LRP-Science and Education
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing LRP-Science and Education by Title
Now showing 1 - 20 of 122
Results Per Page
Sort Options
Item AGREGASI PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2014-01-28) Auzar; Zulkarnain; Yustina; Suarman; Azhar, FadlyPenelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk (1) mengidentifikasi ketuntasan dan ketidaktuntasan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) siswa SMA di Provinsi Kepulauan Riau dalam menyelesaikan soal Ujian Nasional berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Tahun Pelajaran 2008/2009-2009/2010, (2) mengungkap peta kendala pendidikan dan faktor penyebabnya, dan (3) merumuskan model alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik terutama pada mata pelajaran UN di Provinsi Kepulauan Riau. Prosedur dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey of Enacted Curriculum (SEC) serta analisis yang digunakan yakni deskriptif-eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata pelajaran yang di-UN-kan yang paling banyak mendapat KD bermasalah kelompok IPA di tingkat rayon mencapai 70% dalam mata pelajaran Fisika di Kabupaten Anambas dan yang paling sedikit KD bermasalahnya hanya 12% dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di Kota Tanjungpinang. KD bermasalah yang paling tinggi dalam kelompok IPS mencapai 46% dalam mata pelajaran Geografi di Tanjungpinang dan yang paling rendah mendapat KD bermasalah hanya 15% dalam mata pelajaran Matematika di Kota Batam. Selain itu, kabupaten yang banyak mendapat KD bermasalah adalah Anambas dan yang paling sedikit mendapat KD bermasalah adalah Kota Tanjungpinang. Penelitian ini juga menemukan guru-guru di Kabupaten Anambas yang mengajar mata pelajaran yang bukan menjadi bidang keahliannya. Penelitian juga menemukan faktor-faktor penyebab KD bermasalah dan alternatif pemecahannyaItem AGREGASI PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN (PPMP) DI PROVINSI RIAU(2012-10-29) Caska; Roza, Yenita; Holiwarni, Betti; Mahdum; Suryawati, Evi; Copriady, JimmiSemua pihak perlu turut bertanggung jawab secara moral apa yang harus dilakukan, dan terobosan apa yang harus dijalankan, sehingga secepatnya dapat terjadi peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Riau. Tujuan agregasi penelitian sebagai berikut: 1) Mengungkap peta kompetensi peserta didik; 2) Mengungkap faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu; 3) Menemukan rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peserta; 4) Merumuskan model implementasi pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, unit observasinya adalah sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuesioner. Analisis dilaksanakan secara deskriptif. Hasil penelitian ini adalah: 1) Masih terdapat Standar Kompetensi (SK)/Kompetensi Dasar (KD) yang diuji yang skornya rendah =<60 baik kelompok IPA maupun IPS untuk SMA; 2) Faktor penyebab sehingga peserta didik di Provinsi Riau tidak menguasai pokok bahasan tertentu, yaitu: (1) Variabel Komponen Standar Proses; (2) Variabel Komponen Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; dan (3). Variabel Komponen Standar Pengelolaan; 3) Rumusan alternatif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik (nilai ujian nasional) adalah: (1) perlu perbaikan dalam Komponen 2: Standar Proses; (1) perlu perbaikan dalam Komponen 4: Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; dan (3) perlu perbaikan dalam Komponen 6: Standar Pengelolaan Pendidikan; dan (4) Model yang direkomendasikan adalah Model Pengembangan Sekolah Binaan yaitu merupakan program kemitraan antara Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, dan Sekolah yang menjadi sasaran PembinaanItem ANALISIS HASIL TES SELEKSI OLIMPIADE SAINS BIDANG EKONOMI TINGKAT KOTA PEKANBARU TAHUN 2012(2014-06-11) Armas, Riadi; Sumarno; Martina, Ervina RopikaOlimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan ajang kompetisi yang diselengarakan dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Pada bulan April 2012, Disdikpora Kota Pekanbaru telah melaksanakan seleksi OSN bidang ekonomi SMA tingkat Kota Pekanbaru untuk menjaring peserta yang dapat mengikuti tingkat provinsi. Dari hasil seleksi diperoleh skor tes tertinggi hanya 38 (1 orang siswa) dengan rata-rata skor 19,48. Penelitian dilakukan terhadap pencapaian Kompetensi Dasar (KD) hasil seleksi OSN yang diikuti oleh 55 siswa dari 17 SMA/MA se Kota Pekanbaru, dan hasil tes kompetensi profesional guru ekonomi pada sekolah bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh KD ekonomi yang ada pada Kelas X dan XI, belum dikuasai oleh siswa peserta seleksi OSN bidang ekonomi tingkat Kota Pekanbaru tahun 2012 secara tuntas. KD yang penguasaan siswanya tertinggi hanya dicapai oleh 70,91% siswa dan kompetensi siswa tergolong sedang dan rendah. Kompetensi profesional guru ekonomi secara umum sudah tergolong tinggi, namun kompetensi tertingginya baru menguasai sebesar 82% materi. Kompetensi Profesional guru ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan KD siswa peserta seleksi OSN bidang ekonomi tingkat Kota Pekanbaru.Item Analisis Paradigma pengajaran Reading di SMU Negeri Propinsi Riau(2014-01-28) Ras, FakhriPenelitian yang berjudul “Analisis Paradigma Pengajaran Reading di SMU Negeri propinsi Riau” bertujuan untuk menemukan kerangka kerja pengajaran efektif dan efisien atas dasar kelebihan (strengths) dan kelemahan (weakness) para siswa. Dengun tercapainya tujuan tersebut, para guru dapat menghemat enegri di kelas (sebagai fasilitator dan komunikator) dalam memperkuat pemahaman siswa terhadap bacaan yang sedang mereka pelajari. Subjek penelitian adalah para siswa SMU Negeri Provinsi Riau yang terbagi kepada dua wilayah – daratan dan lautan namun mengingat sulitnya lokasi untuk dijangkau penelitian dilakukan dua wilayah daratan diwakili oleh siswa SMU Negeri Kotamadya Pekanbaru, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Indragiri Hulu. Dalam penelitian ini akan diambil satu SMU di kotamadya Pekanbaru (SMUN 8), dua lagi di kabupaten Kampar (SMUN 1 Bangkinang) dan di Kabupaten Ingragiri Hulu (SMAN 1Rengat). Siswanya dibatasi padakelas dua saja mengingat masih besarnya pengaruh belajar di SLTP pada kelas I dan sibuknya para siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi EBTANAS pada siswa kelas III. Bentuk kelompok target dan kelompok kontrol, data dikumpulkan dalam satu rentangan waktu penelitian yakni 10 bulan yang dimulai denganpretest dan post-test (kedua-dua test tersebut adalah rancangan peneliti). Untuk mendapatkan test yang valid dan reliable, test yang sudah dirancang diujicoba (trying out) di SMU Negeri di luar kota terzebut diatas tetapi masih dalam wilayah Provinsi Riau. Hasil ujicoba tersebut akan diadakan analisis setiap pertanyaan tentang ambang batas tingkat kesulitan atau kemudahan yakni antara 26% sampai 75%.Item Analisis Pemikiran Matematika Pada Permainan dan Tradisi Rakyat Daerah Riau untuk Pengembangan Pendidikan Kharakter Dalam Pembelajaran Matematika Realistik(2013-04-02) Roza, Yenita; Solfitri, Titi; Nur Siregar, SyarifahPermainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Pada pembelajaran matematika, permainan adalah alat bantu untuk belajar fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip-prinsip melalui berbagai macam tujuan kognitif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permainan rakyat Riau yang mengandung pemikiran matematika dan nilai karakter sehingga kelak dapat diintegrasikan dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan usaha untuk membantu pemerintah merancang integrasi pendidikan karakter kedalam PBM, spesifik lagi PBM matematika dengan pendekatan matematika realistik. Tujuan jangka panjang penelitian adalah menerbitkan buku ajar matapelajaran matematika SD dengan memuat pendidikan karakter yang dikembangkan dari kearifkan lokal. Kearifan lokal yang dimanfaatkan adalah permainan dan tradisi rakyat daerah Riau. Dalam pembelajaran matematika realistik akan dipadukan beberapa kelompok karakter seperti olah raga dan olah rasa untuk memfasilitasi olah pikir menuju tercapainya olah hati. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan permainan dan tradisi rakyat daerah Riau yang sudah dibukukan. Temuan dielaborasi langsung ke daerah sumber sebelum di identifikasi pemikiran matematika dan nilai karakter yang ada didalamnya. Permainan yang dianalisa adalah Bersimbang, Congklak, Galah, Rimau, Gasing, Setatak, Ligu dan Guli. Tradisi yang dianalisa adalah Lampu Colok dan Malamang. Aktifitas ini telah diselesaikan pada tahun pertama. Tahun kedua akan disusun buku ajar matematika SD berdasarkan hasil temuan tahun pertama. Buku ajar ini tidak saja mempermudah pembelajaran matematika tapi juga membantu implementasi pendidikan karakter dan penyelamatan kearifan lokal yang mulai terkikis dalam kehidupan generasi muda.Item ANALISIS SIFAT TERMOELEKTRIX BAJIAN LOGAM PADA TERMOKOPEL(2014-06-02) Fakhrudin; Sudrajat, HendarPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari konstanta elektrik dan sensitifitas bahan logam melalui analisis gejala termoelektrik pada sistem kopel. Berdasarkan basil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa bahan yang memiliki konstanta elektrik relatif besar terhadap platina adalah baja (18,50), wolfram (7,55) dan tembaga (6,77). Berdasarkan hasil ini pula dapat disimpulkan bahwa ketiga bahan ini rnemiliki sensitifitas termoelektrik yang tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan lain yang diidentifikasi dalam penelitian iniItem Budidaya Bawang Dayak Pada Lahan Bekas Karlahut Dan Produksi Teh Badak Sebagai Tanaman Obat Herbal Menuju Desa Gambut Sejahtera Di Kecamatan Bungaraya(wahyu sari yeni, 2018-11-06) Yustina, Yustina; Syafii, Wan; Nursal, NursalKecamatan Bungaraya mempunyai lahan yang subur baik untuk daerah pertanian maupun perkebunan. Letak strategis yaitu persimpangan lalu lintas dari kabupaten Bengkalis dan persimpangan perjalanan darat penghubung dari beberapa kabupaten yang melalui dermaga di Buton. Potensi topografi dan kesuburan tanah di kecamatan Bungaraya ini berpotensi berkembang dalam dunia usaha, seperti budidaya Bawang dayak dan mengolahnya menjadi obat herbal, yang sangat ini dibutuhkan masyarakat. Daerah bekas Kebakaran Lahan dan Hutan (KARLAHUT) biasanya dimanfaatkan untuk perkebunan kelapa sawit. Agar pengawasan dan pemanfaatan bekas lahan KARLAHUT lebih efisien dan bernilai guna, maka lahan tersebut dapat diselang-seling dengan ditanaman Bawang dayak. Kondisi alam Tanaman Bawang dayak (Kalimantan) diduga cendrung serupa dengan kondisi alam di kabupaten Siak. Maka dari itu diperlukan informasi teknik pembibitan dan budi daya Bawang dayak. Selain itu, informasi pengolahan bawang dayak dan khasiatnya sebagai obat herbal dapat dijadikan sebagai peluang usaha masyarakat di kecamatan Bungaraya kabupaten Siak. Permasalahan mitra yaitu: kurangnya pengetahuan dan partisipasi pemanfaatan lahan bekas kebakaran lahan dan hutan, kurangnya pemanfaatan kebun kelapa sawit untuk tanaman tanaman tumpang sari untuk budidaya Bawang dayak (BADAK), belum diketahuinya manfaat dan khasiat BADAK, belum dipahami pengolahannya sebagai obat herbal berupa teh celup BADAK yang berpeluang dijadikan usaha home industri rumah tangga. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah sebanyak 60 orang, terdiri dari guru di Kecamatan Bungaraya (20 orang), Ibu penggerak PKK kecamatan (20 orang), Oganisasi pemuda, LSM (20 orang). Tujuan yang ingin dicapai adalah melatih masyarakat untuk memanfaatkan lahan bekas kebakaran lahan dan hutan atau tanaman selingan pada kebun sawit untuk budidaya tanaman Bawang dayak; 2) mengetahui kahasiat dari tanaman ini dapat dirasakan oleh semua orang dengan mudah; 3) terampil mengolah umbi bawang dayak menjadi Teh Badak (Bawang Dayak), pengemasan dan pemasarannya sebagai usaha rumah tangga untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Metode kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari 2 tahapan kegiatan yaitu : 1 Sosialisasi pemanfaatan lahan bekas KARLAHUT, dang staterti pemanfaatan tanaman tumpang sari BADAK di kebun kelapa sawit serta manfaat BADK sebagai obat herbal dan potensinya untuk kegiatan home industri Teh celup BADAK; 2)Pelatihan Mitra Pelatihan strategi dan teknik budidaya BADAK (teknik pembenihan, pengadaan stok benih BADAK, produktivitas BADAK),3) Pelatihan kolaborasi stratrgi pengolahan teh celup BADAK, pengemasan dan strategi pemasaran. Hasil yang akan dicapai adalah: 1) Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan lahan bekas KARLAHUT dan budidaya bawang dayak, khasiat dan manfaat nya; 2) Meningkatnya keterampilan dan minat teknik budidaya BADAK, pengolahan, pengemasan dan strategi pemasaran BADAK sebagai obat herbal; 3) tumbuhnya home industri teh celup BADAK untuk menambah pendapatan keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa gambut sejahtera di kecamatan Bungaraya. Luaran dari kegiatan publikasi, biner, draf buku saku tentang khasiat dan cara pengolahan bawang bayak dan produk kemasan teh BADAKItem DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA GURU DI DAERAH RIAU(2014-04-08) Syahza, Almasdi; SuarmanPeningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan SDM yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru menjadi salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan SDM yang potensi dibidang pembangunan. Mengajar bukan tugas ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah calon-calon pemimpin di masa datang yang memerlukan bimbingan dan pembinaan. Guru yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup baik biasanya menguasai dan terampil dalam mengajar. Keterampilan seorang pendidik (guru) merupakan keahlian profesi yang tercipta melalui proses belajar mengajar. Keahlian profesi merupakan salah satu faktor dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (DIV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setiap guru yang profesional harus tersertifikasi, yang tujuannya adalah untuk peningkatan kemampuan kinerja guru sesuai dengan bidang studi dan keahliannya sebagai pendidik. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, antara lain: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru; 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.Item Edukasi Pencegahan Kebakaran Lahan Dan Hutan (KARLAHUT) Melalui Pendampingan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Ur Di Kabupaten Siak – Provinsi Riau(wahyu sari yeni, 2018-11-06) Yustina, Yustina; Syafii, Wan; Nursal, Nursal; Hasibuan, SaberinaFaktor-faktor penyebab kurangnya pengetahuan dan partisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada pendidikan Menengah di kabupaten Siak Propinsi Riau ditinjau dari Standar Kompetensi (SK2) proses pembelajaran yang terkait dengan partisipasi peserta didik terhadap kepedulian lingkungan berkelanjutan. Faktor-faktor kendala kurangnya partisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan pada peserta pendidikan menengah di Propinsi Riau sebagai berikut: 1) Kurangnya motivasi dan wadah yang menaungi kreativitas kepedulian terhadap pencegahan KARLAHUT dikalangan pendididikan menengah. 2) Kurangnya materi pembelajaran pencegahan KARLAHUT secara kontekstual yang terjadi di Propinsi Riau. 3) Tidak tersedianya media interaktif pembelajaran terkait dengan pencegahan KARLAHUT. 4) Kurangnya pengembangan inovasi pembelajaran terkait dengan pencegahan KARLAHUT. 5) Belum tersedia muatan lokal terkait dengan pembelajaran pencegahan KARLAHUT. Upaya mengatasi masalah yaitu melalui sosialisasi dan pelatihan pencegahan KARLAHUT mencakup pengayaan materi karakteristik tipologi ekosistem gambut, pengembangan perangkat pembelajaran, inovasi pembelajaran. Pelatihan edukasi pencegahan karlahut pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2016 diikuti 47 peserta ( 94%) dari jumlah peserta yang ditunjuk oleh ketua UPTD Kecamatan Bungaraya, peserta yang hadir terdiri dari 19 orang guru SMA/SMK dari 3 sekolah, dan 28 orang guru SMP yang berasal dari 4 sekolah di kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Dari hasil pelatihan, maka dapat dipetakan bahwa sekolah menengah (SMP, SMA dan SMK) di kecamatan Bungaraya belum mengintegrasikan fenomena KARLAHUT dalam pembelajaran secara kontekstual dalam menambah wawasan dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Hasil pelatihan, disarankan penambahan urutan kegiatan dan kolom penilaian pada draf LKPD. Akhir kegiatan, guru disarankan mengujikan draf LKPD kepada siswanya, pelatihan penilaian LKPD pada tanggal 20 Agustus. Pendampingan penilaian LKPD dengan mengevaluasi hasil LKPD yang telah dikerjakan siswa SMPN 1 Bungaraya dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2016, dari latihan pendampingan didapat yaitu: 1) Guru sudah terampil menyusun kisi-kisi dan indikator pada instrumen penilaian LKPD siswa. 2) Guru sudah dapat mengkaitkan isu karlahut dalam kegiatan pembelajaran secara kontekstual. 3) Guru termotivasi menerapkan LKPD Karlahut dalam pembelajaran, dan mengembangkannya dalam penelitian selanjutnya. 4) Guru termotivasi mengembangkan perangkat pembelajaran dan perlunya wadah penelitian pengembangan pendidikan, dan mereka membentuk wadah bernama “Forum Binaan Edukasi Kampung Bungaraya” dengan pendampingan dari LPTK FKIP UR dan LPPM UR.Item EFEKTIFITAS KITIN DAN BEBERAPA TURUNANNYA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA DALAM AIR GAMBUT(2014-03-10) Erna, MariaPada penelitian ini kitin dan beberapa turunannya yaitu kitosan, karboksimetil kitosan, dan nano partikel kitosan dipelajari interaksinya dengan Fe dan efisiensi inhibisi korosi pada baja dalam media air gambut. Karboksimetil kitosan (KMK) dan nano-partikel kitosan disintesis terlebih dahulu dan dikarakterisasi menggunakan Fourier transform Infrared spectroscopy (FT-IR) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). KMK disintesis dengan menggunakan metode Zhou (2006) dan Pang (2007), sedangkan nano-partikel kitosan disintesis dengan metode gelatin ionotropik. Berdasarkan bentuk spektrum FT-IR bahwa bahwa KMK yang disintesis menggunakan metode Pang (2007) mempunyai bentuk spektrum yang sama dengan referensi. Ukuran diameter nano-partikel kitosan yang menggunakan SEM dengan bentuk partikel tidak seragam dan distribusi partikel tidak merataItem Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan Karakteristik Kemampuan Siswa(2015-02-26) Sehatta, SaragihPenelitian ini berangkat dari perayataan bahwa " Suatu metode pembelajaran hanya cocok diterapkan pada topik dan karakteristik siswa tertentu. Dengan kata lain suatu metode hanya cocok diterapkan pada topik tertentu dengan karakteristi siswa tertentu ". Sehubungan dengan itu, maka masalah pokok yang dikajian dalam penelitian ini adalah karakteristik kemampuan siswa yang bagaimanakah model pembelajaran kooperatif efektif diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kemampuan siswa yang, efektif diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SLTP Negeri 16 Kota Pekanbaru tahun pelajaran 2003/2004 dengan mengambil satu kelas untuk masing-masing karakteristik kemampuan siswa (tinggi, sedang dan rendah), yang ditetapkan secara acak. Desain penelitian ini adalah Three Group Post Tes Disegh, dan data penelitian dikumpulkan dengan melakukan tes dan pengamatan kelas. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan batasan efektif tidaknya penerapan model pembelajaran ini didasarkan pada ketuntasan belajar secara klasikal dan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dinyatakan baik. Dari analisis data disimpulkan bahwa: • Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektip diterapkan pada kelas dengan karakteristik kemampuan siswanya dikategorikan tinggi. • Ketidakefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada karakteristi kemampuan siswa sedang disebabkan tidak tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal dan aktivitas siswa dalam KBM tidak baik. • Ketidakefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada karakteristi kemampuan siswa sedang disebabkan disamping tidak tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal, aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran tidak baik.Item Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Lingkungan Dengan Pendekatan Kontruktivisme Pada Mahasiswa Program Studi Biologi FKIP UNRI Tahun 2007-2008(2013-02-25) YustinaTelah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa melalui pendekatan konstruktivisme pada mata kuliah praktikum llmu Pengetahuan Lingkungan (IPL). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Juni 2008, sabjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II dengan jumlah mahasiswa sebanyak 48 orang (42 perempuan dan 6 laki-laki) di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNRI semester genap T.A 2007/2008. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, dengan parameter yaitu keterampilan proses, daya serab dan ketuntasan belajar mahasiswa. Hasil penelitian pada siklus pertama dan kedua dengan menggunakan pendekatan konstrukstivisme dapat mengembangkan keterampilan proses mahasiswa pada siklus pertama dan kedua yaitu keterampilan observasi (83,1% dan 89,5%)), memprediksi (82,6%) dan 83,8%)), mengkoleksi data (85,0% dan 84,5%), komunikasi (83,5%) dan 78,5%), dan menarik kesimpulan (83,2%o dan 79,3%), dengan masing-masingnya dikatagorikan baik. Pada siklus kesatu keterampilan proses merancang (78,5%) dikategorikan cukup dan aplikasi (80%)) dikategorikan baik, sedangkan pada siklus kedua, keterampilan proses merancang (74,9%)) dan aplikasi (76,4%) masing-masing dikategorikan cukup. Kemampuan pemahaman konseptual (daya serab) mahasiswa pada siklus pertama rerata tes tertulis sebesar 78,65 dengan persentase ketuntasan keias sebesar 87 %, pada siklus kedua rerata tes tertulis sebesar 79,57 dengan persentase ketuntasan sebesar 96 %, namun secara individual masih terdapat mahasiswa yang memperoleh nilai < 65, Hal ini dapat diartikan bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara keterampilan proses dengan hasil belajar yang ditunjukkan dengan tingkat ketuntasan kelas yang dicapai lebih dari 80%. Maka disimpulkan bahwa melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran praktikum llmu Pengetahuan Lingkungan pada mahasiswa program studi pendidikan Biologi FKIP-UNRIItem HUBUNGAN ANTARA PENGELOLAAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU(2015-02-26) ISLAMIAS; HERDINICara belajar mahasiswa di perguruan tinggi sangat menentukan dalam mcraih kebcrhasilan. Sistcm SKS yang ditcrapkan sejak tahun 1979 mengharuskan mahasiswa memprogram belajarnya lebih efisien sehingga diharapkan mereka dapat selesai dal^tn waktu yang singkat dan hasil yang baik. Pcnclitian ini untuk mcngctahui scjauh mana hubungan antara pengelolaan belajar (learnng management) dan hasil belajar yang ditunjukkan pada IPK mahasiswa jiirusan PMIPA FKIP Universitas Riau. Pengelolan belajar dinyatakah d^lam nilai atau bobot 1 sampai 5 yang menunjukkan bahwa mahasiswa mulai dari tidak pernah (bobot 1), jarang (bobot 2) kadang-kadang bobot (3), sering (bobot 4) dan selalu (bobot 5) melakukan aktifitas akademik tatap muka, terstruktur dan mandiri. Masing-masing aktifltas akademik ini dirinci dalam bentuk pertanyaan dalam sebuah angket yang diisi oleh respondeti yahg terdifi dari mahaiswa Program Studi Kimia, Fisika dan biologi pada semester 3,5 dan 7. Hasil belajar masing-masing mahasiswa adalah Indek Perstasi kottlulatif (iJ*k). Hasil analisa regresi linier mnyatakan bahwa pengelolaan belajar mahssiw^ jurusan PMIPA dun juga niasing-masing Program Studi Fisika, Kittiia dan Biologi tidak berhubuttgan secara siknifkan terhadap hasil belajarnya. Ini berarti bahwa mahasiswa yang selalu melakukan aktiHtas akademik bclum tentu mcmiliki IPK yang tinggi, sebaliknya mahaiswa yang jarang mlakukan aktifltas akademik tidak selalu mempunyai IPK rcndah. Tidak siknifltannya hubungan antara pegelolaan belajar dan hasil belajar kemungkinan disebabkan oleh belum maksimalnya system SKS dilaksanakan; metode pengumplan data belum sempurnai, dan cara belajar mahasiswa belum tepat. Untuk penelitian yang akan datang pelu melakukan metoda direct observatiott (pengamatan langsung) terhadap aktifltas akademik mahasiswa dan juga doscn disamping metode kucsoner.Item Identifikasi Faktor Penyebab kesulitan Belajar Siswa Di Smk Bunut Tahun Pembelajaran 2006/2007(2015-07-09) Saidi, Mulyonohasil tes diagnostic menunjukkan adanya penurunan hasil belajar siswa, dan untuk itu perlu dipikirkan factor faktor penyebab timbulnya kemerosotan itu , yang salah satunya adalah adanya kesulitan belajar yang dihadapi anak. Terkait dengan kesulitan belajar itulah penelitian i n i dilakukan. Ada dua masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini , yaitu : 1. Apakah siswa SMK Bunut mengalami kesulitan belajar ? 2. Apabila siswa mengalami kesulitan belajar, faktor apakah yang menyebabkannya? Tujuan penelitian ini antara lain adalah mencari solusi yang terbaik daleun menanggulangi kesulitan belajar anak siswa. Manfaatnya adalah sebagai masukan bagi para orang tua agar menyadari betapa pentingnya fasilitas belajar dalam peningkatan prestasi belajar siswa.Item KAJIAN PENGEMBANGAN LOKASI COREMAP II KOTA BATAM MENJADI SENTRA PERIKANAN(2014-04-04) RusliadiKajian pengembangan lokasi coremapii kota batam menjadi sentra perikanan dilaksanakan dengan tujuan: 1).menganalisa kondisi perikanan Disetiap desad imana program coremapii berada, 2).menghitung kapasitas produksi masing-masingkomoditi perikanan yang dominan dihasilkan disetiap lokasi, 3).menganalisis komodi tiunggulan di setiap lokasi, 4).merumuskanpermasalahandalampengembangansentraperikanan, 5).menganalisa kebutuhan kebijakan untuk pengembangan komoditi unggulan utama di masing-masing lokasi dan 6).menyusun skala prioritas kegiatan yang harus dilakukan selama 5 tahun. Metoda pengumpulan data tergantung dari jenis data yang dikumpulkan. Untuk data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap informan kunci seperti nelayan, pembudidaya, pengolah, pelaku usahadan aparat desa setempat. Sedangkan Untuk membuat daftar (mengidentifikasi) jenis komoditas ang menjadi unggulan disetiap lokasi akan dilakukan dengan Metode Perbandingan Eksponensial(MPE) seperti yang anjurkan oleh Maarif (2003)Item KAJIAN TENTANG PENGIMPLEMENTASIAN PENELITIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC ASSESSMENT) BIDANG STUDI INGGRIS DI SMU NEGERI KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU(2014-01-28) Ras, FakhriPenerapan penilaiaan bahasa (language assesment) secara kongkret dalam bentuk penilaian kelas (classroom assesment) dengan mengarah kepada apa yang disebut dengan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment). Penilaian (assesment) itu berintikan kepada penentuan tingkat pencapaian siswa terhadap yang harus dicapainya dalam suatu proses belajar mengajar yang terkait dengan segala informasi yang diperlukan untuk keperluan secara menyeluruh (Burhan : 1995) . Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan tentang Authentic Assesment yang dijalankan oleh guruguru bidang studi bahasa Inggris di SMu Negeri kabupaten Bengkalis. Adapun uraiannya mencakup dua hal sebagaimana yang dirumuskan dalam bentuk permasalahan penelitian ini. Dari penelitian ini ditemukan bahwa : 1) pemahaman guru yang setuju tentang tipe/jenis informasi yang dinilai dalam authentic assessment adalah 84,9% (gabungan sangat setuju dengan setuju), pemahaman guru yang ragu-ragu adalah 0,8%, pemahaman yang tidak setuju adalah 14,3% (gabungan kurang setuju dengan tidak setuju), 2) pemahaman guru yang setuju tentang teknik-teknik yang digunakan dalam authentic assessment adalah 88,4% (gabungan sangat setuju dan setuju), pemahaman yang ragu- ragu adalah 6,6%, dan pemahaman yang tidak setuju adalah 4,6% (gabungan kurang setuju dan tidak setuju), 3) pemahaman guru yang setuju tentang waktu pelaksanaan authentic assessment adalah 92,8% (gabungan sangat setuju dan setuju), pemahaman yang ragu-ragu adalah 0%, dan pemahaman yang tidak setuju adalah 0%, 4) pemahaman guru yang setuju tentang penggunaan hal-hal authentic assessment adalah 82,I% (gabungan sangat setuju dan setuju), selanjutnya pemahaman yang ragu- ragu adalah l,1% ,dan pemahaman yang tidak setuju adalah 16,6% (gabungan kurang setuju dan tidak setuju), dan 5) pemahaman guru yang setuju tentang bagaimana menjamin validitas dan reliabilitas penilaian authentic assessment adalah 84,5% (gabungan sangat setuju dan setuju), pemahaman yang ragu- ragu adalah 2,3% dan pemahaman yang tidak setuju adalah 13% (gabungan kurang setuju dan tidak setuju).Item KARAKTERISASI ARANG AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVATOR ZnCL2 SEBAGAI ADSORBEN SENYAWA FENOL(2014-03-10) Erna, MariaTelah dilakukan penelitian pembuatan arang dari cangkang kelapa sawit yang diaktivasi dengan ZnCl2 dengan metode refluk. Adapun rendemen arang aktif yang terbanyak terjadi pada penambahan ZnCl2 2N selama 6 jam yaitu sebesar 96,38%. Dari hasil karakterisasi terhadap larutan iodium iodium masih dibawah persyaratan minimal SII, tetapi kadar air dan abu telah memenuhi persyaratan SII No. 0258-88. Sedangkan kondisi optimum penyerapan arang aktif terhadap larutan fenol terjadi pada pH 9, waktu kontak 60 menit dan konsentrasi larutan fenol 60 ppm.Item Kearifan Lokal Peanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Rangau Di Desa Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir(wahyu sari yeni, 2018-11-06) Yustina, Yustina; Darmadi, Darmadi; Irianti, MitriPenelitian deskriptif tahun ke-1 pengelolaan sungai berbasis kearifan lokal, bertujuan untuk memberikan gambaran Kearifan Lokal Masyarakat Rantau Kopar dalam pengelolaan sungai Rangau. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan Januari hingga Bulan Juni 2017. Parameter penelitian mencakup 5 komponen yaitu: 1) perencanaan, 2) pemanfaatkan, 3) pengendalian dan 4) pemeliharaan serta 5) kondisi kearifan lokal terkini meliputi: komposisi komunitas, mata pencaharian penduduk, partisipasi masyarakat terhadap kearifan lokal, sinergisitas kebijakan pemda dengan kearifan lokal. Pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam dengan teknik snowball sampling pada informan kunci yaitu Pemuka Adat dan Tokoh Masyarakat didapat responden sebanyak 30 orang, metode observasi lapangan dan dokumentasi. Data diklasifikan, ditabulasii dipersentase dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Rantau Kopar memiliki berbagai kearifan lokal dalam melaksanakan pengelolaan sungai Rangau antara lain, (a) perencanaan meliputi pengetahuan lokal yaitu tata ruang yang terbagi atas tiga lahan yaitu permukiman, pengairan dan perkebunan serta proses pengelolaan sungai Rangau menggunakan alat-alat tangkap yang ramah lingkungan yaitu: tembak, penilar, bubu dan rawai. (b) pemanfaatkan potensi ketersediaan yang terdapat di Sungai Rangau didasarkan: 1) seleksi jenis dan ukuran ikan tangkapan; 2) perpindahan lokasi penangkapan dan waktu penangkapan; (c) pengendalian meliputi upaya pencegahan dengan pantang larang yaitu; menuba, penangkapan pada hari besar islam dan orang meninggal, membuang sampah ke sungai, membunuh labi labi dan buaya,berkata kotor dan sombong serta pantang larangan mandi menggunakan gayung di Sungai (d) pemeliharaan menjaga produktivitas ikan dengan larangan dan mitos. 5) kondisi kearifan lokal yaitu kearifan lokal dipatuhi sebagian komunitas, mata pencaharian dominan sebagai nelayan berpindah sebagai petani sawit. masyarakat kurang mematuhi hukum dan sanksi adat, eksploitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi lahan sawit, meningkatnya mata pencaharian yang dominan sebagai petani sawit. Simpulan; tantangan kearifan lokal terkini adalah bagaimana strategi penerapan kebijakan pemda yang bersinergi dengan kearifan lokal dalam regulasi dan pengelolaan DAS RangauItem KELAPA SAWIT, DAMPAKNYA TERHADAP PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN DI DAERAH RIAU(2014-04-07) Syahza, Almasdi; SuarmanPropinsi Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia, sampai tahun 2008 luas kebun kelapa sawit sudah mencapai 1.611.382 ha, semuanya itu tersebar di setiap kabupaten/kota Daerah Riau, kecuali untuk kota Pekanbaru hanya seluar 4.007 ha. Penyebaran ini memperlihatkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman primadona masyarakat Riau, bukan saja masyarakat pedesaan, justru juga diminati oleh masyarakat perkotaan. Berdasarkan gambaran perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di Daerah Riau, maka penelitian ini mencoba mengidentifikasi dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat di pedesaan dalam upaya mengetaskan kemiskinan melalui peningkatkan pendapatan masyarakat petani. Pada tahun pertama kegiatan penelitian ini dirumuskan masalah yang diteliti adalah: 1) Apakah kegiatan kelapa sawit dapat menciptakan multiplier effect ekonomi yang besar di daerah pedesaan? 2) Apakah pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah Riau dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan? Berdasarkan gambaran dan permasalahan yang diuraikan, maka maksud melakukan penelitian ini adalah untuk: 1)Mengkaji multiplier effect ekonomi yang diciptakan dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit di pedesaan; 2) Mengkaji tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan sebagai akibat dari pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah ditemukan dampak pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dalam upaya mengetaskan kemiskinan di di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode deskriptif (Descriptive Research). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (petani kelapa sawit) pada daerah terpilih sebagai lokasi penelitian. Lokasi penelitian pada tahun pertama direncanakan di tiga kabupaten di Propinsi Riau, yaitu: Kabupaten Kampar, Pelalawan, dan Siak. Dengan menggunakan rumus Cochran, maka diperoleh ukuran sampelnya sebesar 284 respondenItem KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT DAN pH(2014-03-27) Haryati, Sri; Erna, MariaTelah dilakukan uji ketahanan membran komposit khitosan/polisulfon terhadap beberapa pelarut dan variasi pH aquadest. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa membran komposit tahan terhadap pelarut etanol dan pH 5,5. Hal ini ditandai dengan persentase swellingnya yang paling tinggi yaitu 198,07% dan 75,48%. Hasil ini juga didukung oleh foto pori-pori membran menggunakan SEM yaitu foto penampang lintang, permukaan atas dan bawah yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan sruktur pori-pori membran tetapi ikatan struktur membran tidak mengalami kerusakan. Untuk waktu operasi membran yang paling cepat terjadi pada membran yang telah dicelupkan dalam etanol dengan feednya aquades yaitu 41 menit/ 5 mL.