LBR-laboratory-based research
Permanent URI for this community
Browse
Browsing LBR-laboratory-based research by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 101
Results Per Page
Sort Options
Item Optimalisasi produksi enzim selulase isolat selulolitik yang diisolasi dari Sungai Siak(2013-04-16) Haryani, Yuli; Jose, Christine; dahliaty, andi; devi, silveraIsolates of S-16 and S-22 are some of the local strains producing cellulases that have been isolated from the Siak River water. Cellulase enzyme can be degrades of cellulosewaste containing that enable for the processing of waste to economically priced products such as glucose. In this research, optimization of the production of cellulase enzymes from isolates of S-16 and S-22 with a variety of media composition, temperature and concentration of carbon source production. The quantitative assay for enzyme activity was determined by Nelson Somogyi method with carboxymethyl of cellulose (CMC) as a substrate. The highest cellulase enzyme activity of S-16 obtained in a media production (KH2P04; MgS04.7H20; NaN03; CaC12; NaCl; CMC) of 88x10-3 U / mL, and the optimum concentration of source of carbon at 1% obtained for 50.36 xlO-3 U / mL, whereas of S-22 obtained in a media production (KH2P04; MgS04.7H20; FeS04.7H20; NaN03; KCI; CMC) of 14x10-3 U / mL, and the optimum concentration of sources of carbon at 1% obtained for 14 , 7x10-3 U / mL. Comparison of cellulase enzyme activity of isolate S-16 and S-22 by using Duncan test multiple range at level 5%.Item ANALISIS KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KOTA PEKANBARU(2013-04-16) Sayamar, Ery; Arifudin; Kausar; Cepriadi; Rosnita; Yulida, RozaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kota pekanbaru menurut pasal 13, 14, dan 15 UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K). Metode penelitian dilakukan dengan cara survey, dimana wawancara semiterstruktur dilakukan kepada 30 orang responden, yang terdiri dari 15 orang dari Badan Peiaksana Penyuluhan Kota Pekanbaru dan 15 orang dari tiga Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kota Pekanbaru. Data yang terkumpul, ditabuiasi dan dianalisis secara deskriptif. Untuk menganalisis pelaksanaan pasal 13, 14 dan 15 UU SP3K di Kota pekanbam dengan bantuan Likert's Summated Rating (SLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Badan Peiaksana Penyuluhan Kota Pekanbaru telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik sesuai dengan pasal 13 UUSP3K ;(2) Dengan belum terljentuknya Komisi Penyuluhan Pertanian Kota Pekanbaru, maka pasal 14 UU SP3K belum dapat dilaksanakan oleh Kelembagaan Penyuluhan Kota pekanbaru; (3) Sedangkan pasal 15 UU SP3K mengenai peran dari BPP, sudah dapat berjalan dengan baik.Item Dampak Desentralisasi Eiskal Terhadap Dan Disparitas Regiorial Kerniskinan dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau(2013-04-16) Basri, SyafrilPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak desentralisasi fiskal terhadap disparitas antara daerah di Provinsi Riau, mengetahui dampak desentralisasi fiskal terhadap sumber disparitas antara daerah di Provinsi Riau, Merumuskan kebijakan yang harus ditempuh untuk mengurangi disparitas antara daearah di Provinsi Riau berkaitan dengan desentralisasi fiskal. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau yang meliputi 12 wilayah yaitu 2 kota dan 10 kabupaten. Metode analisis siklus kemajuan ekonomi digunakan untuk membandingkan laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan laju pertumbuhan ekonomi Riau dan nisbah pendapatan per kapita wilayah dengan pendapatan per kapita Riau. Selanjutnya untuk mengetahui ketimpangan digunakan Indeks variasi Williamson merupakan indikator utama dan juga memperhatikan indikator Theil T sebagai indikator menguraikan disparitas spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah-daerah bukan penerima dana bagi hasil minyak dan gas cenderung lebih maju dengan pertumbuhan dan ratarata pendapatan tinggi. Setelah adanya desentralisasi fiskal, disparitas pendapatan antar daerah di Riau menurun hingga tahun 2006, dan kembali meningkat hingga tahun 2009. Tahun 2010 disparitas kembali mengalami penurunan. Sumber disparitas terutama karena adanya ketimpangan pendapatan di antara daerah di dalam satu kelompok, bukan karena ketimpangan pendapatan antara kelompok daerah penerima DBH migas dengan kelompok bukan penerima. Koefisien disparitas terbesar bersumber dari ketimpangan pendapatan antara daerah-daerah di dalam kelompok penerima DBH migasItem Diabetes Melitus(2013-04-16) Masdar, Huriatul; Rosdiana, Dani; Chandra, FifiaMeningkatnya angka diabetes melitus dari tahun ke tahun di Indonesia merupakan suatu masalah kesehatan yang cukup serius, terlebih lagi adanya diabetes melitus ini sering tidak disadari oleh penderitanya karena belum adanya keluhan secara klinis (undiagnosed diabetes mellitus). Skrining kadar gula darah perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes melitus. Pemeriksaan kadar gula darah puasa secara enzimatis telah dilakukan pada PNS Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Dari 43 subjek yang belimi pemah didiagnosis diabetes baik secara klinis maupun laboratoris, 2,3% teridentifikasi sebagai diabetes, 4,7% sebagai penderita glukosa darah puasa terganggu dan 93% bukan diabetes.Item Perspektif Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Masyarakat Pesisir Sungai Siak(2013-04-16) Irvani Dewi, Yulia; Hasanah, Oswati; Misrawati; Novayelinda, Riri; Lestari, Widia; ErikaUsia remaja dikenali juga dengan istilah masa pubertas. Pada usia ini banyak sekali perubalian yang terjadi baik secara fisik, psikis maupun sosial. Secara fisik, remaja mulai mengalami pematangan organ-organ reproduksi, sehingga penting bagi remaja untuk mulai menjaga kesehatan organ reproduksinya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kesehatan reproduksi pada populasi remaja laki-laki dan perempuan di pesisir sungai siak. Penelitian di lakukan di 3 S M P yang ada di daerah rumbai pesisir. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan data secara cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 415 orang remaja dari 3 S M P di kecamatan Rumbai pesisir yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Dari hasil analisa didapatkan data jumlah responden terbanyak adalah laki-laki sebanyak 50,6%, responden pada usia remaja awal dan remaja pertengahan (12-17 tahun) dengan jumlah terbanyak pada usia 14 tahun (43,6%) dan sebagian besar responen bersuku minang (45.3%). Berdasarkan analisa tentang kesehatan reproduksi, sebagian besar remaja laki-laki kesehatan reproduksinya tergolong baik (79%), demikian juga dengan remaja perempuan baik yang belum maupun yang sudah mengalami menstruasi, rata-rata memiliki kesehatan reproduksi yang baik (55,6% dan 81,25%). Dapat disimpulkan bahwa remaja usia awal dan pertengan di pesisir sungai siak memiliki kesehatan reproduksi yang baik, namun masih diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan reproduksi remaja di pesisir sungai siak.Item Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Melalui Potensi Sumber Daya Wilayah Pesisir Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bengkalis(2013-04-16) Hendriani, Susi; Machasin; Marzolina; Lestari Garnasih, Raden; Rifqi, AhmadPengembangan Ekonomi Lokal (PEL) merupakan suatu proses membangun dialog, kolaborasi atau kemitraan para pihak yang meliputi pemerintah daerah, para pengusaha, dan organisasi-organisasi masyarakat local. Ciri utamanya adalah menitikberatkan pada kebijakan "endogenous development", mendayagunakan potensi sumberdaya manusia, institusional, dan fisik setempat. Orientasi ini mengarahkan kepada fokus dalam proses pembangunan untuk menciptakan lapangan keija baru dan merangsang pertumbuhan kegiatan ekonomi.Item Rekayasa Proses Pemanfaatan Biomassa sebagai sumber Energi dan Bahan Kimia(2013-04-16) Zulfansyah; Heliarity, Sri; Iwan Fermi, MuhammadBiomassa merupakan sumber daya alam terbarukan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber energi maupun bahan kimia melalui proses yang tepat. Konsep pengolahan biomassa ini dikenal dengan biomass refining yang didefmisikan sebagai proses berkelanjutan biomassa menjadi produk seperti pangan, pakan, bahan kimia, dan bahan bakar. Gerbang proses pengolahan biomassa yang paling populer adalah pulping, yaitu proses pemilahan biomassa menjadi komponen-komponen utama penyusurmya seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Sedangkan gerbang proses lainnya yang berbasis pemanfaatan energi biomassa adalah gasifikasi, yaitu proses konversi biomassa menjadi gas sintesis yang mudah terbakar. Baik pulping maupun gasifikasi saat ini masih memiliki kendala. Proses pembuatan pulp yang ada di Indonesia pada umumnya masih mengandalkan bahan baku kayu hutan yang jumlahnya semakin menipis, serta menggunakan proses kraft yang belum dapat dikategorikan sebagai proses yang ramah lingkungan. Sementara itu, teknologi gasifikasi biomassa yang diyakini merupakan cara terbaik dalam mengkonversi biomassa menjadi bahan bakar belum berkembang.Item Manajemen Keperawatan terhadap Pencegahan Penyakit Diare di Daerah Pesisir Sungai Siak Pekanbaru(2013-04-16) Hasneli, Yesi; Utomo, Wasisto; Rahmalia, SitiThe purpose of this study was to determine the effectiveness of health education about management of using the clean water for the prevention of diarrheal diseases after the floods in coastal areas of the Siak River Pekanbaru. Design of this study was a quasi experimental approach "cross-sectional". The experiment was conducted in the Puskesmas Rumbai conducted \ in March and May 2012. Research procedures that provide health education in the intervention group (15 person) on water management for the prevention of diarrheal diseases after the flood and after it was given the post test questions. The control group after being given a pre-test questions are not given health education and immediately following the treatment process at the health center and after treatment given post test questions. The results were in the control group p value is 0.719, which means that there is an increase in knowledge of the respondents and in the intervention group p value is 0.001, which means there is an increased knowledge of the respondent after health education about water management for the prevention the prevention of diarrheaItem Karakterisasi Material dan Spektroskopi Impedansi(2013-04-16) Umar, Lazuardi; Yanuar; Emrinaldi, TengkuAbstract— This work present a low cost soil moisture sensor based on impedance spectroscopy by means of magnitude ratio and phase difference detection method. For this purpose, a probe which uses a simpliried impedance measuring system to determine soil water content has been designed. The circuit sweeps at pre-programmed frequencies from 10 KHz to lOMHz with lOmVac amplitude. A local inceptisol soil of East Sumatra was especially selected for this investigatioa because measurements of soil moisture in peat swamp area were generally reported as difficult ones. A sample at defined soil moisture of 2%, %"/», 15% measured using commercial soil sensor Lutron PMS-7i4 was characterized. A corrected model has been developed in order to reject the frequency influence upon the measurement. The results obtained by the sensor show good results with an overall mean error of0.207% in impedance.Item Penelitian Akses Keuangan Petani Perkebunan Terhadap Jasa Keuangan Formal Di Kabupaten Indragiri Hulu(2013-04-16) Rifai, Ahmad; Heriyanto, Meizy; Wasnury, RendraAgriculture is a sector that has unbelievably important role in the economy. Agriculture and rural areas is an integral and inseparable. Agriculture is the main component that sustains rural and urban life in Indonesia in general and especially Indragiri Hulu regency. What happens in pertaniaan will directly affect rural development and vice versa. One of the agricultural sub-sectors experienced very rapid growth is sub Riau dipropinsi plantation sector. In Indragiri Hulu regency, there are 9 types of commodities that are grown; rubber, coconut, oil palm, cocoa, coffee, areca nut, pepper, palm, involving as many as 90,092 households. Under these conditions, smallholders have limitations to improve productivity due to limited working capital and investment in development. The research aims to indetified, the types of financing from formal financial institutions and non-formal plantation farmers still used to this day, and formulate policy recommendations to improve farmers' access to capital from the estate of formal financial institutions.Item Domestikasi Ikan Lokal Riau(2013-04-16) M Tang, UsmanThis research was executed from October to November 2010 in the Sei Tibun, Padang Mutung Village, Kampar Regency, Riau Province. This research aims to understand the most approriate technology for growing Ompok hypopthalmus. A C RD design was applied in this research, 3 cages were placed in the current water and 3 other cages wereset in the still water. In each cage, 33 fishes were reared. Fishes were feed on conimercial pellets, 10% of total body weight. Fishes were kept for 45 days. Parameters measured were body weight, body / day length, daily body weight increment, Food Consumption Rate and survival rate. Results shown that there was no diffference in all parameters measured. By the end of the experiment, absolute body weight of the fishes was 3,51- 3.79 g, body length 6.55 - 6.94cm, daily weight increment 2.94-3.21%, F CR 32.41-32.92%, and survival rate was 100%. Based on data obtained, it can be concluded that O. hypopthalmus can be reared in the floating cages that were placed in current and still water.Item Karakteristik Vegetasi Akuatik Pada Habitat Ikan Selais(2013-04-16) Nurdin, Syafril; Yuliati; EfawaniThe research of charactristic of aquatic plants at silais habitat should be conducted because they have important roles to protect selais sustainability. This study was conducted in maret-agustus 2012, and purpusive were to identify species of aquatic plants and biomass in segati river. Sampling were conducted using quadrate transects oflxlm.A total of spesies of aquatic plants were found and there divided into three group based on their morphoecology i.e. emergent, free floating , and free sub merged. Emergent group was the most predominant (five species) followed by free floating (two species), free sub merged (one species). Pandanus tectorius (emergent) had the higest density and biomassItem Evaluasi Karakter Fenotipik dan Upaya Pengembangan Tanaman Padi Lokal Melalui Persilangan dan Mutasi Bantuan(2013-04-16) NihayatuI Wahibah, Ninik; Herman; Indriyani Roslim, DewiAngka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2010 sebesar 574.864 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat dibanding produksi padi pada tahun 2005 sebesar 425.095 ton/lia (BPS 2011). Peningkatan produksi padi tersebut belum mencukupi kebutuhan konsumsi beras penduduk Riau sebesar 659.610 ton/ha. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan beras dari Provinsi lain seperti Sumatera Barat atau Sumatera Utara. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah Provinsi beserta pemerintah Kabupaten se Riau mengeluarkan kebijakan peningkatan produksi beras. Kebijkan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk program ekstensifikasi maupun intensifikasi. Upaya ekstensifikasi dilakukan dengan mengembangkan areal pertanian seperti mengembangkan varietas padi pada lahan gambut yang banyak terdapat di Provinsi Riau. Usaha intensifikasi dilakukan dengan cara perbaikan varietas padi melalui pengembangan galur-galur yang mempunyai potensi produksi tinggi dengan biaya minimal.Item Pelayanan Kesehatan Perkotaan di Kota Pekanbaru(2013-04-16) Razif, MuhammadSalah satu tujuan pembangunan kesehatan di provinsi Riau adalah riau sehat 2020. Dengan rumusan ini dimaksudkan bahwa pada tahun 2020 kelak masyarakat riau sudah dalam lingkungan yang sehat serta dapat memilih, menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan adil sehingga memiliki derajat kesehatan optimal. Dalam Riau sehat 2020, lingkungan yang diharapkan adalah yang kodusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat serta perencanaan kawasan yang berwav^asan kesehatan. Indikator kesehatan merupakan salah satu sarana untuk memantau peno^ian riau sehat 2020 dan evaluasi tahunan terhadap kineija kegiatan dalam mencapai riau sehat 2020. Untuk ituan mengacu pada indikator Indonesia sehat dan maka kota pekanbaru perlu menetapkan indikator sehat dengan mengacu pada indikator indinesia sehat dan indikator kkineija standar pelayanan minimal bidang kesehatan.Item Analisis Penegakan Hukum Penyalahgunaan Narkoba di Kota Pekanbaru(2013-04-17) Erdiansyah; Erdianto; Mukhlis; Yophi, Saifullah; Ramadhan, DavitUntuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika yang modus operandinya semakin canggih, dalam Undang-Undang ini juga diatur mengenai perluasan teknik penyidikan penyadapan (wiretapping), teknik pembelian terselubung (under cover buy), dan teknik penyerahan yang diawasi (controlled delevery), serta teknik penyidikan lainnya guna melacak dan mengungkap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Dalam rangka mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika yang dilakukan secara terorganisasi dan memiliki jaringan yang luas melampaui batas negara, dalam Undang-Undang ini diatur mengenai kerja sama, baik bilateral, regional, maupun intemasional. Pelaksanaan Penegakan Hukum Penyalahgunaan Narkoba di Kota Pekanbaru telah dilaksanakan dimana pada tahun 2011 penyalahguna narkotika berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut; pegawai negeri Sipil berjumlah 11 kasus, Polri 17 kasus, Swasta 287 kasus, wiraswasta 383, Petani 38, Mahasiswa 9, Pelajar 16, Buruh 61, pengangguran 24 kasus. Bentuk-bentuk atau jenis penyalahgunaan narkoba di Kota Pekanbaru paling banyak digunakan adalah jenis ganja dan shabu yang merupakan jenis narkoba yang paling terjangkau. Praktek penyalahgunaan narkoba di Kota Pekanbaru di paling banyak di jumpai di tempat-tempat hiburan malam dan cafe-cafe , serta ada juga di hotel-hotel kelas melati. Dengan berlakunya UU No. 35 Tahun 2009 terdapat 3 lembaga penyidik narkotika, yaitu POLRI, PPNS dan penyidik BNN. Hubungan ketiganya menempatkan PPPNS subordinat di bawah Penyidik POLRI dan Penyidik BNN, serta Penyidik POLRI subordinat di bawah Penyidik BNN. Penempatan peranan dan kewenangan Penyidik BNN selain seolah-olah menegasikan peran penyidikan oleh POLRI juga sekaligus memberikan sejumlah kewenangan dalam rangka penyidikan yang jauh lebih luas kepada BNN. Jika mengacu kepada sistem KUHAP, maka lembaga Penyidik BNN adalah lembaga baru dalam sistem peradilan pidana. Tidak jelas apakah penyidik BNN setara dengan PPNS atau setara KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Kalaulah asumsi kedua yang benar, hal tersebut tidaklah serta merta dapat meningkatkan usaha atau strategi pemberantasan tindak pidana narkotika karena wewenang melakukan proses penyidikan ini dimiliki oleh beberapa lembaga sekaligus dikhawatirkan akan terjadi perebutan kewenangan antara lembaga-lembaga tersebut. Selain itu terjadi pula kemungkinan Kedua, yaitu karena semua lembaga ini berfikir lembaga lain juga berwenang melakukan penyidikan, maka ada kemungkinan suatu tindak pidana tidak akan disidik. Faktor-Faktor Yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan Narkoba di Kota Pekanbaru, faktor did sendiri, faktor lingkungan, dan faktor ketersediaan narkoba. Sedangkan upaya mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kota Pekanbaru dengan cara upaya preventif dan upaya represif.Item Upaya menurunkan angka kematian ibu melalui peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas X Kota Pekanbaru(2013-04-17) Handayani; Restuastuti, Tuti; Emalia, YantiSebagian besar responden dalam penelitian ini berusia 20-35 tahun (81,6%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (89,8%) dan berpendidikan SMP (34,7%).Dari 49 responden, temyata 42,86% responden tidak pemah mendengar informasi tentang pentingnya periksa kehamilan dan bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan. Dari 57,14% responden yang pemah mendapat informasi tentang kehamilan menyatakan mendapatkan informasi dari bidan melalui penyuluhan. Masih cukup banyak responden (38,8%) yang memiliki pengetahuan buruk dan sebagian besar responden (65,3%) yang memiliki sikap negatif tentang periksa kehamilan. Sebagian besar responden (71,4%) mengaku termotivasi sendiri untuk melakukan ANC. Sebagian besar responden (40,8%) mengaku dukungan suami terhadap kehamilan.S ebanyak 34,7% ibu memeriksakan kehamilannya karena ingin mengetahui kesehatan ibu dan janinnyaItem Pengaruh Tekanan Sputtering terhadap Sifat Magnetik Lapisan Tipis CoSm(2013-04-17) Saktioto; Erwin; Anthoni, Tang; Didana, HeraTelah dilakukan penelitian tentang morfologi khususnya kekerasan dari lapisan tipis campuran CoSm menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM) dan hubungannya dengan sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samariimi) seperti interaksi antar partikel magnetik dengan menggunakan Alternating Gradient Force Magnetometry (AGFM). Sampel yang digunakan adalah campuran Cobalt-Samarium yang telah di buat di Salford University, United Kingdom dengan metode Sputtering. Daya sputtering untuk Cobalt yaitu 150 Watt sementara daya untuk Samarium 30 Watt, sedangkan tekanan sputtering divariasikan dari 4 x 10 mhar sampai 20 x 10 mbar. Hasil pengukuran kekasaran permukaan dari lapisan tipis CoSm dengan menggunakan A F M menunjukkan nilai kekasaran bertambah dengan bertambahnya tekanan sputtering yaitu 2,2 mn, 3,1 nm, 3,2 nm, 5,3 nm, 5,8 mn untuk variasi tekanan 4 x 10'mbar, 8 x 10mbar, 12 x 10mbar, 16 x 10mbar, 20 x 10 mbar. Pertambahan kekasaran ini disebabkan karena penambahan tekanan pada saat pembuatan sampel (Cobalt-Samarium) sehingga menyebabkan jumlah tumbukan yang terjadi antara atom Cobalt dan Samarium dengan atom argon sebagai gas sputtaring juga meningkat, karena atom Samarium lebih berat dari atom Cobalt maka atom Samarium lebih banyak sampai di substrat (silikon) dibandingkan atom Cobalt. Kondisi ini juga akan mempengaruhi sifat magnetik dari sampel (Cobalt-Samarium) khususnya nilai koersivitas akan menurun dengan bertambahnya tekanan sputtering. Nilai koersivitas dari lapisan tipis CoSm menurun dain 1821,1 Oe sampai 342,35 Oe ketika tekanan sputtering saat sampel dibuat diturunkan dari 4 x lO mbar sampai 20 x 10mbar.Item Peningkatan Kesehatan Keluarga Melalui Intervensi Keperawatan di Keluarga(2013-04-17) Jumaini; Agrina; Zulfitri, Reni; Elita, Veny; Wahyuni, SriTujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan suku budaya dengan pola komunikasi keluarga di wilayah pesisir di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pekanbaru. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross-sectional. Sampel sebanyak 450orang yang memenuhi criteria inklusi . Analisa data pada penelitian ini bersufat univariat dan bivariat( uji chi-square). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara suku budaya dengan pola komunikasi dalam keluarga (pvalue>0.05). Perlu dikembangkan penelitian pengaruh komponen-komponen yang ada dalam budaya dikaitkan dengan pelaksanaan komunikasi dalam keluarga fungsi efektif keluarga dapat tercapai.Item Teknologi Budi Daya Ikan Selais (Ompok hypopthalmus)(2013-04-17) M. Tang, Usman; Mulyadi; Rusliadi; Iskandar; Rifandi, RahmatThe research was conducted from April until June 2012 at Aquacukure Technology Laboratory Fisheries and Marine Science Faculty o f Riau University. The aim of the research was to improve water quality through the biotllter using taiwanese clam {Anadonta woodiana Lea) on culturing system of silais to increase the growth and survival rate of silais (Ompok hypopthalmus). The method used was experimental method and R A L one factor with 3 level of treatments. The treatment with stocking density of 10. 15 and 20 taiwanese clam {Anadonla woodiana Lea) respectively. The result indicated that different stocking density of taiwanese were have significantly effect on water quality (NH3),.growth rate and survival rate of silais {Ompok hypopthalmus). The best result was achieved by 20 taiwanese clam (Anadonta woodiana Lea). Total absolute body weight of silais was 9.53 grains, daily growth rate o f 2,18 % and survival rate of 100%.Item Bio Ekologi Mikro Algae (Diatom) di Perairan Muara Sungai Mesjid Kota Dumai(2013-04-17) Husien siregar, Sofyan; Mulyadi, Aras; Hamidy, Rasoel; Manihuruk, Tolopan; Abi kusuma, DarnaThe research was conducted from March to June 2012 in water of Mesjid River Estuary of Dumai City Riau Province. The goal of this research is to describe the variations of niunber and composition species of planktonic diatom among the Mesjid River Estuary Water and environmental factors that affect it. Survey method was applied to collect data by observation, measurement and sampling in the field, followed by the identification of diatom samples at Integrated Laboratory of Marine Sciences, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau. Total number of epiphytic diatom spesies were 12 species with small variation from river body to mouth estuary. Beside that, there are six species namely Chaetoceros debilis, Planktoniella sp., Pleurosigma normanii, Nitzschia seriata, Coscinodiscus sp., dan Hyalodiscus 5/7.found at all stations. The lowest density of planktonic diatom is found at station 4 (16529 cell/1) and The highest is at station 3 (35420 cell/1). The measurement of water quality parameters shows that the condition of the waters in the Sungai Mesjid of as whole is still in balance, there is no competition for place nor food and water quality middle level of contamination.