Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Sunarno"

Now showing 1 - 20 of 49
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    Adsorpsi Kation Ca pada Lignit Tersulfonasi Sebagai Usaha Untuk Menurunkan Kesadahan Air
    (2013-03-06) Sunarno
    Propinsi Riau merupakan daerah industri penambangan minyak bunii. Industriindustri tersebut memanfaatkaii air terproduksi untuk memproduksi steam yang dipakai sebagai injeksi. Sebelum dipakai air itu mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi sekitar 100-150 ppm. Untuk menghiiangkan kesadahan ini, industri tersebut memakai resin penukar ion yang harganya relatif mahal dan masih impor. Sementara pada lignit mempunyai struktur ikatan silang dan gugus fungsional. Untuk merancang kolom adsorpsi kation Ca'^ pada lignit tersulfonasi perlu data-data kesetimbangan, sehingga pada penelitian ini meneoba meneliti kesetimbangan adsorpsi kation Ca^^ pada lignit tersulfonasi untuk menurunkan kesadahan air. Sebelum lignit digunakan sebagai adsorben, lignit disulfonasi dalam reaktor yang berisi larutan H2SO4 4 M dan dipanaskan sampai suhu IS'^C selama 6 jam. Kemudian lignit dipisahkan dengan larutan H2SO4 dan dicuci dengan aquades sampai netral. Percobaan kesetimbangan dilakukan dengan sistem batch dengan variable tetap adalah ukuran butir lignit (- 40+60 mesh) dan jumlah adsorben 5 gram. Sedangkan variabel berubahnya adalah konsentrasi awal Ca^' (100,110, 120, 130, dan 140 ppm) dan suhu (30, 40, dan 50"C). Hasil penelitian menunjukkan Kapasitas jerap lignit tersulfonasi maksimal terhadap kation Ca'^ pada kondisi ini adalah 25 mg Ca'Vgram. Dari data percobaan semakin tinggi temperatur maka daya jerap lignit semakin besar. Sedangkan model kesetimbangan pada proses adsorpsi ini adalah model kesetimbangan Freundlich.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Biodiesel dari Limbah Ikan Baung (Mystus Nemurus) dengan Katalis Padat H-Zeolit
    (2013-08-28) Sartoni, Hadyan; Bahri Syaiful; Sunarno
    Biodiesel is an alkyl esters of long chain fatty acids derived from fatty material such as animal fat. A research synthesis of biodiesel from waste fish oil of baung into biodiesel with a solid H-zeolite catalyst. In this research review of physical properties (density, viscosity and acid number), analyzing the chemical content of biodiesel, the influence of the molar ratio of methanol to fish oil baung the percentage of conversion and optimal transesterification catalyst in the transesterification reaction in biodiesel synthesis. 50 grams of fish oil, versus 1:6 methanol to oil molar, catalyst 10% of the weight of oil input into the biodiesel reactor and then the process of biodiesel synthesis performed on the operating conditions of 60 ° C temperature and stirring speed of 200 rpm for 200 minutes. The results showed that the optimum conversion catalyst with 10% methanol 1:5 molar ratio that is equal to 87.02%. Physical test results obtained by the density of 890 kg/m3, 5.48 cSt viscosity, acid number 0.7013 mg-koh/gr sample. Results of analysis of chemical constituents by GC-MS, obtained the dominant component in the catalyst biodiesel with 10% methanol 1:5 molar ratio was 51.03% oleic methyl ester, methyl ester palmitic 18.76%, 9.50% linoleic methyl ester, 4.46% stearic acid methyl ester, methyl ester 2.00% elaidic. Results obtained have characteristics approaching the characteristics of biodiesel Indonesian National Standard (SNI).
  • No Thumbnail Available
    Item
    Catalytic Cracking Cangkang Sawit Menjadi Bio-Oil dengan Katalis Ni/Zsm-5 dalam Reaktor Slurry
    (2013-05-14) Sunarno; Bahri, Syaiful; Iwan Fermi, Muhammad; Widiyanto, Rahman
    Indonesia merupakan produsen sawit terbesar di dunia dengan luas perkebunan sawit 9,7 juta hektar dengan total produksi 19,8 juta ton pada tahun 2010. Produksi sawit Indonesia yang tinggi menyebabkan penumpukan limbah padat sawit yang menjadi ancaman pencemaran lingkungan. Salah satu limbah padat dari sawit adalah cangkang sawit. Limbah cangkang sawit dihasilkan sekitar 6-7% dari tandan buah segar. Dalam cangkang sawit tersusun atas senyawa lignin(21%), selulosa(40%) dan hemiselulosa(24%). Senyawa tersebut dapat dicracking menjadi bio oil sebagai alternative energi terbaharukan. Pada penelitian ini proses catalytic cracking cangkang sawit dengan menggunakan katalis Ni/ZSM-5 dan thermo-oi sebagai media pemanas. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum catalytic cracking cangkang sawit dengan katalis Ni/ZSM-5 dan mengkarakterisasi bio-oil yang dihasilkan. Variabel yang dipelajari suhu operasi (290, 300, 310 dan 3200C) dan rasio katalis/biomass (1,2,3 dan 4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yield bio-oil optimum pada suhu 3100C rasio katalis NiZSM-5/Biomass 3% adalah 58,7%. Hasil karakterisasi bio-oil secara fisika diperoleh densitas 0,981 gr/ml, viskositas 12,98 cSt, angka keasaman 80,3 grNaOH/gr sampel, titik nyala 520C dan nilai kalor 43,31 MJ/Kg. Hasil analisa GC-MS menunjukkan komponen utama dala
  • No Thumbnail Available
    Item
    CATALYTIC PYROLYSIS CANGKANG SAWIT MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG DESA CENGAR
    (2013-03-21) Manopo, Axl Maya; Bahri Syaiful; Sunarno
    The demand of fossil fuel is increasing each year. On the other hand, the availability of conventional petroleum fuels diminishing due to its non-renewable. Therefore, it is necessary to develop a new alternative fuel that can be renewed, one of the solution is the processing of biomass into bio-oil. Bio-oil is a result of the pyrolysis of biomass. Availability of abundant palm shell waste is converted into bio-oil by pyrolysis method using clay catalysts Cengar. The purpose of this study was to determine the performance of the catalyst to produce bio-oil, characterize the density, viscosity, acid number, and flash point of bio-oil that produced, as well as analyze the chemical components of bio-oil by GC-MS. Pyrolysis of palm shells with clay catalyst from Cengar in the reactor slurry do by feeding 50 grams of palm shell with the size -40 +60 mesh, silinap 500 ml, variation in levels of catalyst 0%, 1%, 2%, 3%, 4%, and 5% w/w of the feedstock, stirring speed is set to 300 rpm, 320oC temperature, and the process runs for 120 minutes. The results showed that the optimum yield obtained on 2% clay catalyst, amounting to 72,20%. The test results obtained by the physical properties of density 0,981 g/ml, 98,002 cSt viscosity, acid number of 51.55 gr NaOH/gr sample. The result of chemical analysis by GC-MS, obtained the dominant chemical components in bio-oil was 10,38% 2,4,4-trimethyl-1-pentene, 9,67% Cyclohexane, 10,33% 5,5-dimethyl-2-hexene, and 15,30% Phenol.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Catalytic Slurry Cracking Cangkang Sawit Menjadi Crude Biofuel Dengan Katalis Ni/ZSM-5 Dan NiMo/ZSM-5
    (2012-10-24) Sunarno; Bahri, Syaiful; Setia, Utama Panca
    ZSM-5 merupakan zeolit sintetis yang banyak digunakan dalam industri terutama sebagai katalis. ZSM-5 ini dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Untuk meningkatkan aktivitas dan selektivitas katalis ZSM-5 perlu dimodifikasi menjadi Ni/ZSM-5 dan NiMo/ZSM-5. Tujuan penelitian adalah mensintesis Ni/ZSM5 dengan variabel suhu kalsinasi (400,500 dan 6000C) Si/Al(20, 25,30) dan mensintesis NiMo/ZSM-5 dengan variabel waktu kalsinasi (2,4 ,6 jam). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, produksi ZSM-5, sintesis Ni/ZSM-5 dan NiMo/ZSM-5, analisis produk. Persiapan bahan baku meliputi produksi silika terpresipitasi dan pembuatan natrium aluminat. Produksi silika terpresipitasi dibuat dengan mencampur abu sawit dengan larutan NaOH pada suhu 105C, diaduk selama 4 jam. Setelah kondisi dingin dilakukan penyaringan . Filtrat ditambahkan HCl pekat sampai membentu gel dan dioven. Silika terpresipitasi ini dianalisa kadar silikanya yaitu 84,7%. Pembuatan natrium aluminat dilakukan dengan mencampur Al(OH)3 dan larutan NaOH. Endapan yang terbentuk dioven. Produksi ZSM – 5 dilakukan dengan melarutkan natrium aluminat dengan aquadest (suspensi 1). Silika terpresipitasi dicampur dengan aquadest (suspensi 2). Suspensi 1 dicampur dengan suspensi 2 (suspensi 3). Suspensi 3 ditambahkan NaOH sehingga diperoleh nisbah Na2O/Al2O3 7,4, diaduk selama 30 menit dan dimasukkan dalam autoclaf pada temperatur 1750C dan waktu 18 jam. Padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dioven pada 110oC selama 6 jam. Sintesis Ni/ZSM dengan impregnasi nikel nitrat dengan ZSM-5 pada suhu 900C selama 6 jam. Selanjutnya dikalsinasi selama 4 jam pada suhu(400,500 dan 600) dilanjutkan oksidasi dan reduksi. Sedangkan sintesis NiMo/ZSM- 5 dilakukan dengan impregnasi senyawa molibdat dan nikel kedalam ZSM-5. Hasil impregnasi, padatan seterusnya dikalsinasi pada suhu 5000C dan waktu kalsinasi (2,4 dan 6 jam) dilanjutkan oksidasi dan reduksi. Produk dianalisis dengan BET dan diuji 4 kinerjanya pada pirolisis cangkang sawit. Pada sintesis Ni/ZSM-5 diperoleh luas permukaan terbesar pada suhu kalsinasi 5000C dengan luas permukaan 67,874 m2/g dan hasil uji kinerja diperoleh yield crude biofuel sebesar 42%. Pada sintesis NiMo/ZSM-5 diperoleh luas permukaan terbesar pada waktu kalsinasi 4 jam dengan luas permukaan 42,26 m2/g dan hasil uji kinerja diperoleh yield crude biofuel sebesar 55,2 %.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Deoksigenasi Catalytic Slurry Cracking (Dcsc) Limbah Padat Sawit Menjadi Bio-Oil Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbaharukan
    (2015-07-05) Sunarno; Saputra, Edy; Zahrina, Ida
    ZSM-5 merupakan zeolit sintetis yang banyak digunakan dalam industri terutama sebagai katalis. ZSM-5 ini dapat disintesis dari campuran silika dan alumina dengan komposisi dan kondisi operasi tertentu. Sementara abu dari pembakaran cangkang dan sabut sawit pada boiler banyak mengandung silika. Abu savvit ini dapat dikonversi menjadi silika terpresipitasi, sehingga pada penelitian ini mencoba membuat ZSM-5 dari bahan baku silika terpresipitasi. Tujuan penelitian adalah mensintesis ZSM5 dengan variabel Si/AI(20, 25,30), Suhu (160, 175,190 °C) dan waktu sintesis (12,18 ,24 jam). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan baku, sintesis ZSM-5 dan analisis produk. Persiapan bahan baku meliputi produksi silika terpresipitasi dan pembuatan natrium aluminat. Produksi silika terpresipitasi dibuat dengan mencampur abu sawit dengan larutan NaOH pada suhu 105C, diaduk selama 4 jam. Setelah kondisi dingin dilakukan penyaringan . Filtrat ditambahkan HCl pekat sampai membentu gel dan dioven. Silika terpresipitasi ini dianalisa kadar silikanya yaitu 84,7%. Pembuatan natrium aluminat dilakukan dengan mencampur A1(0H)3 dan larutan NaOH. Endapan yang terbentuk dioven. Sintesis ZSM - 5 dilakukan dengan melarutkan natrium aluminat dengan aquadest (suspensi 1). Silika terpresipitasi dicampur dengan aquadest (suspensi 2). Suspensi I dicampur dengan suspensi 2 (suspensi 3). Suspensi 3 ditambahkan NaOH sehingga diperoleh nisbah Na^O/AbO,:! 7,4, diaduk selama 30 menit dan dimasukkan dalam autoclaf pada temperatur dan waktu tertentu. Padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dioven pada 110°C selama 6 jam. Produk dianalisis dengan FTIR dan hasilnya dibandingkan pita serapan pada bilangan gelombang dari ZSM-5 Vempati. Hasil penelitian ini menunjukkan pada suhu 175''C dan waktu 18, 24 jam rata-rata dihasilkan 3 karakter ZSM-5, sedangkan pada suhu 175C,18 jam dan Si/AI 30 diperoleh 4 karakter, Hal ini menunjukkan terbentuknya kristal ZSM-5. Pada suhu 160''C dan 190°C tidak didapatkan kristal ZSM-5.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hidrogenasi Pirolisis Cangkang Sawit Menjadi Bio Oil dengan Katalis Ni/ZSM-5
    (2013-04-25) Setiawan, Wan Dicky Tri; Sunarno; Bahri Syaiful
    Indonesia faced with an energy crisis, estimated the petroleum will be exhausted in 12 years, so its neccesary to found new reserves of petroleum. One of the technology to produce alternative energy is the palm shell into bio-oil conversion with calorific value 24 MJ/Kg. Hydrogenation process can improve the ratio H/C along with calorific value upgrading of bio oil and it’s stability. This study is aimed to determine the effect of catalyst Ni/ZSM-5 percentation to palm shell bio oil yield, as well to determine the effect of hydrogenation pyrolysis on bio oil yield and physical properties. Hydrogenation pyrolysis is conducted at slurry reactor having 50 gr palm shell with 5-10 mm particle size, silinap (280M) 500 mL at temperature of 330oC. Catalyst variation (Ni/ZSM-5) 0.5; 1.5; 2.5; 3.5% to palm shell weight, with 1.35 ml/sec of hydrogen flow rate. Using ratio 2.5% Ni/ZSM-5 catalyst having 3% Ni impregnated showed of the highest yield 81.76%. Physical characterization result from bio oil showed that the highest calorific value of 0.5% Ni/ZSM-5 as hydrogenation pyrolisis catalyst is 44.43 MJ/Kg, 0.862 cSt kinematic viscosity, 0.955 gr/ml density, 0.946 specific gravity, 18.035oAPI, 49.3oC flash point and acid value 47.26 gr NaOH/gr sample. Hydrogenation pyrolysis improving bio oil properties, such as increasing calorific value and reducing viscosity, density, acid value, and flash point. GC-MS Analysis showed 1-Bromo-3-Metil-Cyclohexane of 9.16% as the highest chemical compound.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hidrogenasi Pirolisis Cangkang Sawit Menjadi Bio-Oil dengan Katalis HZSM-5
    (2013-06-01) Lamtiur, Asi; Sunarno; Bahri Syaiful
    Crude oil is a non renewable fossil fuel resources countinously declining on the other hand its demand for fuel keep increasing so the next few years is expected to experience a shortage of fuel. So it is needed an alternative energy as substitution for crude oil. One alternative way is to convert biomass into bio-oil. Palm shell biomass is one that can be processed into bio-oil through pyrolysis with hydrogenation process using a catalyst HZSM-5. It is expected to produce a bio-oil that approached the quality of the fuel. In this study, biomass, silinap 500 ml, and HZSM-5 catalyst is introduced into the slurry reactor, then flowed gas N2 and H2. at a temperature of 2000C. Variables measured in the study, i.e. biomass size -40 +60 mesh, biomass weight 50 g, stirring speed 300 rpm and flow rate of N2 gas and H2 gas were 80 ml / min. This study is aimed to determine the effect of temperature on the quality of the bio-oil produced. The Optimum yield of bio-oil obtained at 320 ˚C temperature conditions and the ratio of HZSM-5 catalyst and biomass 2% w/w, i.e. 53.664%. Characterization of bio-oil physical properties have given such as calorific value 43.412 MJ / kg; density of 1.042 g / ml; viscosity of 1.3 cSt; flash point of 40 ° C and 56.62 g NaOH / g sample respectively. GC-MS analysis of the results showed various components comprised of the bio-oil, among of them were acetic acid 43.92%, phenol 23.44%, methyl alcohol 14.63%, furancarboxaldehyde 4.65%, and propanoic acid 2.21% respectively.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hidrogenasi Pyrolysis Cangkang Sawit Menjadi Bio-Oil dengan Katalis ZSM-5
    (2013-01-09) Junaidi, Wan; Sunarno; Bahri Syaiful
    Fuel crisis caused by rising consumption and declining oil production in Indonesia is a problem that is being faced today. To address the threat of an energy crisis and optimize the potential of energy resources in Indonesia, we need to hold the pace of development of alternative energy that can be renewed. One source of renewable energy that is bio-oil. Bio-oil can be produced through the process of biomass pyrolysis oil palm shell using ZSM-5 catalysts. In this study, pyrolysis process modified by the addition of hydrogen (hydrogenation of pyrolysis), to produce a bio-oil that have the higher heating value. This study aimed to determine the effect of the ratio of ZSM-5 catalysts for bio-oil yield in the hydrogenation of pyrolysis and and to determine the physical and chemical characterization of bio-oil produced. The process of pyrolysis hydrogenation using 50 gram of oil palm shell with sized -40 +60 mesh, 500 ml silinap and stirring speed of 300 rpm. Highest yield (70.21%) obtained by hydrogenation of pyrolysis temperature of 320 0C and ZSM-5 catalysts by about 2.5% by weight of oil palm shells. The results of the characterization of physical properties of the bio-oil obtained by heating value 44.00 MJ / kg, density of 0.972 g / ml, 1.021 cSt viscosity, flash point 49 0C, pH 3.8 and figure acidity 51.51 g NaOH / g bio-oil. GC-MS analysis showed the main content of bio-oil in the form of acetic acid 50.29%, phenol 30.39%, methyl ester 8.19% and ethanol 5.25%. Bio-oil is obtained can be further processed into alternative energy sources substitute of petroleum.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Hubungan Koefisien Perpindahan Massa Dengan Bilangan Reynolds Pada Adsorpsi Logam Cu Menggunakan Adsorben Abu Sekam Padi
    (2013-05-17) Heltina, Desi; Sunarno; Iwan Fermi, Muhammad; Julianti, Melda
    Logam Tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat yang bersifat toksit, yang keberadaannya di lingkungan apabila melewati ambang batas yang ditentukan dapat menimbulkan pencemaran atau rusaknya lingkungan. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan akibat pencemaran logam Cu ini adalah dengan proses adsorpsi menggunakan abu sekam padi. Penelitian adsorpsi ini dapat memberikan kontribusi dalam penanganan limbah khususnya logam Cu.Beberapa hal yang dapat dipelajari dari proses adsorpsi salah satunya mempelajari koefisien perpindahan massa yang merupakan hal penting untuk data perancangan kolom adsorpsi logam Cu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan koefisien perpindahan massa terhadap variabel yang mempengaruhinya dengan bilangan Sherwood. Proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan adsorbat larutan logam Cu 9,988 ppm dan adsorben abu sekam padi dengan ukuran 40 mesh dan tinggi unggun 5 cm.. Variabel penelitian adalah variasi laju alir adsorbat sebesar 5,32 ml/s; 8,21 ml/s; 11,34 ml/s Larutan logam Cu keluaran kolom ditampung pada waktu tertentu, dan dianalisa dengan AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara koefisien perpindahan massa dengan variabel yang mempengaruhinya dalam bilangan Sherwood ditunjukkan pada persamaan Sh = 201,542 Re1.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kajian Awal Esterifikasi Asam Lemak Bebas Yang Dikandung Minyak Sawit Mentah Pada Katalis Zeolit Sintesis
    (2015-09-28) Zahrina, Ida; Sunarno
    Esterifikasi asam lemak bebas dengan metanol merupakan salah satu cara untuk menghilangkan asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit mentah. Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Zeolit sintesis merupakan asam lewis sehingga memungkinkan mengkatalisis reaksi ini. Aktivitas katalis mungkin dipengaruhi oleh nisbah molar Si/Al pada analsim, karena kekuatan asam-nya mungkin mempengaruhi tingkat keasaman akhir hasil reaksi esterifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja (aktivitas dan usia kerja) katalis zeolit sintetis (analsim) pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit dengan memvariasikan nisbah molar Si/Al pada zeolit. Esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung minyak sawit dengan metanol menggunakan katalis zeolit sintesis menghasilkan konversi tertinggi sebesar 97,83% pada nisbah molar Si/Al 6. Aktivitas katalis bekas pada nisbah molar Si/Al 6 diperoleh konversi 80,56%.. Konversi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan reaksi esterifikasi tanpa katalis yang hanya menghasilkan konversi sebesar 53,64%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Kinetika Reaksi Hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2
    (2016-02-25) Aman; Sunarno; Nugroho, Fuad; Hamda
    Kegunaan Titanium Dioksida (TiO2) sangat banyak antara lain sebagai bahan pewarna, katalisator, fotokatalitik dan lain-lain. Pembuatan TiO2 dapat dilakukan dengan proses sulfat dan bahan baku yang digunakan adalah mineral ilmenit. Ilmenit merupakan limbah buangan dari pertambangan timah, seperti PT. Tambang Timah Bangka. Ilmenit didestruksi menjadi TiOSO4, kemudian dihidrolisa menjadi TiO(OH)2. TiO(OH)2 yang dihasilkan dikalsinasi menjadi TiO2. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2 dibawah pengaruh temperatur dan waktu reaksi. Variabel proses yang diteliti meliputi temperatur 600-1000 C dan waktu 1 – 7 jam.. Kemudian endapan TiO(OH)2 dianalisa menggunakan Spektrofotometer thermospectronic untuk mengetahui kadar TiO2. Dengan mengetahui kadar TiO2 dapat dipelajari kinetika reaksi hidrolisa pada variabel temperatur 800 – 1000 C dan diperoleh persamaan Arrhenius, k = 2,3.1018.e-33766/(RT), dengan R konstanta gas dan T temperatur absolut.
  • No Thumbnail Available
    Item
    KINETIKA REAKSI PROSES NITRASI LIMBAH PELEPAH SAWIT
    (2012-10-21) Ronggur, Jabosar; Padil; Sunarno
    Waste palm midrib is a byproduct of industry solid waste production that has not been fully utilized. One utilization of the cellulose is nitration reaction on cellulose that produce nitrocellulose. Nitrocellulose is a form of commercial polymers that used in the manufacture of explosives and manufacture of various industrial products. This study aimed to determine the reaction kinetics of waste palm midrib nitration process at a variety of temperatures. Nitration is done by the addition of nitric acid in sulfuric acid medium conditioned with the reactor at various reaction temperature at any given time. After nitration process, product washed with bicarbonate and distilled water, than dried in a desiccator and finally analyzed the content of the concentration of beta and gamma cellulose by SNI 0444: 2009. Results showed the lowest concentration of beta and gamma cellulose obtained when the reaction takes place at temperatures of 5 -10 °C which produces second order reaction. Activation energy obtained is 33,465.034 cal/mol and the frequency of collisions is 1.421 x 1024. So, the Arrhenius equation: k = 1.421 x 1024e-33465,034/RT
  • No Thumbnail Available
    Item
    KONVERSI CANGKANG SAWIT MENJADI BIO-OIL DENGAN METODE PYROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS CO/LEMPUNG
    (2013-01-16) Gapurman; Bahri Syaiful; Sunarno
    Bio-oil is a product of pyrolysis of biomass. Biomass conversion research has been done into the palm shell bio-oil by pyrolysis process using metal catalysts with Co content developing of 0%, 1%, 3%, and 5% w / w of the clays (clays). In this research, testing physical properties (density, viscosity, acid number, and flash point), the analysis of the chemical content of bio-oil, and the developing of the effect of metal Co / clays to yield bio-oil produced. Biomass shell oil 50 grams with a size of -40 +60 mesh, silinap 500 ml, and the catalyst Co / 1.5 gram clay slurry introduced into the reactor, and pyrolysis process performed on the operating conditions of temperature 3200C and stirring speed of 300 rpm with a flow of nitrogen gas (N2) as an inert gas. The results showed that the optimum yield obtained at the level of developing of a metal catalyst Co 1% of the clay that is equal to 56.4%. The test results obtained by the physical properties of density 1.036 g / ml, 11.42 cSt viscosity, acid number of 55.43 g NaOH / g sample, calorific value of 44.706 MJ / kg, and the flash point is 53 º C. Results of analysis of chemical constituents by GC-MS, obtained the dominant chemical components of bio-oil are Acetic acid 31.87%, 23.70% Glycerol, Methyl acetate 10.42%, 18.88% 3-Butylcyclohexanone, Phenol 4, of 68%. The results obtained have characteristics approaching the characteristics of standard fuel oil and bio-oil.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Konversi Cangkang Sawit menjadi Bio-oil Menggunakan Katalis Ni.Mo/Lempung Cengar
    (2013-07-16) Sandra, Anisa; Bahri Syaiful; Sunarno
    At this time the world experienced an energy crisis. This is due to the high dependence on fossil fuels, petroleum. Petroleum has the non-renewable nature and amount of production decline each year. Therefore, the innovation required to produce an alternative energy,that is bio-oil from biomass such as palm shells. Indonesia, has a vast plantation sector of palm oil. Bio-oil can be produced from palm shell waste through pyrolysis process using a catalyst Ni.Mo / Clay cengar. This study aimed to determine the effect of catalyst ratio Ni.Mo / Clay cengar the bio-oil produced. This pyrolysis used palm shell 50 grams, silinap 500 ml and the weight ratio of catalyst 0, 0.5, 1.5, 2.5, and 3.5% w / w biomass. Bio-oil produced at the optimum catalyst ratio of 0.5% w / w of biomass with yield 40.0%. Results of bio-oil analyzed physics, density 0.9625 g / ml, viscosity 8.99 cSt, flash point 48 ° C, acid value 45.71 g NaOH/ g sample, and heating value 51.47 MJ / kg. GCMS analysis produced chemicals that bio-oil that can be processed further processed into alternative energy sources other than petroleum.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Konversi Kulit Pinus menjadi Bio-Oil dengan Metode Pyrolisis Menggunakan Katalis CoMo/NZA (Natural Zeolit deAluminated)
    (2012-10-16) Asril, Defriano; Bahri Syaiful; Sunarno
    Pine bark over this is just considered waste that pollutes the environment, pine bark is biomass which can be processed into alternative energy. Through the method of catalytic pyrolisis using the CoMo/NZA expected to convert pine bark as biomass into bio-oil. On the study of biomass pine skin 50 gram with a size of -60+80 mesh, silinap 500 ml, and catalyst CoMo/NZA 1,5 grams are incorporated into the slurry reactors, then pyrolysis process carried out on operating conditions, namely temperature and stirring speed 300 3200C rpm for 120 minutes with a flowing nitrogen gas (N2) as protective gas. The results obtained indicate that the yield obtained at optimum catalyst 1% CoMo/NZA i.e. amounting to 51,7%. Physical properties of test results obtained indicate the density (0,919 gr/ml), the viscosity (8.02 pm cSt), numbers of acidity (17, 78a), flash point (50 0 c) and the heat (44, 04MJ/Kg).Analysis of chemical content of results with GC-MS, the predominant chemical components found in bio-oil is 1-Pentene 13.90%, 2-Pentene 10.65%, 1-Propene, 1-Pentene 9,46% 6,38%, Hexane 6,23%.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Optimasi Aktivasi Bentonit Lokal Riau sebagai Adsorben Proses Dehidrasi Etanol Menggunakan Rancangan Percobaan Response Surface Methode-Central Composite Design (RSM-CCD)
    (2016-02-25) Afrizal; Amri, Amun; Sunarno
    Penelitian optimasi aktivasi bentonit lokal Riau sebagai adsorben pada proses Dehidrasi Etanol telah dilakukan. Optimasi dilakukan dengan pendekatan statistik menggunakan Response Surface Methode- Central Composite Design (RSM-CCD) dengan faktor yang ditinjau adalah pengaruh konsentrasi larutan asam HNO3 (X1), suhu pemanasan (X2) dan waktu pemanasan (X3) terhadap daya jerap adsorben. Dari percobaan diperoleh model pengaruh variabel proses aktivasi terhadap respon daya jerap yaitu % Jerap = 10,652 + 1,292X1 + 1,481X2 – 0,986X1 2 + 1,596X1X3, dimana variabel suhu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap daya jerap. Dari plot kontur dan respon permukaan diperoleh prediksi kondisi operasi aktivasi optimum pada konsentrasi HNO3 0,88N, Suhu 85, 23 0C dan waktu aktivasi 3 jam 20 menit
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pemanfaatan Batubara Lignit Untuk Bahan Bakar Cair Dengan Proses Liquifaksi
    (2015-09-28) Sunarno
    Cadangan minyak bumi Indonesia saat ini tidak kurang dari 50 milyar barrel, namun cadangan efektifnya sekitar 1,6 milyar barrel. Cadangan ini diperkirakan akan habis dalam 7 – 8 tahun mendatang dengan tingkat konsumsi saat ini, bila tidak dilakukan ekstensifikasi dan intensifikasi, diversivikasi, konservasi dalam bidang energi. Untuk itu perlu mencari sumber-sumber energi yang terbarukan maupun yang tak terbarukan yang pada saat ini masih kurang atau belum dapat dimanfaatkan secara optimal seperti pemanfaatan batubara. Propinsi Riau merupakan daerah penghasil batubara, tepatnya didaerah Kuantan Singingi. Jumlah cadangan batubara yang ada di daerah ini berkisar 153.217.627 ton. Pada umumnya batubara yang ada ini adalah batubara berkualitas rendah yang termasuk golongan lignit yang mempunyai nilai kalori rendah yaitu 3294 – 6130 kkal/kg, sehingga batubara ini belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu perlu teknologi agar nilai ekonomi batubara lignit ini meningkat. Usaha yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mencairkan batubara lignit ini dengan katalisator CoMo/Al2O3 dan pelarutnya tetralin. Variabel yang diteliti adalah pengaruh suhu dan waktu terhadap hasil cair yang diperoleh Penelitian dijalankan dalam reaktor autoclaf berpengaduk yang dilengkapi mantel pemanas. Proses diatas dilakukan untuk waktu dan suhu yang berbeda – beda yaitu pada kisaran 10 – 50 menit dan suhu 350 – 4500C.
  • No Thumbnail Available
    Item
    PEMANFAATAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT
    (2013-03-07) Yusnimar; Purwaningsih, Sulistyati; Sunarno
    Telah dilakukan penelitian tentang pemenfaatan bentonit sebagai bleaching agent pada proses bleaching mijiyak sawit mentah. Bentonit yang digunakan diperoleh dari daerah Muara Lembu kabupaten Kuantan Sengingi Propinsi Riau daratan. Bahan mineral ini belum saina sekali dimanfaatkan, begitu pula bentonit yang ada di daerah Iain di Riau, padahal bentonit banyak dibutulikan oleh beberapa industri, seperti industri minyak bumi, cat, dan Iain-lain. Bentonit yang digunakan pada proses bleaching, terlebih daliulu dibersihkan, dan dihaluskan ukuran partikelnya menjadi 100 dan 200 mesh, keinudian diaktivasi dengan menggimanakan H2SO4 5% dan pemanasan 1 lO^C sebelum digunakan pada proses bleaching.. Sebelum minyak sawit mentah di bleaching, dilakukan proses penyabunan dengan menggunakan NaOH 10%, agar kotoran dan asam lemak bebas (FFA) dapat dipisahkan dari minyak sawit. Kemudian, minyak tersebut di bleaching dengan suhu 70 - 8O0C dengan ratio bentonitnninyak; 1:100 dan 1:200. Dari hasil penelitian diketahui bahwa wania nnnyak sawit mentah sebelum di bleaching berwama coklat kemeralian berubah menjadi kuning setclah di bleaching. Variasi ukuran partikel bentonit tcrhadap hasil proses bleaching tidak berbeda. Dapat dikatakan bahwa bentonit asal Muara Lembu dapat digimakan sebagai bleaching agent pada proses bleaching minyak sawit.
  • No Thumbnail Available
    Item
    Pemanfaatan Bentonit Sebagai Adsorben Pada Proses Bleaching Minyak Sawit
    (2015-09-28) Yusnimar; Purwaningrum, Is sulistyati; Sunarno; Syarfi; Drastinawati
    Penelitian tentang pemanfaatan bentonit sebagai adsorben pada proses bleaching minyak sawit telah dilakukan. Proses bleaching minyak sawit mentah (CPO) dilakukan dengan beberapa tahapan proses, yaitu proses aktivasi bentonit, proses penyabunan CPO dan proses bleaching CPO. Bentonit yang digunakan diperoleh dari daerah Lipat Kain Propinsi Riau Daratan. Bentonit yang akan digunakan pada proses bleaching, bentonit dibersihkan dan dihaluskan menjadi ukuran partikelnya 100 mesh dan 200 mesh, kemudian bentonit tersebut diaktivasi dengan menggunakan larutan H2SO4 5% di dalam tangki berbaffle, kemudian dipanaskan pada suhu 110oC sampai beratnya konstan. Sebelum CPO di bleaching, dilakukan proses penyabunan terhadap CPO dengan menggunakan larutan NaOH 10%, untuk memisahkan kotoran dan asam lemak bebas (FFA) dari minyak. Minyak dari hasil proses penyabunan tersebut di bleaching dengan menggunakan bentonit aktif pada suhu 70 – 80oC. Dari hasil proses bleaching diketahui bahwa warna minyak sawit mentah berubah dari berwarna coklat kemerah-merahan dan keruh menjadi kuning muda dan jernih. Variasi ukuran partikel bentonit terhadap warna minyak yang di bleaching tidak terlalu berbeda. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bentonit asal daerah Lipat kain dapat digunakan sebagai adsorben atau bleaching agent pada proses pembuatan minyak sawit
  • «
  • 1 (current)
  • 2
  • 3
  • »

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback