4.Seminar Nasional Teknik UR Tahun 2010
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 4.Seminar Nasional Teknik UR Tahun 2010 by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 64
Results Per Page
Sort Options
Item KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT(2013-05-03) Zultiniar; Heltina, DesiKonsentrasi fenol yang relatif meningkat dengan seiring bertambahnya indutri yang menghasilkan fenol, mengakibatkan tingkat pencemaran fenol diperairan meningkat pula. Untuk itu perlu penanganan limbah khususnya limbah fenol. Alternatif pengolahan limbah fenol yaitu menggunakan proses adsorpsi dengan tanah gambut.penelitian Kesetimbangan adsorpsi Fenol dengan tanah Gambut dilakukan untuk mendapatkan kapasitas jerap maksimum, model kesetimbangan dan nilai konstanta keswetimbangan, serta mengetahui pengaruh suhu terhadap daya jerap maksimum fenol oleh tanah gambut. Penelitian tanah gambut meliputi, pencucian, penjemuran, aktivasi.Larutan fenol dengan konsentrasi awal (Co) tertentu dimasukkan dalam reaktor batch berpengaduk sampai mencapai waktu kesetlmbangan, dan dilakukan pada suhu tertentu,Sampel diambil tiap waktu ,kemudian di analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV, diperoleh kurva kesetimbangan isotherm adsorpsi. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan kurva isoterm adsorpsi pada variasi suhu 30oC, 40oC dan 50oC serta konsentrasi awal (Co) 100, 120, 140 dan 160 ppm. Dari percobaan di dapatkan waktu kesetimbangan sekitar 3 jam, Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 30oC dan adsorpsi yang terjadi termasuk fisika. Nilai konstanta Freundlich pada kondisi optimum (30oC ) adalah 0,001226Item BIOETANOL DARI LIGNOSELULOSA: POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT(2013-05-03) Sarah, Maya; Misran, Erni; Syamsiah, Siti; Millati, RiaSalah satu upaya mereduksi sumber polusi udara adalah melalui substitusi jenis bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang bersifat terbarukan seperti bioetanol. Bioetanol merupakan alkohol yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan [selain anggur] yang apabila dicampur dengan bensin dapat meningkatkan bilangan oktan dan menyempurnakan pembakaran dalam kendaraan bermotor. Bioetanol dapat diproduksi dari biomassa lignoselulosa seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) yang terdapat dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia. TKS dihidrolisis dengan menggunakan H2SO4 0,5 % dengan perbandingan 1: 6 (b/v). Hidrolisis dilakukan dalam 2 tahap yaitu 10 menit pada suhu 160oC dan 5 menit pada suhu 190oC. Filtrat dari tiap-tiap tahap hidrolisis dianalisa kadar gula reduksinya dan difermentasi dengan menggunakan biakan murni S. cerevisiae. Fermentasi berlangsung pada suhu kamar selama 24, 48 dan 72 jam dan dilakukan pengamatan terhadap etanol yang terproduksi, glukosa yang tereduksi dan pertumbuhan biomassa. Penentuan glukosa tereduksi dan etanol terproduksi dilakukan menggunakan enzimatic kit. Perolehan etanol terbanyak diperoleh dari fermentasi hidrolisat I menggunakan kapang S. cerevisiae ATCC. Secara umum etanol meningkat seiring dengan peningkatan waktu fermentasi, tetapi bila dikaitkan dengan aktivitas pertumbuhan sel, maka fermentasi cukup dilakukan selama 48 jam saja. Fermentasi setelah 48 jam akan menghasilkan etanol dari gulagula lain selain glukosa.Item ANALISIS DISAIN SISTEM PROTEKSI PETIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN(2013-05-03) Murdiya, FriPembangkit listrik tenaga angin (PLT angin) memliki struktur yang tinggi dan objek yang terekspos oleh awan petir. Dari makalah-makalah telah banyak ditemukan balingbaling yang rusak akibat sambaran petir. Hal ini menjadi masalah dalam pengembangan PLT angin di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki kerapatan petir yang tinggi. Studi yang dilakukan adalah evaluasi distribusi medan listrik pada pergerakan baling-baling akibat ekspos awan petir dan memberikan usulan sistem proteksi eksternal dengan analisa metode elemen hingga melalui pdetool yang tersedia pada program MATLAB 7. Hasil studi menunjukan distribusi medan listrik tertinggi pada baling-baling saat posisinya 00 (pada jam 12) dan dengan penambahan sistem proteksi petir (SPP) ekternal dengan pemasangan lightning mast Franklin pada struktur PLT angin akan membuat ujung lighning mast Franklin memiliki medan listrik tertinggi sehingga potensi sambaran petir tertinggi terjadi pada lightning mast Franklin.Item PENJERAPAN ION TIMBAL OLEH TANAH GAMBUT SECARA DINAMIS(2013-05-03) Reni Yenti, Silvia; ZultiniarKemajuan industri merupakan suatu masalah yang dapat menimbulkan dampak negatif yaitu meningkatkan pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Keberadaan logam berat dilingkungan merupakan suatu masalah yang perlu mendapat perhatian karena adanya ion-ion logam berat dalam limbah industri merupakan objek penelitian dalam bidang kimia analitik. Proses penyerapan material bialogi dapat dipercaya terjadi melalui proses sorpsi yang melibatkan gugus fungsi yang berhubungan dengan protein, polisakarida dan bio molekuler lain yang ditemukan pada sel atau dinding sel,hasil pertanian dan limbahnya telah banyak digunakan sebagai material penyerap senyawa beracun karena adanya gugus fungsi tertentu dan juga relatif murah (Munaf dan Rahmiana , 1997). Tanah gambut dengan berbagai kandungan gugus fungsinya berfungsi menjerap logam berat dan dapat digunakan sebagai penjerap. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kemampuan tanah gambut dalam menjerap ion Timbal serta mencari kondisi optimum dari penjerapan gambut terhadap ion Timbal. Penelitian ini dilakukan secara dinamis dengan menggunakan sistem kolom. Adapun variabel yang akan diuji yaitu variasi pH, laju alir, dan variasi konsentrasi. Dari hasil analisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), didapat bahwa gambut yang digunakan sebagai adsorben mempunyai daya jerap yang bagus dimana untuk variasi pH penjerapan yang optimum terhadap ion Timbal terjadi pada pH 4 dengan efisiensi penjerapannya sebesar ( 90,47% ), untuk variasi laju alir penjerapan optimum terjadi pada laju alir 7 dengan efisiensi penjerapannya sebesar ( 80,80% ), dan untuk pengaruh konsentrasi penjerapan optimum terjadi pada konsentrasi 11 ppm dengan efisiensi penjerapannya sebesar (88,35% ).Item APLIKASI BIOTEKNOLOGI UNTUK ISI RUMEN SAPI, KERBAU DAN KAMBING SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK BIOGAS YANG RAMAH LINGKUNGAN(2013-05-03) Purwati, Endang; Rusfidra; Juliyarsi, Indri; Depson, RonalPenelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa adanya interaksi antar jenis isi rumen dan jarak pengamatan terhadap produksi gas, derajat keasaman, temperatur dan lama nyala biogas. Materi penelitian ini menggunakan isi rumen sapi, kerbau dan kambing yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan Lubuk Buaya Padang, Rumah Makan Muslim, Tempat Pemotongan Kambing By Pass dan Bandar Buat masing-masing 30 liter. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola Faktorial 3x3 dengan 2 kali ulangan. Faktor A sebagai jenis isi rumen yaitu sapi, kerbau dan kambing dan Faktor B sebagai jarak pengamatan yaitu hari ke 8, 16 dan 24. Selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji lanjut berganda (DMR). Variabel yang diukur adalah produksi gas, derajat keasaman, temperatur dan lama nyala gas. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antar jenis isi rumen dengan jarak pengamatan terhadap produksi gas dan lama nyala gas (P<0.01), namun tidak terdapat interaksi pada derajat keasaman dan temperatur digester. Jenis isi rumen (faktor A) dan jarak pengamatan (faktor B) masing-masing menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap produksi gas dan lama nyala, tetapi tidak berbeda pada temperatur digester. Faktor A menunjukkan berbeda nyata (P<0.05) pada derajat keasaman dalam digester. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada isi rumen kambing dan jarak pengamatan hari ke 24 menghasilkan produksi gas dan lama nyala yang optimum.Item Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan(2013-05-04) Nasir, MuhammadTingkat konsumsi energi listrik PT. Semen Padang cukup besar untuk keperluan produksi. Komponen biaya listrik ini menempati urutan kedua dalam struktur biaya produksi. Karena itu, sangat perlu diterapkan pola pemakaian energi listrik yang efektif dan efisien pada peralatan produksi agar diperoleh biaya produksi yang lebih rendah. Dengan demikian akan meningkatkan daya saing perusahaan. Pada Raw Mill III-B Pabrik Indarung IV PT. Semen Padang, terdapat motor dengan rating tegangan 6 kV yang mengkonsumsi energi listrik dengan tingkat konsumsi energi listrik sebesar 17,67 kWH/ton Raw Mix. Pada kondisi ini motor beroperasi dengan faktor daya yang bervariasi dan belum pada kondisi maksimum. Untuk meningkatkan efisiensi konsumsi energi listrik dan efektifitas operasional motor maka dilakukan upaya Demand Side Management (DSM). Adapun metode yang digunakan adalah perbaikan stabilitas tegangan dengan perbaikan faktor daya sistem dan mengubah pola pembebanan motor. Dengan melakukan perbaikan faktor daya pada jaringan distribusi motor menjadi 0,97, rugi-rugi daya dan jatuh tegangan pada saluran motor menjadi lebih kecil, dengan penghematan energi listrik sebesar 1,92 kWH untuk waktu produksi 1 hari. Sementara dengan perubahan pola pembeban hingga kondisi 90 %, 92,5 % dan 95 % dari kapasitas maksimal Mill, diperoleh penghematan pada setiap perubahan pembebanan sebesar 1,13 % dengan tingkat konsumsi energi listrik 17,47 kWH/ton, 1,47 % dengan tingkat konsumsi energi listrik 17,41 kWH/ton dan 3,51% dengan tingkat konsumsi energi listrik sebesar 17,05 kWH/ton.Item OPTIMASI KONDISI PROSES KONVERSI BIODIESEL DARI PALM FATTY ACID DISTILATE MENGGUNAKAN KATALIS H-ZEOLIT(2013-05-04) Yenie, Elvi; Zahrina, Ida; Akbar, FadjrilMinyak bumi merupakan sumber energi yang tak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis. Kenyataan yang demikian mendorong berbagai negara melakukan langkah-langkah penghematan dan melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan bahan bakar baru sebagai pengganti minyak bumi. Bahan bakar baru tersebut adalah biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Di sisi lain PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping dari pembuatan minyak goreng memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Pembuatan biodiesel dari PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dilakukan dengan reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh nisbah molar umpan PFAD : metanol, suhu reaksi, dan waktu reaksi terhadap konversi biodiesel yang dihasilkan. Variabel penelitian yang akan ditinjau yaitu nisbah molar umpan PFAD : methanol ( 1:0,4 – 1:12 ), suhu reaksi (70 oC - 100 oC), dan waktu reaksi ( 15 - 240 menit ) terhadap perolehan konversi biodiesel.Rancangan percobaan menggunakan RSM (Response Surface Methode) sedangkan pengolahan datanya menggunakan software minitab 14. Dari hasil pengolahan data diperoleh konversi optimum biodiesel sebesar 26,29 % pada nisbah molar umpan PFAD : metanol 1: 8,25 mol, suhu reaksi pada 87,33 oC, dan waktu reaksi 36,77 menit.Item PENENTUAN TEMPERATUR TERHADAP KEMURNIAN SELULOSA –(2013-05-04) Padil; Asri, Silvia; Aziz, YelmidaPulau Sumatera khususnya Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki areal perkebunan kelapa sawit paling luas di Indonesia. Luas areal perkebunan sawit di Riau terus tumbuh dengan pesat. Hal ini diiringi dengan meningkatnya limbah batang sawit hasil peremajaan. Batang sawit dan abu tandan kosong belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah batang sawit mengandung selulosa (35,92%), hemiselulosa (26,05%), dan lignin (17,74%). Ditinjau dari komposisinya, batang sawit berpotensi diolah lebih lanjut untuk memurnikan selulosa – , yang dapat dijadikan bahan baku produk turunan selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh temperatur pemasakan, waktu pemasakan, dan nisbah larutan – padatan terhadap proses hidrolisis batang sawit untuk memisahkan selulosa- Hidrolisis batang sawit dengan larutan ekstrak abu TKS dilakukan dalam reaktor hidrolisis dengan variasi kondisi operasi temperatur pemasakan (70, 80, 90, 100, dan 110oC). Proses hidrolisis berlangsung dengan sirkulasi cairan pemasak. Setelah proses hidrolisis selesai, batang sawit hasil hidrolisis tersebut dianalisa, kemurnian selulosa – , kadar lignin, dan kadar hemiselulosa batang sawit. Kondisi operasi maksimal diperoleh pada temperatur pemasakan 100oC dengan kemurnian selulosa – 90,61, kadar lignin 4,7%, dan hemiselulosa 0,58%.Item DEGUMMING CPO (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI(2013-05-04) Syarfi; Zahrina, Ida; WidyaProses degumming CPO (Crude Palm Oil) secara konvensional dilakukan dengan penambahan H3PO4, H2SO4 atau HCl. Alternatif penyisihan phospolipid dari CPO dapat dilakukan dengan teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja membran ultrafiltrasi (UF) terhadap fluks dan rejeksi phospolipid yang terkandung didalam CPO. Membran UF yang digunakan adalah membran kapiler. Penelitian dilakukan dengan melewatkan CPO ke dalam membran UF dengan variabel tekanan 0,5 ; 1; 1,5 dan 2 bar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan fluks akibat kenaikan tekanan. Fluks tertinggi diperoleh pada tekanan 2 bar yaitu 0,651 L/m2.jam. Sedangkan fluks terendah diperoleh pada tekanan 0,5 bar yaitu 0,280 L/m2.jam. Rejeksi phospolipid dari CPO mencapai 87,73%.Item PENGARUH PUTARAN MEMBRAN TERHADAP UNJUK KERJA RDMM PADA PEMURNIAN SODIUM LIGNOSULFONAT BERBASIS SERBUK GERGAJI(2013-05-04) Herman, SyamsuTujuan jangka panjang penelitian ini adalah menghasilkan senyawa sodium lignosulfonat (SLS) kemurnian tinggi berbasis limbah serbuk gergaji yang dapat dipakai sebagai material pembentuk komposit polielektrolit membran (PEM) menggantikan Nafion® pada teknologi Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Dengan demikian akan memperbesar kandungan komponen lokal Indonesia pada teknologi tersebut. Penelitian diawali dengan penyiapan SLS dengan cara hidrolisis dan sulfonasi (simultan) serbuk gergaji kayu kulim dalam reaktor bertekanan mengunakan pelarut sodium bisulfit (NaHSO3). SLS ini diumpankan kedalam reaktor RDMM .yang dilengkapi dengan membran TCA.Unjuk kerja RDMM dilihat dari fluk permeat yang diperoleh pada variasi putaran membran ( 0; 65; 100; 160; 200 rpm) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimal (fluks besar) terjadi pada putaran membran 160 rpm.Item KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI(2013-05-04) Heltina, DesiSumber Kadmium di perairan berasal dari limbah pertambangan timah dan seng. Kadmium berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh melebihi ambang batasnya, untuk itu perlu dilakukan penjerapan kadmium dengan adsorpsi menggunakan salah satu adsorben yaitu abu sekam padi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kapasitas jerap maksimum dan model kesetimbangan adsorpsi. Penelitian diawali dengan pengaktifan sekam padi menjadi abu sekam padi dengan pemanasan dan penambahan Asam Nitrat 0,1N. Abu sekam padi sebanyak 1 gr dikontakkan dengan 500 ml larutan kadmium dengan konsentrasi awal tertentu di dalam reaktor batch berpengaduk pada suhu tertentu sampai mencapai waktu kesetimbangan. Sampel diambil tiap waktu dan dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kemudian diperoleh kurva kesetimbangan isoterm adsorpsi. Percobaan dilakukan dengan berbagai variabel konsentrasi awal larutan kadmium (Co) 20, 40 60, 80 dan 100 ppm, dan suhu adsorpsi yaitu suhu kamar (27o), 40oC dan 50oC. Dari percobaan didapatkan waktu kesetimbangan adsorpsi tercapai selama 3 jam. Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 27oC dengan persen penjerapan 82,55%. Mekanisme adsorpsi yang terjadi mengikuti model isoterm Freundlich dengan panas adsorpsi 3,487 kkal/moloK.Item Pengaruh FenomenaTransfer Massa Terhadap Model Kinetika Berbasis Mekanisme Ping-Pong Bi Bi Untuk Interesterfikasi Trigliserida menjadi Biodiesel(2013-05-04) Wahyu Budiman, Anatta; Hermansyah, HeriModel kinetika reaksi untuk menggambarkan perilaku reaksi pada interesterfikasi trigliserida untuk memproduksi biodiesel menggunakan mekanisme Ping-Pong Bi Bi secara menyeluruh telah dilakukan. Model kinetika reaksi hingga saat ini tersebut belum mempertimbangkan fenomena transfer massa yang terjadi di permukaan biokatalis pada reaksi interesterfikasi menggunakan enzim yang diimmobilisasi dengan metode adsorpsi. Pada penelitian ini, dilakukan penyelidikan mengenai pengaruh mekanisme transfer massa terhadap model kinetika reaksi berbasis Ping-Pong Bi Bi untuk sintesis biodiesel menggunakan Candida rugosa Lipase. Penelitian dilakukan dengan penyusunan dua jenis model yaitu model kinetika reaksi berbasis Ping-Pong Bi Bi secara menyeluruh dan medel kinetika reaksi berbasis Ping-Pong Bi Bi secara menyeluruh dengan penambahan mekanisme transfer massa. Validitas kedua model ini akan diuji dengan melakukan fitting pada data eksperimen reaksi interesterfikasi trigliserida dan metil asetat untuk sintesis biodiesel menggunakan Candida rugosa lipase sebagai biokatalis. Parameter kinetika yang ada dari kedua model yang didapat diestimasi secara numerik menggunakan perangkat lunak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada reaksi interesterfikasi trigliserida menjasi biodiesel fenomena transfer massa memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap validitas model kinetika raksi berbasis mekanisme Ping-Pong Bi Bi secara menyeluruh.Item KEBIJAKAN ENERGY MIX DAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA(2013-05-04) Rohana; RimbawatiKebijakan bauran energi (energy mix) menekankan bahwa Indonesia tidak boleh hanya tergantung pada sumber energi berbasis fosil, namun harus juga mengembangkan penggunaan energi terbarukan. Pemanfaatan dan penerapan sistem energi terbarukan (renewable energy) untuk berbagai keperluan dan ukuran telah banyak dilaksanakan di indonesia, khususnya didaerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar jika dikelola dengan baik dan teknologinya dikuasai. Makalah ini membahas jenis-jenis energy terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia sesuai dengan letak geografis NKRI. Pada akhir tulisan ini dapat disimpulkan bahwa Langkah-langkah penerapan Energi Terbarukan tersebut tergantung juga pada kesiapan masyarakat Indonesia serta dukungan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan energi yang konsisten agar pemanfaatan EBT dapat dimanfaatkan secara maksimal.Item OPTIMASI KONDISI PROSES AKTIVASI BENTONIT LOKAL MENGGUNAKAN H2SO4 SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES DEHIDRASI ETANOL DENGAN RESPON SURFACE METHODE(2013-05-04) Drastinawati; Zahrina, Ida; YelmidaBentonit adalah jenis mineral lempung, dengan komposisi kimianya ± 80% terdiri dari mineral monmorillonite (Na.Ca)0,33(Al.Mg)2Si4O10(OH)2(H2O)n. Kebutuhan industri akan bentonit semakin meningkat, sementara cadangan bentonit di Propinsi Riau sangatlah besar, ± 3.733.135 M3, namun belum banyak dimanfaatkan. Penelitian dilakukan untuk mengamati kemampuan penjerapan bentonit untuk proses dehidrasi etanol. Penelitian ini difokuskan pada optimasi kondisi proses aktivasi bentonit dengan variabel bebas yang digunakan terdiri atas 3 faktor. Faktor – faktor tersebut adalah konsentrasi larutan asam H2SO4 (X1) pada rentang 0,8 – 1,6 M , suhu aktivasi (X2) pada rentang 51 – 119oC dan waktu aktivasi (X3) pada rentang 2 – 4,68 jam. Data dianalisa menggunakan pendekatan statistik dengan metode Response Surface Methodology Central Composite Design (RSM-CCD). Dari penelitian ini diperoleh penjerapan optimum pada bentonit untuk konsentrasi, suhu dan waktu adalah 1,3 N: 81 0C: 3 jam 20 menit dengan kemampuan penjerapan sebesar 93.25%. Variabel konsentrasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap penjerapan adsorben dengan persamaan modelItem OPTIMASI PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY(2013-05-04) Zulfansyah; Iwan Fermi, Muhammad; Maa Rasyid, CiciResponse surface method was used for the evaluation of the effects of various factors on the synthesis of biodiesel from rubber seed oil with sodium hydroxide as the catalyst. The production of biodiesel was optimized and model response equation was obtained, and able to predict the biodiesel production from the values of the three main factors. It would seem that the catalyst concentration and oil/methanol ratio predominatly determined the reaction convertion, while the reaction temperature had no significant effect on the yield of biodiesel. The catalyst concentration and oil/methanol ratio showed positive effects on the perolehan of biodiesel. However, there were no significant interactions among the variables according to test of statistic significance. The yield of biodiesel product predicted at the optimum condition was 86%. Finally, biodiesel from rubber seed oil at the optimum condition has density of 882 kg/m3, kinematic viscosity at 40oC was 7.70 mm2/s, flash point at 23oC, cetane number was 62,06 and acid value was 0,16 mg KOH/g.Item PENGARUH SUBSTRAT DAN TEMPERATUR TERHADAP PARAMETER KINETIKA PADA PRODUKSI(2013-05-04) Rezeki Muria, Sri-siklodekstrin adalah siklik oligosakarida dengan berbagai macam aplikasi pada makanan, obat-obatan, kosmetik, pertanian dan industri kimia. Siklodekstrin glikosiltransferase adalah enzim yang mampu merubah tepung menjadi molekul -siklodekstrin. Dalam penelitian ini, enzim siklodekstrin glikosiltransferase dihasilkan oleh Basillus sp. C26 yang digunakan untuk memproduksi -siklodekstrin dari tepung sagu sebagai substratnya. Produksi maksimum - siklodekstrin didapatkan dengan menggunakan konsentrasi enzim 10 U/g tepung sagu pada pH 8.5 dan temperatur 50oC. Pengaruh temperatur pada kinetika produksi -siklodekstrin oleh enzim siklodekstrin glikosiltransferase telah diuji dengan memvariasikan temperatur antara 40-70oC dan substrat 5-30 g/l. Km dan Vmax dihitung dengan Lineweaver_Burk plot menggunakan konsentrasi substrat dan temperatur yang berbeda-beda. Dan didapatkan bahwa kecepatan awal produksi - siklodekstrin meningkat jika temperatur meningkat. Meningkatnya kecepatan awal produksi - siklodekstrin seiring dengan meningkatnya temperatur pada konsentrasi substrat yang tinggi lebih cepat dari pada konsentrasi substrat yang rendah. Vmax meningkat dari 2.35 sampai 6,78 g - siklodekstrin/l/j ketika temperatur meningkat dari 40-65oC sedangkan Km menurun dari 39,2 sampai 9,78 mg tepung sagu/ml ketika temperatur meningkat dari 40-60oC. Nilai Km yang rendah menunjukkan bahwa antara enzim dan substrat mempunyai ketertarikan yang lebih kuat pada temperatur yang tinggi.Item KINETIKA ADSORPSI LOGAM Cu(II) PADA PROSES CONTINUE DENGAN ADSORBENT SERBUK GERGAJI TERAKTIVASI(2013-05-04) A, Yelmida; D.Alfarisi, Cory; Sulistyati P, IsSerbuk gergaji merupakan limbah yang masih mengandung lignin sekitar 20-30 % dan dapat berfungsi sebagai adsorben untuk logam berat. Untuk meningkatkan daya jerap serbuk gergaji, dapat dilakukan aktivasi dengan asam atau basa. Pada penelitian ini, serbuk gergaji diaktivasi secara asetilasi dan digunakan sebagai adsorben pada proses adsorpsi secara continue untuk penjerapan logam Cu(II). Untuk mempelajari daya jerap dan kinetika adsorpsi logam Cu (II) dengan serbuk gergaji terasetilasi pada proses continue, dilakukan variasi tinggi unggun adsorben yaitu : 10 ; 15 ; 20 cm . Penelitian diawali dengan pengaktifan serbuk gergaji dengan konsentrasi asam asetat 0,5M selama 90 menit pada suhu 300C ,ukuran partikel 40 mesh dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Pada proses adsorpsi secara continue , pangambilan sampel dilakukan setiap satu jam, sampai keadaan jenuh tercapai. Hasil adsorpsi dianalisa dengan spectrofotometer serapan atom (AAS). Metode perhitungan konstanta laju adsorpsi (k) dan harga kapasitas jerap sisa adsorben (a0) dilakukan menggunakan persamaan Bohard Adam’s. Nilai konstanta laju adsorpsi (k) mengalami peningkatan sesuai dengan tinggi unggun adsorben. Pada tinggi unggun 10, 15 dan 20 cm diperoleh nilai konstanta laju adsorpsi berturut-turut yaitu 0,00207 ml/mg menit , 0,002412 m/mg menit dan 0,002812 ml/mg menit . Nilai kapasitas jerap sisa adsorben (a0) mengalami peningkatan sesuai dengan tinggi unggun. Nilai kapasitas jerap yang relatif baik yaitu pada tinggi unggun 20 cm sebesar 94.605,21 mg/L.Item PENGURANGAN RESIKO TRIP PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI PENGGERAK BLOWER(2013-05-04) Azriyenni; Paulus S; Lulus BMotor Induksi tiga fasa digunakan sebagai penggerak blower pada generator uap dimana kinerjanya sangat dipengaruhi oleh buka-tutup louver. Louver adalah alat untuk mengatur volume udara yang keluar dari blower ke ruang pembakaran. Dalam aplikasinya blower mempunyai dua cara untuk membatasi volume udara, yaitu: dengan menggunakan louver sebagai penghalang dan dengan mengatur kecepatan putaran motor. Dalam tulisan ini akan membahas mengenai cara membatasi volume udara dikeluarkan dari louver, jika hal ini dilakukan maka arus motor akan terpengaruh. Hal ini akan menimbulkan rugi-rugi tembaga dan pengurangan resiko trip pada motor induksi tiga fasa. Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko trip dapat menjaga kestabilan arus agar tidak mencapai nilai arus menjadi tinggi. Sehingga hasil yang diharapkan bahwa dengan mengatur posisi louver dapat menjaga steam quality (SQ) dan efesiensi motor. Maka daya yang digunakan untuk menggerakkan motor akan lebih rendah dan motor tidak selalu beroperasi dalam keadaan beban penuh.Item Penerapan Teknik Optimasi dan Simulasi Dalam Penyusunan Pola Operasi Waduk untuk Pemenuhan Kebutuhan Energi Listrik(2013-05-04) Gunawan, Gusta; Kurniawandi, AlekKrisis energi yang melanda Indonesia mengharuskan kita untuk menggali semua potensi energi yang ada. Air merupakan energi yang ramah lingkungan dan telah terbukti menjadi sumber energi andalan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air. Namun permasalahan yang sering dihadapi dalam pendayagunaan sumber daya air untuk sumber energi adalah kesulitan dalam mengoptimalkan sumber daya air yang ada. Pada Waduk Saguling dan Cirata yang berfungsi dalam menyediakan air untuk pembangkit listrik yaitu untuk PLTA Saguling dan PLTA Cirata memerlukan suatu pengoperasian waduk yang bisa memberikan suatu hasil yang optimum untuk kedua waduk. Akan tetapi, karena waduk tersebut terletak secara series hingga pelepasan air dari waduk di hulu (Saguling) akan mempengaruhi kinerja waduk di hilirnya (Cirata) dan oleh karenanya harus difungsikan secara bersamaan. Keputusan yang optimum pada Waduk Saguling belum tentu memberikan hasil yang optimum untuk Waduk Cirata. Kesalahan dalam pengoperasian salah satu waduk bisa merugikan dan berakibat fatal bagi waduk yang lain, misalnya kekeringan pada waduk di hulu dan keruntuhan pada waduk di hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan suatu pola operasi multi waduk yang bisa memberikan hasil energi yang optimum dengan tetap memperhatikan kelestarian kedua waduk. Metoda yang digunakan adalah teknik optimasi dengan program linier dan simulasi. Pendekatan-pendekatan yang digunakan pada program linier dibuat berdasarkan teknik analisa sistem. Hasil optimasi berupa pola operasi (release) yang optimum serta produksi listrik di evaluasi dengan simulasi. Dalam hal ini simulasi berfungsi untuk meninjau kegagalan dari target optimasi seandainya teknik optimasi tersebut di implementasikan. Hasil optimasi dianggap memenuhi syarat apabila volume waduk pada simulasi lebih besar dari volume minimum dan lebih kecil dari volume maksimum. Keberhasilan teknik optimasi ditunjukan oleh unjuk kerja dari waduk yang berupa keandalan (reliability), kelentingan (resiliency), dan kerawanan (vulnerability). Pada simulasi digunakan asumsi bahwa waduk dianggap gagal apabila release hasil optimasi tidak bisa memenuhi sebagian dari kebutuhan (demand). Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk optimasi multi waduk yang terletak secara seri dengan perpaduan antara teknik program linier dengan simulasi bisa memberikan hasil yang optimum. Terlihat dari energi listrik yang diperoleh menunjukan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi eksisting. Besar prosentase peningkatan energi yang terjadi pada kedua PLTA berdasarkan hasil optimasi adalah : Saguling 29,18 % dan Cirata 42,14 % dengan volume air rata-rata yang dikeluarkan oleh kedua PLTA selama kurun waktu tersebut adalah Waduk Saguling sebanyak 2.660 juta M3 dan Waduk Cirata sebanyak 3.756 juta m3. Sedangksn prosentase peningkatan energi yang terjadi berdasarkan hasil simulasi untuk kedua PLTA berturut-turut adalah Saguling sebesar 32,72 % dan Cirata sebesar 13,53 %. Sehingga suatu kesimpulan dari penelitian ini adalah teknik optimasi untuk multi waduk yang terletak secara series dengan mengunakan program linier dan simulasi bisa dijadikan sebagai acuan dalam menyusun suatu rencana pengoperasian multi waduk.Item CAMPURAN DME-LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR GAS KOMPLEMENTER(2013-05-04) Anam, AhsonulKebijakan konversi minyak tanah ke LPG telah dapat menurunkan subsidi pemerintah terhadap BBM. Namun setelah masyarakat mulai menggunakan LPG sebagai konsekuensi kebijakan tersebut, Pemerintah c.q. Pertamina berencana menaikkan harga LPG non subsidi sampai mencapai harga keekonomiannya secara gradual. Harga LPG kemasan 3 kg tetap disubsidi, namun jumlahnya terbatas. Masyarakat pengguna LPG kemasan non 3 kg (12 kg ke atas) secara alaimiah akan beralih ke pemakaian LPG kemasan 3 kg. Hal ini mengakibatkan permintaan LPG kemasan 3 kg berlipat (sedangkan jumlah pasokan yang terbatas), sehingga LPG kemasan 3 kg akan semakin susah didapatkan atau bisa didapatkan tentunya dengan harga yang lebih tinggi dari harga eceran seharusnya. Masyarakat dibuat cemas, ingin kembali pada penggunaan minyak tanah. Tetapi apa daya, minyak tanah sudah hilang dari pasaran. Dimethyl Ether (DME) merupakan gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih -25,1oC. Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 25oC dan dapat dicairkan seperti halnya LPG. Viskositas DME 0,12-0,15 kg/ms, setara dengan viskositas propana dan butana (konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur untuk LPG dapat juga digunakan untuk DME. DME dapat digunakan seperti LPG, di mana DME terbakar dengan nyala biru terang. Kandungan racun dalam DME sangat rendah, sama dengan kandungan racun di LPG, jauh di bawah methanol. Oleh karena DME memiliki rasio nilai kalor dengan resistansi aliran bahan bakar gas (Number of Wob Iindex) 52 – 54 atau setara dengan gas alam, kompor untuk gas alam atau LPG bisa digunakan untuk campuran DME-LPG tanpa modifikasi, sehingga di masa depan, campuran DME-LPG (dengan harga yang lebih kompetitif) bisa menjadi bahan bakar gas (BBG) alternatif di masyarakat.