender, dimana keberadaan perempuan kurang diperhitungkan dalam merumuskan kebijakan dan program terutama yang terkait dengan inovasi teknologi dibidang pertanian. Analisis terhadap beberapa hasil penelitian menggambarkan bahwa curahan waktu perempuan pada kegiatan ekonomi secara retata lebih besar dibanding kegiatan non-ekonomi. Disisi lain peran perempuan dalam mengambil keputusan terhadap kegiatan ekonomi (rumahtangga) lebih dominan. Kaum perempuan telah memberikan kontribusi pendapatan sebesar 36,90 persen
  • No Thumbnail Available
    Item
    Dampak Kemandirian Penyuluh Terhadap Keberdayaan Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Propinsi Riau
    (2017-11-29) Rosnita, Rosnita; Yulida, Roza; Dewi, Novia; Arifudin, Arifudin; Andriani, Yulia
    Kegitan penyuluhan pertanian kepada petani sebagai proses pembelajaran bertujuan agar mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses berbagai hal guna meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan. Produktivitas dan pendapatan petani kelapa sawit pola swadaya lebih rendah dari petani plasma yang mendapatkan pembinaan dari perusahaan. Pertanyaan yang perlu di jawab apakah penyuluh yang membina petani pola swadaya kurang manidiri sehingga berdapak kepada ketidak berdayaan petani swadaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kemandirian penyuluh dan dampaknya terhadap keberdayaan petani kelapa sawit pola swadaya di Propinsi Riau. Penelitian ini dilakasanakan di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir dan Kecamatan Langga Kabupaten Pelalawan. Sampel penyuluh pada dua kecamatan berjumlah 13 orang diambil secara sensus, dan sampel petani berjumlah 160 orang petani kelapa sawit pola swadaya dari 16 kelompoktani yang ada di dua kecamatan (3 pengurus dan 7 orang anggota secara random). Analisis kemandirian dan keberdayaan penyuluh dilakukan menggunakan Skala Likerts Summated Rating (SLR), dengan nilai skala satu sampai tiga mengukur kemandirian penyuluh dan satu sampai lima mengukur keberdayaan petani. Hasil penelitian menunjukkan, penyuluh telah mandiri secara (ekonomi, intelektual, pembinaan, emosional, dan sosial) dimaana kemandirian paling rendah adalah kemandirian intelektual. Dampak kemandirian penyuluh terhadap petani sawit pola swadaya telah membuat petani cukup berdaya akan tetapi dari segi sumberdaya manusia petani masih kurang berdaya.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Dampak Penyuluhan Terhadap Petani Karet Pola Swadaya Dikabupaten Kampar
    (2017-11-29) Sayamar, Eri; Rosnita, Rosnita; Yulida, Roza
    Penyuluhan pertanian merupakan proses perubahan perilaku petani ke arah petani modem dalam rangka mendukung pembangunan pertanian yang maju, sehingga penyuluhan menjadi faklor yang dapat memperlancar proses pembangunan. Petani karet pola swadaya merupakan sumberdaya manusia yang menentukan keberhasilan pembangunan pertanian itu sendiri, karena petani merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagaimana penyuluhan berdampak terbadap petani karet pola swadaya. Salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan potensi karet dan petani paling banyak adalah di Kabupaten Kampar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak penyuluhan terhadap petani karet pola swadaya di Kabupaten Kampar. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptit: dengan menggunakan skala likert peran penyuluhan yang sudah dijalankan oleh penyuluh di Kabupaten Kampar cukup berdampak. Ada lima variabel yang digunakan yaitu dampak dalam peran edukasi dengan skor 3,14, diseminasi dengan skor 2.70, fasilitasi dengan skor 2,96, konsultasi dengan skor 3,17, supervisi skor 3,00, dan monitoring dan evaluasi dengan skor 2,71 dirnana semua skor variebel peran tersebut masuk pada kategori cukup berperan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan di Kabupaten Kampar masuk kategori cukup berdarnpak terhadap petani karet pola swadaya
  • No Thumbnail Available
    Item
    Evaluation Of The Implementationst And Ardoperating Procedure• Good Agriculture Practice E(Sop Gap) Of The Organicrice Farming In The District Of Bantul
    (2017-11-14) Rosnita, Rosnita
    Food security is notonly aboutthe availability ofadequatefood, butalso providing security forboth producers and consumers and ensuring environmental preservation fora sustainable production. Organic farming system is expected to be the answer for the realization offood security and for the improvement of social welfare.There search showed that, (1) The implementation level of Standard Operating Procedure-Good Agriculture Practice (SOP-GAP) for Organic Rice Farming on the Java Island isquite high, (2)The implementation level of Standard Operating Procedure-Good Agriculture Practice (SOP• GAP)for Organic Rice Farming related to the availability of capital,the selling price of grain and the purchase price of inputs(seeds and fertilizers), (3)the level of the farmer'sdecision related to the level of implementation of SOP-GAP organic rice farming, and (4) The development of organic rice farming requires the availability ofsufficientcapital.Dealingwith these issuesthegovernment inthiscasethe department ofagricultureandfood security agency intheprovince needtodisburseortofacilitate theaccesstocapitalforthefarmers intheformofassistances andlowinterestloans.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Farmers' Perception And Procss Of Adoption And Diffusion Of Oil Pal Cultivation Technology In Senama Nenek Village Tapung Hulu Kampar Riau
    (2017-08-14) Arifudin, Arifudin; Sayamar, Eri; Yulida, Roza; Yusri, Jumatri; Rosnita, Rosnita; Ulfi, Baity
    This research aims to investigate famers' perception about oil palm cultivation and to know the process of adoption and diffusion among farmers. The research method was survey with Participatory Rural Appraisal (PRA) technique through • Focus Group Discussion (FOO) and interviewed to 15 independent smallholder farmers and ex- plasma smallholder formers. Descriptive analysis was done to analyze the first and second purpose. The research results indicate, first, perception of farmers about farming of oil palm cultivation, farmers feel that palm oil cultivation profitable and fairly easy to cultivate. Farmers also found that oil palm cultivation docs not damage the environment. The positive attitude has been shown by the farmers and the surrounding communities in term of supporting for farming of oil palm cultivation. Second, the adoption process started from the view, interested, observing, trying in small and large scale to further adopt a broader scale and adopting. While the process of diffusion is a continuous-process of adoption, after ex-plasma smallholder farmers apply, the independent smallholder farmers imitate to cultivate oil palm.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hubungan Keberdayaan Petani Dengan Kemandirian Petani Petani Sagu Di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti
    (2017-11-29) Rosnita, Rosnita; Kausar, Kausar; Yulida, Roza; Andriani, Yulia; Bagariang, Ricardo
    Kebutuhan terhadap pangan pokok terutama beras terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pengembanganpangan non beras sudah harus menjadi prioritas utama pemerintah mengingat upaya produksi beras makin memiliki banyak tantangan. Salah satu komoditi yang bisa menjadi pangan alternatif adalah sagu. Indonesia merupakan penghasil sagu terbesar di dunia dimana 60 persen bahan pangan itu berada di Indonesia. Sejak Tahun 2010 telah dilakukan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) telah melaksanakan Program Percepatan Penganekaragaman Pangan (P2KP) di seluruh Indonesia. pemerintah Provinsi Riau menyikapinya dengan menetapkan Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai pusatpengembangan tanaman sagu, Desa Sungai Tohor merupakan penghasil sagu terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi sagu basah 500 ton per bulan. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sagu di Kabupaten Meranti antara lain SDM petani yang masih konvensional dan kondisi ekonomi petani yang masih bergantung kepada toke. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan: (1) mempelajari tingkat keberdayaan dan kemandirian petani sagu dalam mengambil keputusan dan (2) menganalisis hubungan keberdayaan terhadap kemandirian petani sagu. Penelitian menggunakan metode survey di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti dari Oktober 2015 sampai Februari 2016, dengan sampel 60 orang petani sagu. Analisis dilakukan menggunakan Skala Likert's, dengan nilai skala 1 sampai 5, dan Rank Spearman. Hasil analisis memperlihatkan keberdayaan petani baru “cukup berdaya” dengan skor 2.73. Keberdayaan sumberdaya manusia berada pada posisi tertinggi sebaliknya kelembagaan terendah, Dilihat dari kemandirian, petani "Cukup Mandiri" dengan skor 3,04. Petani sudah mandiri dalam pemenuhan sarana produksi dan penentuan harga akan tetapi kurang mandiri dalam pemasaran.Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara SDM dengan penentuan jenis komoditas (Hubungan sedang) dan dengan pemasaran dan penentuan harga (hubungan rendah). Hubungan negatif terjadi antara pemasaran dengan ekonomi dan kelembagaan
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kajian Kelembagaan Dan Peran Penyuluhan Pada Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Provinsi Riau
    (2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Tarumun, Suardi; Yulida, Roza; Arifudin, Arifudin
    Pembangunan pertanian di Provinsi Riau didominasi oleh sektor perkebunan dengan komoditi utama Kelapa sawit dan Karet. Banyak faktor yang menentukan keberhasilanriya seperti keberadaan petani, kelembagaan penyuluhan dan peran penyuluhan sesuai dengan UU No.16 Tahun 2006 (SP3K). UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah menimbulkan permasalahan dalam implementasi UU SP3K tersebut karena kebijakan yang berbeda antar daerah di Provinsi Riau. Penelitian yang bertujuan (1) mengkaji kelembagaan penyuluhan dan (2) menganalisis peran penyuluhan pada petani kelapa sawit di Provinsi Riau. Penelitian dilakukan dari Januari sampai April 2015 dengan metoda survey di dua kabupaten (Kecamatan Kubu di Rokan Hilir dan Kecamatan Langgaam di Kabupaten Pelalawan). Pengambilan sampel secara sensus terhadap 13 orang penyuluh dan 120 orang petani kelapa sawit secara random di dua kecamatan. Analisis kelembagaan dilakukan secara deskriptif berdasarkan informasi dari key informan. Analisis peran penyuluhan menurut Mardikanto (2009) menggunakan skala likert. Hasil penelitian menggambarkan bahwa, kedua kabupaten berbeda dalam menerapkan UU No.16 Tahun 2006 (SP3K) dimana penyuluh di Kabupaten Pelalawan sudah mengimplementasikan undang-undang dengan membentuk BP3K dan penyuluh yang polivalen dan sebaliknya untuk Kabupaten Rokan Hilir. Peran penyuluhan yang dijalankan oleh penyuluh masih "sangat kurang berperan" di Kabupaten Rokan Hilir dan "kurang berperan" di Kabupaten Pelalawan dalam membina petani sawit swadaya di Riau,
  • No Thumbnail Available
    Item
    Keberdayaan Dan Ekonomi Rumah Tangga Petani Sawit Di Kabupaten Rokan Hulu
    (2017-10-26) Rosnita, Rosnita
    Provinsi Riau merupakan provinsi dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Sebutan daerah minyak untuk provinsi ini dapat dilihat dari kandungan minyak yang terdapat di perut bumi dan CPO dari kelapa sawit yang berada di permukaan bumi. Letak wilayah provinsi ini sangat strategis karena berada di alur perdagangan Internasional (Selat Malaka) yang berhadapan dengan Negara Singapore dan Malaysia. Disisi lain berada di alur Lintas Timur Sumatrayang merupakan wilyah yang cepat tumbuh dan berkembang. Dalam mengisi kegiatan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau mengacu pada Lima Pilar Utama, yaitu : 1) pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan , 2)pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia, 3) pembangunan kesehatan dan olah raga, 4) pembangunan seni budaya, dan 5) pembangunan dalam rangka meningkatkan iman dan tagwa. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai provinsi ini pada tahun 2010 sebesar 7,16 persen (tanpa migas) mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 6,56 persen. Pertumbuhan yang telah dicapai tersebut 3,95 persen berasal dari sektor pertanian. Jika dilihat dari tahun sebelumnya, pada tahun 1996 sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi masyarakat di pedesaan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen. Tingginya pertumbuhan sektor pertanian karena ditunjang oleh tanaman perkebunan yang berorientasi ekspor terutama kelapa sawit, karet, dan kelapa (syahza,2007a) Kelapa sawit merupakan komoditi primadona dari tanaman peerkebunan yang dimiliki daerah ini. Luas areal perkebunan sawit tahun 2011 sebesar 2.103.175 Ha dari 8.915.015,09 Ha luas wilayah Provinsi Riau dengan jumlah produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 6.293.541 ton. Terdapat beberapa alasan kenapa pemerintah Provinsi Riau mengutamakan kelapa sawit sebagai komoditas utama, antara lain : pertama, dari segi fisik dan lingkungan keadaan daerah Riau memungkinkan bagi pengembangan perkebunan kelapa swait; kedua, kondisi tanah yang memungkinkan untuk ditanami kelapa sawit menghasilkan produksi lebih tinggi jika dibangdingkan dengan daerah lain; ketiga, dari segi pemasaran
  • No Thumbnail Available
    Item
    Peran Penyuluhan Dalam Budidaya Kelapa Sawit Petani Swadaya Di Provinsi Riau
    (2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Yulida, Roza; Arifudin, Arifudin; Tarumun, Suardi
    Palm oil is an Important commodity in Riau Province, where its private company plantation production is bigger than state company and independent smallholder farmers (Riau Plantation Statistics, 2012). Production of oil palm by independent smallholder farmers is 16 tons per hectare, which is supposed to reach 30 tons/ha/year (Kiswanto dan Wijayanto, 2008} It could be argued that the role of extension in oilpalm plantations, especially the smallhoders becomes very important especially ifit is associated with the issue of the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). It requires farmers improve oil palm plantations. The role of extension: education; dissemination; facilitation; consultation; supervision; and monitoring and evaluation are expected to empower the farmers. Research on 180 independent smallholder farmers scattered in three districts in Riau (Kampar; Rokan Hulu and Indragiri Hulu), conducted by a diproposionate random sampling method aims to examine the role of extension. The results, that was using Likert Scale's Summated Rating (SLR}, illustrates that the extension has been running in providing education and consultation for farmers, but it just enough in dissemination, facilitation, and monitoring and evaluation. It is recommended that the extension should increase its role in the dissemination ofprices ofinputs and its production, facilitating complaints offarmers, realizing the partnership and market access (marketing mix), the ability of farming techniques, monitoring and evaluation ofthe technology innovation, and also both technical and financialperformance offarmers
  • No Thumbnail Available
    Item
    Peranan Wanita Tani Dan Kontribusinyaterhadap Pendapatan Rumah Tangga(Studi Kasus Buruh Wanita Tani Perkebunan Karet Dikabupaten Kuantan Singingi)
    (2017-11-14) Rosnita, Rosnita
    This research aims to know the time allocation of women farmers on economic and non-economic activities, the role of women in decision making, and the woman income contribution on household income of Rubber farmers inKuantan Singingi Regency. The research was conducted from February to June 2014 by using survey method. A total of 70 woman workers of rubber plantation was purposively selected and interviewed to collect data. Data were analizcd using Ordinary Least Squares (OLS) and the Likert Scale's Summated Ratting (SLR).The results showed that the time allocation was used to perform for economic activities as 5.34 workdays or, 35.77 worksday per week. These figures were higher than non-economic activities as 4.56 workdays or 30.25 workdays per week.The woman worker had bigger role in making decision on non-economic activities than economic activities. The contribution of women labor of household income was Rp 460,837.50 monthly or 27.94 percent.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Potret Kelembagaan Penyuluhan Di Rian Ditinjau Dari UU No.16 Tahun 2006 (Sp3k)
    (2017-11-27) Rosnita, Rosnita
    Kelapa sawit merupakan komoditi primadona di Provinsi Riau. Keberhasilan atau kegagalan yang dicapai petani sawit tidak terlepas dari pecan kelembagaan penyuluhan sebagai agent of change. Penerapan UU No. 16 Tahun 2006 di Riau bervariasi dengan adanya otonomi daerah dalam mengimplementasikannya. Penelitian ini bertujuan : I) mengkaji kelembagaan penyuluhan dilihat dari UU No.16/2006, 2) menganalisis peran penyuluhan dalam membina petani kelapa sawit. Metoda survei dilakukan di Kabupaten Rokan Hilir dan Pelatawan dari Januari-Mei 2015 dengan sampel 13 orang penyuluh diambil secara sensus. Analisis kelembagaan dilakukan secara deskriptif dan peran dengan Likert's Summated Rating (SLR). Basil penelitian menggambarkan implementasi UU NQ.16/2006 pada dua kabupaten berbeda dalam penerapan kelembagaannya Penyuluhan "kurang berperan" di Kabupaten Pelalawan yang mengimplementasikan undang-undang dan "sangat kurang berperan" di Kabupaten Rokan Hilir yang belum mengimp1ementasikan undang-undang
  • No Thumbnail Available
    Item
    Presepsion Of Farmer Group’s Members Towards The Performance Of Joint Farmer Group (Gapoktan) Of Managing The Fund Of Development Program Of Rural Agribusiness Enterprise (Puap) In Kampar Regerency)
    (2017-11-14) Fitriani, Deny; Rosnita, Rosnita; Rifai, Ahmad
    This research in acted in kampar regerency with the aimed are 1. Indentify of farmer in kampar, 2. Analized of farmer relation and 3. Analized relation of farmer characteristics with perception about performance of the joint farmer group (gapoktan). The research method is survey with sampel 96 people in 3 gapoktan that are gapoktan peduli, gapoktan karya bersama, and gapoktan maju bersama. Characteristics identification that used is descriptive analyzing, analyzing with likert scale, urgency and statisfied analyzing. Analyzing of correlation between farmer characteristic and the performance of gapoktan with spearman rank. The result showed that, the gapoktan kampar regerency is farmer with ages 40-90 years old, with education level elementry school, field areabis 1,5-2 Ha, house income is 2.000.000,00- 4.000.000,00 rupiahs, and main the business activity is saving and loaannand saprodi stock. Farmer perception obout the performance of gapoktan have middle category. The result of correlation the showd that education level and together timing have very real correlation towards a gapoktan’s performance (organization aspect, management aspect planning, doing, supervisin, and agribusiness development), house income has real correlation toward gapoktan’sperformance (management aspect, doing aspect and supervision). Field area has real correlation to gapoktan performance (management aspect, doing aspect and supervision aspect).
  • No Thumbnail Available
    Item
    Tingkat Keberdayaan Ekonomi Rumahtangga Pengrajin Agroindustri Keripik Nenas Di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar
    (2017-11-27) Rosnita, Rosnita; Edwina, Susy; Muwardi, Didi; Maharani, Evi; Oktari, Riska Dian; Tari, Royanis
    Pembangunan Agroindustri termasuk agroindustri keripik nenas akan salah satu pendekatan dalam pembangunan pertanian karena memiliki beberapa alas an yakni mampu meningkatkan pendapatan pelaku• agribisnis melalui peningkatan nilai tambah, mampu menyerap banyak tenaga, mampu meningkatkan perolehan devisa melalui peningkatan ekspor dan mampu memunculkan industri baru. Keberadaan agroindustriakan memperkuat daya saing produk agribisnis Indonesia, karena mampu mentranformasikan keungulan komparatifmenjadi keunggulan bersaing (kompetitif), KecamatanTambang Kabupaten Kampar merupakan daerah potensi perkebunan nenas dengan luasan 1.450 hektar dan total produksi 2.150ton pertahun dan terbesar diDesa Kualu Nenas.Kecamatan ini telah memiliki kelompok pengrajin keripik nenas
  • No Thumbnail Available
    Item
    Tingkat Keberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Dalam Peningkatan Produksl Kelapa Sawit Di Provinsi Riau Kasus Lembaga Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (Ued-Sp) Di Kabupaten Rokan Hulu
    (2017-11-16) Rosnita, Rosnita
    Lembaga Usaha Ekonomi Desa Simpan-Pinjam (UED-SP) sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dibentuk pemerintah Provinsi Riau, Keberadaan lembaga ini merupakan solusi yang dapat dimanfaatkan oleh petani sawit dalam mengatasi keterbatasan modal yang dimiliki. Permasalahannya adalah bagaimana tingkat Keberdayaan lembaga dalam mendukung peningkatan produksi sawit di Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberdayaan lembaga UED-SP di Kabupaten Rokan Hulu dengan indikator : kapastitas individu (individual capacityi pengelola lembaga UED-SP, (2) kapasitas Iembaga (institutional capacity), dan (3) kinerja lembaga (institutional performance) dalam pengelolaan dan pendistribusian dana. Survei dilakukan terhadap 44 orang petani sawit pemanfaat dana UED-SP Tahun 2006-2009 yang tersebar pada lima (5) desa di Kabupaten Rokan Hulu, Analisis menggunakan metode Likert Summated Rating (LSR). Hasil analisis menggambarkan bahwa kapasitas individu pengelola (individual capacity) adalah "Tinggi", hal ini didukung oleh kerjasama masyarakat dan dukungan pengelola yang sangat tinggi, disamping itu bimbingan dan konsultasi yang tinggi diberikan mendukung kemampuan individu dan kelancaran dalam pengelolaan. Kapasitas Iembaga (institusional capacity) dalam mendukung keberdayaan lembaga adalah "Tinggi",karena tingkat kepemimpinan yang tinggi sehingga mendukung kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang tinggi meskipun hubungan dengan pihak luar yang masih sangat rendah. Kinerja lembaga (institutional performances) dalam mendistribusikan dana juga "Tinggi" karena pendistribusian dana sudah dilaksanakan secara efektif dan sangat efisien sehingga terjadi perguliran dana dan mampu menciptakan lapangan kerja, Secara keseluruhan tingkat keberdayaan lembaga UED-SP dalam menunjang peningkatan produksi sawit adalah "Tinggi" karena kemampuan Iembaga yang tinggi untuk terus berlanjut meskipun bantuan dari luar desa dihentikan.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Tingkat Ketercapalan Tujuan Penyuluhan Di Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir
    (2017-10-29) Sayamar, Eri; Rosnita, Rosnita; Cepriadi, Cepriadi; Yulida, Roza
    Pendidikan petani merupakan salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian. Salah satu kegiatan pendidikan terhadap petani adalah kegiatan penyuluhan. Petani karet pola swadaya di Kecamatan Pujud Kabupaten. Rokan Hilir merupakan petani yang telah kegiatan penyuluhan tersebut, Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji ketercapaian tujuan penyuluhan yang telah dilakukan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian survey, dengan jumlah responden 120 petani karet pola swadaya yang dipilih dengan metode purposive dengan pertimbangan petani tersebut bergabung dalam kelompoktani dan mengikuti kegiatan penyuluhan. Data dikategorikan dengan menggunakan skala likert, yang selanjutnya dianalisis dengan metode kuantitatif Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketercapaian tujuan penyuluhan pertanian di Kecamatan Pujud dengan skor 3,64 dan dikategorikan tercapai, Penyuluhan sudah mampu tujuan dalam membantu petani untuk melakukan budidaya karet yang lebih baik ( variabel better farming), berusahatani sebagai sebuah usahatani yang menguntungkan (better business) dan meningkatkan kehidupan keluarga petani kearah yang Iebih baik (better living) yang dijalankan petani karet pola swadaya Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir. Namun kondisi ini masih perlu ditingkatkan supaya kegiatan penyuluhan menjadi sangat mampu mencapai tujuaanya.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Transformasi Kelembagaan Agribisnis Tuntutan Modernisasi D.An Pembangunan Pertanian Masa Depan
    (2017-11-14) Rosnita, Rosnita
    Enters Long-range Development of Phase to II ( PJP-ll) development of agriculture in Indonesia given on to some challenges at. in the other side. agriculture in Indonesia still residing in at concernin condition. Repelita VI as beginning of long-range developmem of II ( PJP II) orientation of development of agriculture experiences basic alteration, from orientation at Increasing production, becomes development of agriculture orienting at agribusiness. With the forming of WTO ·and existence of agreement like AFTA ( 2003), APEC (2020). NAPHTHA, MEE. etcetera unavoidably Indonesia must change agriculture face from subsisten or traditional pattern becomes agriculture that is going forwad. taft and efficient as presentation of highly competitive modem agriculture. One of presentation of continual reform at institution is the importance of strengthening and re-arranges Institution that is a supporting and activat.or component in dynamic agribusiness system. By referring to idea of Jansen in Syahyuti, 2003, in doing renewal of instiution, there are 3 step can be done : 1) identification of what alteration happened at the area, 2) studies what midification done by the institution, 3) evaluation of effectivity and quality system to comprehend alteration of effect intended.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback