Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Sujatmoko, Bambang"

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Analisis Potensi Erosi Daerah Aliran Sungai Galugur Kecamatan Kapur Ix Berbasis Sistem Informasi Geografis
    (wahyu sari yeni, 2019-01-03) Nurdin, Nurdin; Suprayogi, Imam; Sujatmoko, Bambang; Suwondo, Suwondo; Mustofa, Riyadi; Anggoro, Hafiz Catur
    Galugur Kapur IX Sub district watershed is one of the upper watersheds in the Kotopanjang hydropower reservoir which has the potential to trigger a reservoir sedimentation rate increasement due to land clearing for plantations so that it will speed up the filling of dead bin of reservoir significantly which will have an impact on the reduction of the planned service life of the reservoir. The research objective is to analyze the potential for erosion in the Galugur watershed using Geographic Information System (GIS) as an information of a watershed management policy. The research approach method for erosion estimation is the Universal Soil Loss Equation (USLE) method. The USLE method is influenced by four factors: rain erosivity factor (R), soil erodibility factor (K), downhill length and slope factor (LS), and land utilization factor (CP). These erosion estimation factors are then converted into four thematic maps, namely rain erosivity map (R), soil erodibility map (K), downhill slope and length map (LS), land cover and management map (CP). All thematic maps that have been generated are overlaid and will produce an erosion distribution map. The main results of the study proved that erosion that occurred in the Galugur watershed based on GIS was dominated by low category erosion approximately 43% of the total area of 5787,123 ha. Confirmed by the results of research that states that the Galugur watershed erosion product will blend with the water flow from the upstream to the reservoir, so that the sediment in the reservoirs will occur in large scale quantities. The reservoir sedimentations have the potential to be a threat to the reduction in the service life of the Kotopanjang hydropower reservoir which is designed to operate for 100 years.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pembuatan Peta Indeks Resiko Banjir Pada Kawasan Drainase Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru
    (2016-03-07) Sujatmoko, Bambang; Andestian, Yudha; Rinaldi; Hendri, Andy
    Besarnya dampak kerugian yang dihasilkan baik materi maupun non materi serta sulitnya menentukan skala prioritas penganganan banjir di kota Pekanbaru, maka kajian analisis dan penyusunan peta indeks resiko banjir pada kawasan drainase kecamatan Sukajadi perlu dilakukan. Peta indeks resiko banjir disusun berdasarkan indeks kerentanan, indeks kerawanan dan indeks kapasitas di daerah studi. Penyusunan indeks kerawanan, kerentanan dan kapasitas di kawasan drainase kecamatan Sukajadi berdasarkan pembobotan parameter dilakukan dengan bantuan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kerawanan (berdasar parameter tinggi genangan, lama genangan dan frekuensi genangan) di kecamatan Sukajadi termasuk kategori III (cukup rawan) dari 5 kategori, indeks kerentanan (berdasar parameter kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, rasio jenis kelamin dan rasio kelompok umur) termasuk kategori IV (rentan), indeks kapasitas (berdasar parameter kondisi pompa, pintu air, tanggul dan drainase) termasuk kategori IV (baik). Dari analisis indeks kerawanan, kerentanan dan kapasitas tersebut dihasilkan peta indeks resiko banjir di kecamatan Sukajadi dengan kategori I dan III (tidak berisiko dan cukup berisiko).
  • No Thumbnail Available
    Item
    PENGARUH STRUKTUR BANGUNAN KRIB TERHADAP SEDIMENTASI DAN EROSI DI SEKITAR KRIB DI SUNGAI
    (2014-03-03) Sujatmoko, Bambang
    Besarnya kecepatan yang akan melewati satu seri rangkaian bangunan krib dipengaruhi oleh formasi pemasangan rangkaian krib. Setiap desain bentuk, type ataupun tata letak (lay-out) satu seri bangunan krib akan memberikan dampak yang berbeda terhadap proses sedimentasi dan erosi yang terjadi di sekitarnya. Untuk melihat pengaruh krib terhadap proses sedimentasi dan erosi, dilakukan dengan simulasi matematis aliran dua dimensi model RMA2 dan simulasi perubahan angkutan sedimen SED2D. Kalibrasi model RMA2 dilakukan dengan menentukan penyimpangan RMS (root-mean-square) antara ratio kecepatan saluran dengan kecepatan rerata (U/Um) model fisik dan U/Um model matematis, dan kalibasi model SED2D dilakukan dengan menentukan penyimpangan besar gerusan antara model fisik dan matematis. Data pengukuran kalibrasi model menggunakan data penelitian Yeo Hong Koo (2006). Konfigurasi krib yang disimulasi terdiri dari 3 variasi panjang (l/B), 3 variasi jarak pemasangan (L/l) dan 4 variasi permeabilitas krib (pk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model RMA2 yang digunakan cukup memadai untuk mensimulasi aliran di sekitar krib, dimana rasio antara RMS U/Um kedua model dengan rerata U/Um yang dihasilkan < 5%, sedang model SED2D kurang memadai dalam mensimulasi perubahan dasar dimana ratio penyimpangan kedua model mendekati nilai 30%. Semakin banyak jumlah krib dipasang pada tepi sungai, maka daerah gerusan pada krib di bagian hulu semakin berkurang. Perubahan daerah gerusan untuk krib di bagian hulu pada variasi jarak yang sama cenderung semakin berkurang seiring dengan bertambahnya permeabilitas krib. Hasil simulasi pada panjang krib dan jarak krib yang sama, menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu berkurangnya ratio gerusan maksimum dengan gerusan maksimum awal (Smax/Smax0) di sekitar krib seiring dengan bertambahnya permeabilitas krib. Ratio kedalaman gerusan yang paling kecil terjadi pada saat permeabilitas krib 60% yaitu 0,12-0,19 kali gerusan maksimum awal (Smax0), sesuai dengan perubahan jarak kribnya
  • No Thumbnail Available
    Item
    Perbandingan Penggunaan Data Hujan Lapangan Dan Data Hujan Satelit Untuk Analisis Hujan-Aliran Menggunakan Model Ihacres
    (2016-03-07) Fadhli, Reza Ahmad; Sujatmoko, Bambang; Sutikno, Sigit
    Penelitian ini menganalisis pemanfaatan data hujan satelit sebagai alternatif untuk pemodelan hidrologi. Keandalan data hujan satelit untuk pemodelan hidrologi dibandingkan dengan penggunaan data hujan lapangan. Pemodelan hujan-aliran yang digunakan adalah IHACRES dengan mengambil studi kasus di DAS Rokan, Provinsi Riau. Output model IHACRES dibandingkan dan dianalisis dengan output IFAS. Panjang data yang digunakan adalah empat tahun (2003 – 2006) dengan variasi panjang data skema 1 (tiga tahun kalibrasi), skema 2 (dua tahun kalibrasi) dan skema 3 (satu tahun kalibrasi). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan data curah hujan satelit untuk pemodelan hujan-aliran IHACRES lebih baik, dibandingkan menggunakan data curah hujan lapangan berdasarkan evaluasi ketelitian model koefisien efisiensi (CE). Hal ini ditinjau dengan menilai parameter CE yang memiliki nilai lebih baik, sedangkan parameter R dan VE memiliki hasil yang relatif sama. Nilai CE data hujan lapangan skema 1, skema 2 dan skema 3 adalah 0,659; 0,715 dan 1,003. Nilai CE data hujan satelit 0,924 dan 0,875. Secara umum berdasarkan nilai CE dari parameter evaluasi ketelitian tahap simulasi, pemodelan hujan-aliran IFAS yang menggunakan data hujan satelit lebih andal dibandingkan pemodelan hujan-aliran IHACRES yang menggunakan data hujan lapangan dan satelit, dengan nilai CE pemodelan hujan-aliran IFAS 1,652.
  • No Thumbnail Available
    Item
    SIMULASI REKAYASA ALUR SUNGAI DENGAN KRIB UNTUK MEREDUKSI INTRUSI AIR ASIN DI SUNGAI YANG DIPENGARUHI PASANG SURUT
    (2013-03-07) Sujatmoko, Bambang
    Air payau yang masulc jauh ke daerah hulu sungai pada saat musim kemarau dapat direduksi (didorong ke arah laut) dengan jalan memperbesar kecepatan arus dari hulu pada saat debit kecil seliingga mampu mendorong arus yang berasal dari laut akibat pasang. Untuk itu dilakukan rekayasa sungai di daerah muara dengan membangun satu seri rangkaian bangunan krib dengan konfigurasi tertentu (panjang krib, jarak antar krib dan arah pemasangan krib terhadap arah arus) dan lokasi tertentu. Untuk melihat pengaruh krib terhadap intrusi air asin dilakukan dengan simulasi matematis aliran dua dimensi model RMA2 dan simulasi penyebaran polutan model RMA4. Kalibrasi model matematis RMA2 dilakukan dengan menentukan nilai penyimpangan RMS {root-men-square) antara U/Um model numeris dan U/Um model matematik. Data pengukuran kalibrasi model menggunakan data penelitian Yeo Hong Koo (2006). Konfigurasi krib yang disimulasi adalah 3 variasi panjang (1), 3 variasi jarak pemasangan (S) dan 3 variasi debit minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model RMA2 yang digunakan cukup handal untuk mensimulasi aliran di daerah pasang surut, dimana rasio antara RMS U/Um kedua model dengan rerata U/Um yang dihasilkan < 5%. Hasil simulasi pengaruh pemasangan krib terhadap intrusi air asin menunjukkan bahwa pergeseran batas air payau (BAP) lebih dipengaruhi oleh jarak pemasangan krib dibandingkan oleh pengaruh pemasangan panjang krib. Kinerja krib dalam mereduksi intrusi air asin cukup baik dan menghasilkan pergeseran BAP yang signifikan. Bila parameter ukurnya adalah jarak pergeseran BAP dari letak awal pemasangan krib, maka konfigurasi pemasangan krib yang paling baik adalah 1/B = 0,20; S = 81 dan dipasang tegak lurus arus.
  • No Thumbnail Available
    Item
    TEKNIK PERHITUNGAN BANJIR RENCANA PADA DAERAH YANG MINIM DATA HUJAN
    (2014-03-03) Sujatmoko, Bambang
    Kesalahan pemrosesan data hujan dalam upaya mentransformasikan data hujan menjadi data debit dapat diminimalkan dengan menggunakan data hujan daerah (area rainfall) yang merupakan tinggi hujan rata-rata dalam suatu daerah pengaliran. Penetapan hujan daerah dari sejumlah hujan titik (point rainfall) yang paling baik hasilnya adalah cara isohyet (cara kontur tinggi hujan). Cara ini dapat menggambarkan garis ketinggian hujan (kontur) secara menyeluruh pada bidang daerah pengaliran, sehingga daerah yang tidak memiliki data hujan pun dapat memanfaatkan garis kontur yang ada untuk memperkirakan hujan daerah di tempat tersebut. Curah hujan rencana yang disimulasi merupakan curah hujan harian maksimum tahunan selama 10 tahun (1995 – 2004). Kala ulang hujan rencana ditetapkan menggunakan agihan Gumbel. Transformasi data hujan menjadi data debit menggunakan metode Rational. Perkiraan debit banjir di sungai menggunakan data debit berasal dari data AWLR di Batang Lubuk dan untuk memprediksi kesalahan transformasi data hujan menjadi data debit banjir maka daerah pengaliran yang digunakan adalah sub DPS Batang Lubuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 95% data hujan pada stasiun hujan di DPS Riau memenuhi kriteria sebaran distribusi frekuensi Gumbel. Penggambaran kontur isohyet untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun memiliki kecenderungan yang sama, hanya berbeda besaran dan kerapatan konturnya. Prediksi debit banjir rencana menggunakan data isohyet hujan (areal rainfall) lebih baik daripada menggunakan data hujan titik (point rainfall), sebab memiliki tingkat kesalahan yang lebih kecil (sekitar 0,96% untuk kala ulang 2 s.d. 25 tahun) terhadap debit banjir rencana menggunakan data banjir AWLR.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback