7.Seminar Nasional Teknik Kimia Topi Tahun 2013
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 7.Seminar Nasional Teknik Kimia Topi Tahun 2013 by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 38
Results Per Page
Sort Options
Item PENGEMBANGAN REAKTOR FAST PYROLYSIS KONTINYU PENGHASIL BIO-OIL DARI LIMBAH BIOMASSA INDUSTRI SAWIT(2014-06-30) Machdar, Izarul; Firmansyah; Faisal, Muhammad; Fatanah, Umi; HamdaniArtikel ini memberikan informasi mengenai tahapan rancangan reaktor penghasil bio-oil sistem fast pyrolysis kontinyu menggunakan bahan baku limbah biomassa cangkang sawit dari industri minyak kelapa sawit. Tahapan perancangan dimulai dengan membuat sistem fast pyrolysis skala lab yang terdiri dari reaktor pirolisis (sistem auger), unit rekoveri produk (cyclone, kondenser), dan unit penampung bio-oil dan juga bio-char. Laporan saat ini memberikan informasi tentang uji cold flow, yaitu pengujian yang dilakukan pada suhu ruang dan pengujian unjuk kerja reaktor yang dilakukan pada suhu 450oC. Uji dilakukan untuk melihat unjuk kerja dari reaktor auger (reaktor pirolisis) dan reactor feeder (sistem pengumpan reaktor). Hasil yang diperoleh menunjukkan alat yang dikembangkan dapat menghasilkan yield produksi bio-oil sekitar 60-70% atau lebih besar 3 kali lipat dari sistem konvensional biasa (sistem batch).Item ANALISA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI(2014-06-30) Elfiano, EddyPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas briket dari bahan baku limbah tongkol jagung setelah melalui proses karbonisasi dan non-karbonisasi, dengan menggunakan dua jenis perekat yang berbeda yaitu damar dan kanji, dan variasi tiga tekanan yaitu 3,47 MPa, 5,2 MPa dan 6,94 MPa. Penelitian ini dianggap penting untuk melihat peluang penggunaan limbah jagung sebagai bahan bakar alternatif. Dalam penelitian ini kualitas briket dilihat berdasarkan hasil analisa proksimat yang menunjukkan kandungan air (moisture content), kandungan asap (volatile matter) dan kandungan abu (ash content). Selain itu pengujian nilai kalor juga diperlukan untuk mengetahui energi yang dihasilkan dari pembakaran briket yang juga merupakan salah satu parameter untuk menunjukkan kualitas briket. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada briket karbonisasi ataupun non-karbonisasi, kualitas terbaik ditunjukkan oleh briket dengan perekat damar tekanan 6,94 MPa. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kadar air, kadar asap dan kadar abu yaitu masing-masing sebesar 0,96%, 47,12% dan 3,09% untuk briket karbonisasi dan 2,86%, 78,29%, dan 3,14% untuk briket non-karbonisasi. LHV (low heating value) tertinggi juga ditunjukkan oleh sampel yang sama yaitu briket dengan proses karbonisasi, menggunakan pengikat damar dan diproses pada tekanan 6,94 MPa dengan nilai LHV 7283.64 kJ/kg. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas briket terbaik berdasarkan hasil uji analisa proksimat dan nilai LHV ditunjukkan oleh sample briket dengan pengikat damar dengan tekanan 6,94 MPa dan telah melalui proses karbonisasi.Item PENGHILANGAN WARNA LARUTAN GULA DENGAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI(2014-06-30) Susanto, Heru; Roihatin, Anis; Widiasa, NyomanMakalah ini menampilkan studi penghilangan warna pada larutan gula dengan menggunakan berbagai membran ultrafiltrasi komersial yang mempunyai ukuran pori berbeda-beda. Pengaruh pH larutan gula terhadap kinerja membran juga diselidiki. Kinerja membran dinilai dengan menggunakan parameter fluks permeat dan tingkat penghilangan warna. Hasil penelitian menujukkan bahwa membran dengan ukuran pori yang lebih kecil menghasilkan efisiensi penghilangan warna yang lebih tinggi dengan tingkat penghilangan warna mencapai 85%. Penghilangan warna pada kondisi larutan gula netral menujukkan nilai tertinggi dibandingkan pada kondisi asam atau basa.Item PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TANGKI DESTILASI TERHADAP KINERJA PERMEASI UAP DENGAN MEMBRAN KERAMIK DALAM PEMURNIAN LARUTAN ETANOL-AIR(2014-06-30) Gozan, Misri; Amraini, Said Zul; Pramana, Alief NasrullahKinerja permiasi uap (vapor permiation) dengan membran NaA-Ze dalam pemurnian etanol dipelajari dalam penelitian ini. Suhu pada rentang 110, 120, dan 130oC; serta tekanan tangki destilasi pada rentang (½, 1, dan 1½ bar diamati pengaruhnya terhadap selektivitas membran yang memisahkan larutan etanol dan air. Besaran fluks sebagai fungsi tekanan juga diukur sebagai salah satu kinerja membran. Hasil menunjukkan bahwa pada variasi suhu, konsentrasi retentat tertinggi 62% dan konsentrasi permeat terendah 5% terjadi pada suhu 130oC. Pada suhu tersebut dicapai volume tertinggi untuk rententat 202 mL; volume tertinggi permeat 679 mL; fluks tertinggi 0,0011 kg/m2.menit; dan selektivitas tertinggi 1,066. Variasi tekanan tangki destilasi memberikan konsentrasi rententat tertinggi 66% dan konsentrasi permeat terendah 3% terjadi pada tekanan 1½ bar. Pada tekanan tersebut dicapai volume tertinggi retentat 180 mL; volume tertinggi permeat 1062 mL; fluks tertinggi 0,0016 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi 1,089Item POTENSI MICROBIAL FUEL CELL SEBAGAI PENGOLAH LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE(2014-06-30) Utami, Tania Surya; Arbianti, Rita; Hardiyani, Sekar PuriLimbah cair industri pada umumnya akan disalurkan dan diolah di fasilitas tersentralisasi yang masih menggunakan metode pengolahan limbah cair konvensional. Teknologi konvensional ini tidak banyak diaplikasikan pada industri menengah ke bawah di Indonesia, karena proses pengolahan yang sulit serta membutuhkan biaya yang cukup besar dalam pelaksanaannya. Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan teknologi pengolahan limbah cair yang menjanjikan karena dapat menghasilkan energi listrik sekaligus menurunkan kandungan organik dalam limbah. Pada penelitian ini digunakan reaktor MFC single-chamber tanpa membran penukar ion serta digunakan limbah model dan limbah industri tempe sebagai substrat. Potensi MFC dalam penelitian ini dilihat dari penurunan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dan tegangan listrik yang dihasilkan. Penelitian ini mendapatkan hasil tegangan listrik paling maksimum dari reaktor MFC volume limbah 2000 mL yang diberi hambatan luar sebesar 100 Ω yaitu sebesar 0,80 V dengan densitas daya 1,13 mW/m2 dan persentase penurunan kadar COD sebesar 33,12%. Kadar COD pada limbah tempe yang telah diolah belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu Kep-51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair industri. Konsentrasi COD terkecil diperoleh pada pengolahan MFC bervolume reaktor 2000 mL yaitu 11211,33 mg/L sedangkan pada peraturan tersebut ditetapkan bahwa kadar COD yang memenuhi syarat baku mutu sebesar 300 mg/L.Item PENGARUH UKURAN EFEKTIF PASIR DALAM BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT(2014-06-30) Handayani, Yohanna Lilis; Darmayanti, Lita; Ashari, FrengkiCiri air gambut yang ada di Pekanbaru berwarna merah kecoklatan hingga kehitaman (527-1320 PtCo), memiliki kadar organik yang tinggi (172-632 mg/l KMnO4), kekeruhan yang tinggi (42-83,5 NTU), dan bersifat sangat asam (pH 3-3,3). Kondisi ini membuat air gambut harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat dikonsumsi. Salah satu alternatif pengolahan air gambut dengan konsep sederhana dan alami adalah biosand filter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran efektif butir pasir dalam biosand filter. Sumber air yang digunakan berasal dari lingkungan rumah penduduk yang berada di atas tanah gambut di sekitar Kota Pekanbaru tepatnya di daerah Rimbo Panjang. Dalam penelitian ini digunakan reaktor biosand filter dari akrilik dengan ukuran 30 x 30 x 130 cm. Ketebalan pasir 75 cm dan effective size >0,35 mm dan 0,15-0,35 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biosand filter dengan variasi ketebalan 75 cm dan effective size 0,15-0,35 mm memiliki efisiensi tertinggi dalam menurunkan kadar warna air gambut yaitu sebesar 98,89 %, menaikkan nilai pH sebesar 63,64 %, menurunkan kadar kekeruhan sebesar 78,65 %, serta menurunkan kadar organik sebesar 90,27 %. Secara umum, air gambut hasil olahan biosand filter sudah mampu memperbaiki kualitas air gambut walaupun belum sesuai dengan syarat dari Permenkes.Item UNJUK KERJA ROTATING DISK MEMBRANE MODULE (RDMM) PADA PEMURNIAN SODIUM LIGNOSULFONAT(2014-06-30) Herman, Syamsu; KhairatPembuatan Sodium Ligno Sulfonat dari serbuk gergaji dalam reaktor bertekanan( Autoklaf) mengunakan pelarut sodium bisulfit (NaHSO3), masih memiliki kemurnian yang masih rendah (TSS 150).Usaha untuk meningkatkan kemurnian SLS dilakukan dengan cara melewatkan SLS ini kedalam reaktor RDMM .yang dilengkapi dengan membran Celulosa Tri Asetat (CTA).Unjuk kerja RDMM dilihat dari fluk permeat yang diperoleh pada variasi putaran pengaduk - membran diam , putaran membran pengaduk diam, putaran pengaduk-membran, serta jarak pengaduk dengan membran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi optimal (fluks besar) terjadi pada putaran pengaduk dan putaran membran 100 rpm, dengan arah berlawanan.Item PENCUCIAN SECARA KIMIA MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS FLOW PADA PROSES PENYARINGAN AIR TERPRODUKSI(2014-06-30) Syarfi; Khairat; Elystia, Shinta; Saputra, Anggi Dwi; Priadinanta, LeriAir terproduksi adalah air yang dihasil dari proses pertambangan minyak bumi. Air terproduksi berdasarkan karakteristiknya tergolong dalam limbah cair, diperlukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk pengolahan air terproduksi adalah teknologi membran. Tantangan utama dalam penggunaan teknologi membran adalah fouling. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tekanan trans-membran terhadap fluks, mempelajari efektifitas dan efisiensi bahan pencuci NaOH dan Detergen dalam proses regenerasi membran ultrafiltrasi pada operasi penyaringan air terproduksi. Penelitian dilakukan menggunakan membran ultrafiltrasi dengan umpan air terproduksi. Metoda yang digunakan adalah dengan memvariasikan tekanan operasi 0,5 bar dan 1 bar, variasi konsentrasi NaOH dan Detergen 0,5%, 1% dan 1,5%. Proses penyaringan air terproduksi berlangsung selama 120 menit dan waktu pencucian masing-masing 30 menit. Efektifitas pencucian tertinggi mencapai 30,55% dengan menggunakan detergen 1,5%. Efisiensi pencucian tertinggi berdasarkan nilai flux recovery 69,66% dan berdasarkan nilai resistance removal 30,55%. Fluks tertinggi setelah dilakukan pencucian kimia didapat 0,8950 ml/menit.cm2 pada tekanan trans-membran 0,6 bar dan konsentrasi bahan kimia pencuci detergen 1,5%.Item PENGARUH PH DAN JENIS LARUTAN PERENDAM PADA PEROLEHAN DAN KARAKTERISASI PATI DARI BIJI ALPUKAT(2014-06-30) Chandra, Andy; Inggrid, Maria; VerawatiAlpukat merupakan salah satu komoditas buah yang selalu ada setiap tahun di Indonesia. Umumnya jika mengkonsumsi buah alpukat, bagian bijinya dianggap tidak bermanfaat sehingga dibuang sebagai limbah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis larutan perendam dan pH larutan pada perolehan serta karakterisasi pati dari biji alpukat. Percobaan ekstraksi pati ini dilakukan dengan kondisi perendaman dengan rasio F/S sebesar 1:5 menggunakan larutan perendam natrium metabisulfit, asam askorbat, dan asam sitrat dengan variasi pH larutan asam (±3), netral (±7), dan basa (±10), serta waktu perendaman selama 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian, persen perolehan rendemen pati tertinggi didapat pada larutan perendam natrium metabisulfit dengan pH netral, konsentrasi larutan natrium metabisulfit 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 12,99%. Kadar pati tertinggi didapat untuk proses ekstraksi pati biji alpukat pada larutan perendam asam askorbat dengan pH netral, konsentrasi larutan asam askorbat 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 74,68%. Pati biji alpukat yang dihasilkan memiliki kadar air pati biji alpukat sebesar 11,81% - 15,73%, kadar abu sebesar 0,97% - 1,25%, dan kadar sulfit sebesar 39,82 ppm – 41,36 ppm. Hasil samping percobaan ini yakni zat warna alami dari biji alpukat berwarna merah bataItem UJI PEMBENTUKAN BIOGAS DARI SAMPAH PASAR DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM(2014-06-30) Dewilda, Yommi; Yenni; Kartika, DilaAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran ayam dalam pembentukan biogas dari sampah pasar (sayur dan buah) tanpa pengkondisian lingkungan digester. Metode yang digunakan adalah anaerobic batch digester skala laboratorium 50 liter. Penentuan komposisi gas CH4 dan CO2 melalui metode absorbsi dengan menggunakan absorban alkohol sedangkan komposisi gas CO2 menggunakan absorban NaOH. Penelitian dilakukan selama 30 hari. Digester terdiri dari digester kontrol dan digester uji. Digester kontrol diisi dengan sampah sayur dan buah (C/N=37,6087; kadar air=55,3790%) dan penambahan air. Digester uji diisi dengan campuran sampah sayur dan buah, kotoran ayam (C/N=6,6320; kadar air 65,7653%) dan penambahan air. Digester kontrol dan uji diisi sebanyak 30 liter. Setelah pengamatan 30 hari, maka didapat produksi kumulatif biogas rata-rata adalah 21,20 liter (digester kontrol) dan 22,67 liter (digester uji). Komposisi rata-rata gas CH4 dan CO2 pada pengujian hari ke-16 adalah 5,5787% dan 1,5031% (digester kontrol), 10,7181% dan 1,7516% (digester uji). Komposisi rata-rata gas CH4 dan CO2 pada pengujian ke-30 adalah 11,2669% dan 2,5941% (digester kontrol), 25,1390% dan 3,0886% (digester uji). Penambahan kotoran ayam tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan biogas.Item PENINGKATAN KADAR KARBON MONOKSIDA DALAM GAS MEMPAN BAKAR HASIL GASIFIKASI ARANG SEKAM PADI(2014-06-30) Rismawan, Risal; Wulandari, Riska A; Pranolo, Sunu H; Wibowo, Wusana AHasil gasifikasi biomassa (misalnya sekam padi dan tongkol jagung) yang biasa disebut sebagai gas produser telah banyak diaplikasikan untuk pemenuhan kebutuhan listrik sebagai campuran bahan bakar solar keperluan mesin diesel-genset atau pengganti gas alam keperluan mesin gas-genset. Komposisi tipikal gas produser antara lain 18% – 20% H2 dan 15% – 20% CO sehingga berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Kualitas gas produser selain dinilai dari kandungan CO dan H2, juga dari kandungan CO2 dan pengotor lain, serta adanya partikel padatan dalam gas. Fokus penelitian ini yaitu kondisi operasi optimum gasifikasi arang sekam padi melalui pengaturan laju alir udara supaya dihasilkan gas mempan bakar maksimum. Variasi laju alir udara penggasifikasi (Q) yang digunakan yaitu 8,19 m3/jam,9,13 m3/jam, 9,84 m3/jam, 10,55 m3/jam, 11,26 m3/jam, 11,74 m3/jam, dan 13,75 m3/jam. Penelitian dilakukan dengan reaktor gasifikasi fixed-bed kemudian gas yang dihasilkan dianalisis dengan gas chromatography. Hasil analisa menunjukkan kandungan CO terbesar yaitu 14,22% pada laju alir udara 11,26 m3/jam dengan suhu gasifikasi 916 oC dan tidak ada gas H2 yang terbentukItem PENGARUH SUHU DAN WAKTU PADA EKSTRAKSI SILIKA DARI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA(2014-06-30) Aman; Utama, Panca SetiaAbu terbang (Fly ash) batu bara merupakan limbah pembakaran batu bara yang yang mempunyai kadar silika yang tinggi. Silika abu terbang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber silika dengan cara ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu optimum proses ekstraksi silika dari abu terbang batu bara. Ekstraksi silika dilakukan dengan mereaksikan natrium hidroksida (NaOH) dengan abu terbang dalam reaktor untuk mendapatkan natrium silikat (Na2SiO3). Suhu ekstraksi diatur dengan menggunakan heating mantel yaitu pada suhu 85, 95, 1050C dan sampel diambil sebanyak 25 ml pada 2, 4, 6, 8 jam setelah suhu yang diinginkan tercapai. Variabel tetap pada penelitian ini adalah ratio padat – cair 6:1 dan kecepatan pengadukan 300rpm. Hasil ekstraksi silika disaring sehinggga didapatkan filtrat (natrium silikat) dan cake (sisa abu ekstraksi). Proses ekstraksi pada 4 jam pada suhu 1050C menghasilkan konversi silika yang optimum yaitu 3,08%. Untuk mengetahui kemurnian silika maka dilakukan presipitasi silika dari natrium silika, sehingga diperoleh kemurnian silika yaitu 43,07%.Item PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (subsurface flow constructed wetlands)(2014-06-30) Darmayanti, Lita; Fauzi, Manyuk; Hajri, BagusSistem lahan basah buatan (constructed wetlands) adalah sebuah sistem yang didesain dan dikonstruksi untuk memanfaatkan proses-proses alami yang melibatkan vegetasi, tanah, dan mikroorganisme untuk mengolah air limbah. Teknologi ini meniru kemampuan sebuah ekosistem yang terdiri dari tumbuhan, media tumbuh (tanah, pasir, dan lain-lain), dan mikroorganisme yang saling bekerja sama untuk menguraikan bahan organik sehingga tercipta siklus kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengolahan sistem lahan basah buatan dalam mengolah air limbah domestik dan menentukan waktu detensi terbaiknya. Lahan basah buatan yang digunakan adalah tipe aliran bawah permukaan (subsurface flow constructed wetlands). Ekosistem dibuat dengan menggunakan media tanah gambut dan tanaman rumput mendong (Fimbristylis globulosa). Pengamatan dilakukan pada waktu detensi 2, 3, 4, dan 5 hari dengan parameter pH, Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspended Solid (TSS). Hasil penelitian menunjukkan constructed wetlands yang digunakan dapat menurunkan nilai pH rata-rata 23,3-29,3 %, COD 27,7-56,9 %, dan TSS 84,4-90,8 %. Waktu detensi terbaik adalah 5 hari, dengan efisiensi penurunan pH 30,2 %, COD 60,1 %, dan TSS 90,4 %. Secara keseluruhan hasil olahan, terutama untuk parameter pH dan TSS, pada setiap variasi waktu detensi telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik.Item UJI KINERJA SCREW PYROLYZER UNTUK PRODUKSI ARANG SEKAM PADI(2014-06-30) Setyawan, Yoga; Wiranto; Pranolo, Sunu Herwi; Wibowo, Wusana AgungPirolisis biomassa adalah salah satu konversi biomassa menjadi energi melalui proses termokimia tanpa adanya oksigen sehingga biomassa dapat terurai menjadi komponen-komponen padatan, condensable gas dan non-condensable gas. Serangkaian perubahan fisika dan kimia terjadi selama proses pirolisis yang dimulai pada suhu sekitar 350 oC sampai 700 oC. Padatan hasil pirolisis terutama mengandung karbon dan abu, sedangkan gas yang terbentuk mengandung senyawa-senyawa hydrophilic organic, senyawa-senyawa hidrokarbon rantai panjang (misalnya: tar), dan air. Proses ini dijalankan dalam sebuah reaktor yang biasa disebut sebagai pyrolyzer. Salah satu jenis pyrolizer yang dapat dipergunakan adalah screw pyrolizer seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Uji kinerja screw pyrolyzer dilakukan dengan jalan pirolisa sekam padi untuk produksi arang sekam padi. Waktu tinggal sekam padi dalam piroliser diatur melalui variasi kecepatan putar conveyor menggunakan variable speed drive sehingga didapatkan waktu tinggal sekam dalam piroliser selama 4; 5; 5,5; 6 dan 7 menit. Sumber panas diperoleh dari flue gas hasil pembakaran LPG. Temperatur flue gas masuk alat pirolisa berada pada rentang 540 – 548 oC, dan keluar pada rentang suhu 220 – 228 oC. Hasil percobaan menunjukkan bahwa berat arang sekam padi hasil pirolisis dengan waktu tinggal dalam pyrolizer selama 4 menit; 5 menit; 5,5 menit; 6 menit dan 7 menit berturut-turut menunjukkan pengurangan berat sebesar 52%, 53%, 55%, 55% dan 56%. Komposisi fixed carbon arang sekam padi berturut-turut sebesar 16,25%, 16,06%, 15,52%, 14,52% dan 14,35%.Item PENURUNAN KONSENTRASI COD AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN REAGEN FENTON SECARA BATCH(2014-06-30) ElfianaAir limbah domestik merupakan jenis limbah kompleks mengandung senyawa organik, anorganik, padatan tersuspensi, koloida, padatan terlarut dan mikroorganisme, bersifat biodegradable dan nonbiodegradable, dihasilkan oleh aktivitas manusia sehari-hari, dan termasuk jenis limbah yang paling sering dibuang ke lingkungan. Penanganan limbah domestik yang tidak realible dan efektif justru akan meningkatkan potensi pencemaran, baik pencemaran tanah, air tanah maupun air permukaan. Hasil pengukuran konsentrasi COD air limbah domestik kota Lhokseumawe pada saluran drainase yang bermuara ke Waduk reservoir Gampong Pusong kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe berkisar 4160 mg/L, secara visual memberikan warna air yang gelap dan berbau. Oleh sebab itu perlu difikirkan suatu teknologi yang mudah, murah dan handal untuk mengelola air limbah domestik. Salah satu teknologi lanjut untuk pengolahan air limbah organik tinggi adalah Advanced Oxidation Processes (AOP), menghandalkan radikal hidroksil (HO●) sebagai oksidator reaktif untuk kontaminan air. Kehadiran hydrogen peroksida (H2O2) bersama garam besi (Fe[II]) disebut Reagen Fenton menjadi salah satu sumber yang baik terbentuknya radikal hidroksil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui effisiensi penurunan konsentrasi COD menggunakan Reagen Fenton dengan memvariasikan konsentrasi garam besi berdasarkan perbandingan berat Fe2+ terhadap H2O2. Penelitian dilakukan dalam suatu reaktor batch skala laboratorium, menggunakan hydrogen peroksida teknis 15,6 mM (530,4 mg/L) dan Fe[II]:H2O2 = 1:5; 1:15 dan 1:45(wt/wt) selama waktu proses 240 menit. Hasil penelitian menunjukkan persentase penurunan konsentrasi COD (%RCOD) terbesar 78,85% pada perbandingan Fe[II]: H2O2 = 1:5Item PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI BIOMASSA(2014-06-30) Elystia, Shinta; Yenie, Elvi; Mustakim, Ari Rahmat; Mansandi, DwiSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan lagi dan di buang setelah pemakaiannya karena sudah tidak ada manfaatnya serta merupakan salah satu masalah di kota-kota besar. Salah satunya timbulan sampah dari aktivitas pasar. Selama ini penanganan sampah pasar di Kota Pekanbaru diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun tidak optimalnya penanganan sampah menimbulkan tumpukan sampah yang menyebabkan permasalahan lingkungan. Padahal sampah organik dari hasil aktifitas pasar merupakan salah satu biomassa yang berpotensi menjadi bahan bakar alternatif salah satunya menjadi biogas. Untuk itu telah dilakukan penelitian pembuatan biogas dari sampah organik pasar (sayuran dan buah-buahan) dengan starter kotoran sapi. Variabel berubah yaitu variasi perbandingan subtrat : starter (25:75, 50:50 dan 75:25), serta waktu fermentasi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variable tetap yaitu starter (kotoran sapi : air) 1:1, dan suhu 20C - 40C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan (subtrat : starter) 25:75 menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan 50:50 dan 75:25, volume biogas yang dihasilkan sebesar 6561,09 mL dan warna nyala api biru dan nilai kalor 1890 J serta daya 63 watt dengan waktu fermentasi selama 14 hariItem DEGRADASI SENYAWA FENOL PADA LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN FOTOKATALIS TIO2 ANATASE(2014-06-30) Zulkarnaini; Drajat, Syukri; Dasra, AzhariLimbah rumah sakit mengandung fenol sebagai bahan desinfektan dalam aktifitas rumah sakit. Fenol aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0 mg/L sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/ 10/1995. Tujuan penelitian untuk menganalisa kemampuan fotokatalis TiO2 anatase dalam degradasi fenol pada limbah artifisial dan limbah rumah sakit, pada volume optimum, lama penyinaran optimum dan konsentrasi fenol optimum. Penelitian ini meliputi penentuan volume optimum, lama penyinaran optimum dan konsentrasi fenol optimum pada limbah artifisial dan mengaplikasikan pada limbah RSUP Dr.M. Djamil padang. Hasil penelitian pada sampel artifisial menunjukkan, degradasi fenol yang paling tinggi terjadi pada volume 250 ml, lama penyinaran dengan UV-C Philips 2,5 jam dan konsentrasi fenol 3,5 ppm, yang mana efisiensi penyisihan fenol mencapai 98,03% dengan jumlah fenol yang tersisa pada limbah sebesar 0,069 mg/L. Pada percobaan aplikasi menggunakan limbah rumah sakit dengan volume, lama penyinaran dan konsentrasi fenol optimum, efisiensi penyisihan fenol mencapai 86,21% dengan jumlah fenol yang tersisa pada limbah sebesar 0,483 mg/L.Item Studi Kesetimbangan Adsorpsi Zat Warna Tekstil Remazol Brilliant (RB) Red F3B pada Selulosa Jerami Padi(2015-10-26) Zulfikar, Muhammad Ali; Widiyansyah, Tri; Suwarsa, SaepudinTujuan penelitian ini adalah menentukan kesetimbangan adsorpsi zat warna reaktif Remazol Brilliant Red F3B (RBRF3B) pada selulosa jerami padi sebagai adsorben pada berbagai konsentrasi. Konsentrasi zat warna yang digunakan divariasikan antara 10-200 mg L-1. Data yang diperoleh dari hasil eksperimen kemudian dianalisis menggunakan model isoterm Langmuir, Freundlich dan Sips. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kesetimbangan adsorpsi terjadi pada waktu 120 menit dan kapasitas adsorpsi selulosa jerami padi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi zat warna. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses adsorpsi zat warna RBRF3B pada selulosa jerami padi mengikuti model isoterm adsorpsi Freundlich. Dengan menggunakan model isoterm Sips ditemukan bahwa faktor heterogenitas selulosa jerami padi adalah sebesar 0,386. Dari model isoterm Langmuir diketahui bahwa kapasitas adsorpsi maksimum selulosa jerami padi terhadap zat warna RBRF3B adalah sebesar 37,40 mg g-1 pada konsentrasi 100 mg L-Item Kombinasi Reaktor Elektrokoagulasi dan Bioadsorber Untuk Penyisihan Kontaminan Dalam Limbah Cair PKS(2015-10-26) Dewi, Ratni; Syafruddin; Yunus, Muhammad; SuryaniTingginya tingkat kontaminan dalam limbah cair PKS (Pabrik Kelapa Sawit) menyebabkan limbah ini tidak layak untuk dibuang ke badan air sebelum dilakukan pengolahan. Dalam penelitian ini, keefektifan reaktor elektrokoagulasi yang dikombinasi dengan bioadsorber untuk menyisihkan kontaminan pencemar dalam air limbah (COD, TDS, dan Turbidity) akan dipelajari. Proses elektrokoagulasi dan adsorpsi yang dilakukan secara seri ini akan menghemat luas lahan dan waktu degradasi limbah. Selain itu, metode ini mudah diaplikasikan dan menggunakan adsorben non komersial yaitu Tandan Kosong Sawit (TKS), yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Hasil penelitian ini berupa proses dan produk ipteks yakni prototipe reaktor elektrokoagulasi serta bioadsorber yang mampu menyisihkan kontaminan dalam limbah PKS yang dioperasikan secara batch. Penelitian ini mencakup kajian pengaruh variabel proses pada reaktor elektrokoagulasi, yaitu: jenis elektroda, kuat arus dan waktu tinggal (retention time). Sedangkan pada bioadsorber, dikaji variabel waktu sampling, terhadap penyisihan kontaminan. Dari hasil penelitian diperoleh pada reaktor elektrokoagulasi dengan waktu tinggal 120 menit, tegangan listrik 12 volt dan elektroda aluminium (Al) memberikan penyisihan COD dan Turbidity paling optimal sebesar 84,57% dan 91%. Sedangkan TDS air limbah setelah melalui proses elektrokoagulasi meningkat dari kondisi awal. Kelemahan ini diatasi dengan proses lanjutan yaitu proses adsorpsi dalam bioadsorber yang diisi TKS. Air Limbah hasil proses elektrokoagulasi diproses kembali dalam bioreaktor dan diperoleh hasil penyisihan TDS limbah PKS sebesar 73,23 % dibandingkan kondisi awalItem Pemisahan Campuran CH4/CO2 dengan Menggunakan Karbon Aktif yang Dimodifikasi(2015-10-26) Susanto, Heru; Budiyono; Hadiyarto, Agus; Widiasa, I NyomanSistem campuran CH4/CO2 banyak ditemui pada bahan bakar gas seperti gas alam dan biogas. Keberadaan CO2 dalam bahan bakar gas dapat menurunkan nilai bakar dan dapat menyebabkan proses pengkompresian tidak ekonomis. Oleh karena itu pemurnian CH4 dari CO2 merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Makalah ini mempresentasikan proses pemurnian CH4 dari campuran CH4/CO2 dengan menggunakan karbon aktif termodifikasi sebagai adsorben. Karbon aktif dimodifikasi dengan dialiri gas ammonia dalam reaktor kuarsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi menggunakan karbon aktif yang dimodifikasi dapat menurunkan kadar CO2 sebesar 67,5% sedangkan karbon aktif tanpa modifikasi sebesar 43%. Modifikasi karbon aktif dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi CO2 dari ~28 menjadi ~38 mg CO2/g adsorbent. Kenaikan temperatur umpan akan menurunkan kapasitas adsorpsi CO2.