SWL- Agriculture
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing SWL- Agriculture by Title
Now showing 1 - 20 of 224
Results Per Page
Sort Options
Item AKUMULASI LOGAM BERAT DAN RESPON TANAMAN PADI TERHADAP AMELIORASI GAMBUT DENGAN DREGS(2018-01-02) Nelvia, NelviaPenelitian bertujuan mempelajari akumulasi logam berat Pb, Cr, Ni dan Se pada tajuk dan beras, kelarutan Pb, Cr, Ni dan Se dalam air dan Pb, Cr, Ni dan Se dapat dipertukarkan pada tanah serta respon tanaman padi terhadap ameliorasi tanah gambut dengan dregs. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian Universitas Riau dari bulan Agustus hingga November 2011. Tanah gambut diambil di desa Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, sedangkan dregs berasal dari pabrik kertas Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Perawang, Riau. Penelitian dilaksanakan secara eksperimen menggunakan Ranangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan (tanpa dan dengan amelioran dregs: 5, 10, 15, 20, 40 dan 60 ton/ha) tiap perlakuan diulang 3 kali. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan dilakukan analisis ragam pada taraf 5%. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan uji lanjutan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan amelioran 10 ton/ha meningkatkan jumlah anakan hampir dua kali lipat sedangkan bobot gabah kering giling meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan dengan tanpa pemberian amelioran. Ameliorasi tanah gambut dengan dregs hingga takaran 60 ton/ha tidak menunjukkan adanya akumulasi logam berat Pb, Cr, Ni dan Se pada jerami padi maupun beras dan tidak menimbulkan pencemaran pada air dan tanahItem Ameliorasi Lahan Gambut dengan Campuran Limbah Agroindustri dan Pengaruhnya Terhadap Kandungan Hara N, P, K dan Logam Berat Pb, Ni, Cr, Se,serta Pertumbuhan Dua Varietas Padi(2018-02-06) Nelvia, NelviaProvinsi Riau memiliki lahan gambut cukup luas dan berpotensi untuk pengembangan padi sawah, tetapi terkendala oleh sifat kimianya.Kendala tersebut dapat diatasi melalui amelioran. Berbagai hasil samping (limbah) agroindustri yang ada di Riau dapat diformulasi menjadi bahan amelioran. Diantaranya tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan dreg masing-masing hasil samping industri pengolahan kelapa sawit, industri pulp dan kertas. Kedua limbahtersebut jumlahnya sangat banyakdi Riaudanmengandung hara lengkapbaik hara makro maupun hara mikro, dreg juga mengandung logam berat Pb, Ni, Cr, dan Se meskipun kadarnya sangat rendah. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh ameliorasi lahan gambut dengan campuran kompos TKKS dan dreg terhadap pertumbuhan, kadar hara N, P, K dan logam berat Pb, Ni, Cr, Se dalam tajuk dua varietas padi. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan rancangan petak terbagi dan disusun menurut rancangan acak lengkap (RAL).Petak utama adalah varietas padi (padi lokal/Payo Besar dan IR 64), anak petak adalah amelioran yang terdiri dari campuran kompos TKKS dan dreg terdiri dari 3 taraf (5 ton kompos TKKS dicampur dengan 1,25; 2,5 dan 5 ton dreg per ha).Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan produktif, kadar hara N, P, K dan logam berat Pb, Ni, Cr, Se pada tanaman padilokal dan IR-64. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan padi lokal dan IR-64 sangat baik, (tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum dan produktif yang diperoleh masing-masing tinggi), kandungan P dan K tajuk tergolong tinggidan N tergolong rendah, serta kadar logam berat Pb dan Ni tergolong sangat rendah, Cr dan Se tidak terditeksidalam tanaman padi lokal dan IR 64pada lahan gambut yang diameliorasi dengan5 ton kompos TKKS/hadicampur 1,25 ton dreg/ha, peningkatan takaran dreg ke 2,5-5 ton/ha pengaruhnya tidak significan terhadap setiap parameter tersebutItem Ameliorasi Tanah Gambut Dengan Berbagai Limbah Industri Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas Jagung (Zea mays L.)(2018-02-06) Marlina, Marlina; Nelvia, Nelvia; Armaini, ArmainiThis study aims to get ameliorant formulations of various industrial wastes that most suitable for the growth and yield of maize varieties Earth-3 and NK-212 in peatland. Research design using a split plot with 12 combinations and each treatment was repeated 3 times. The main plot of treatment consists of: (V1): Pertiwi-3, (V2): NK-212. Treatment subplot consists of six formulations ameliorant, namely: F1 (60% TKKS + 20% ATKS + 10% dregs + 10% fly ash), F2 (60% TKKS + 10% ATKS + 20% dregs + 10% fly ash ), F3 (60% TKKS + 10% ATKS + 10% dregs + 20% fly ash), F4 (40% TKKS + 30% ATKS + 10% dregs + 20% fly ash), F5 (40% TKKS + 20% ATKS + 30% dregs + 10% fly ash) and F6 (40% TKKS + 10% ATKS + 20% dregs + 30% fly ash). The data obtained were statistically analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by HSD test. The result showed that the formulation of 40-60 % TKKS, 10-30 % ATKS, 10-30 % dregs and 10-30 % fly ash gave significant effect to variety and ameliorant formulation. Varieties significantly affect a male flowers and female flowers. The Formulation of ameliorant gave the significant effect on plant height and timing of male flowers and female flowers. Interactions both provide the same effect on all observed variables, such as the formed of cob production, the number of lines of neatly arranged and the seed is fully charged and the skin covering the cob well (± 98%) was conformity with description. The combination of Pertiwi-3 with F6 formulation was better used for peat soil because its able to accelerate the emergence of male flowers and female flowers, thus spurring the generative plant growth, by accelerating the maturation of seeds so as to accelerate the harvest.Item Analisi Digital Landsat Etm + Untuk Mengindentifikasi Sistem Agroforestri Daerah Riau(2013-08-29) Nasrul, Besri; Hamzah, Anthony; IdwarThe objectives were to identify land characteristics of agroforestry system that influencing its benefit value, and to compile criteria of site specific. Location were identified by the Landsat 7 ETM+ that designed in the land use utilization type: rubber agroforestry is identified by cyan old (RGB pixel 143,37; 173,04; 96,03) and palm oil agroforestry is identified by varying bright green-green (red-green-blue pixel 33-145; 142-253; 46-139). In each the land use utilization type done by measurement of land characteristics, cost the inputs, and price the benefits. The maximum likelihood classification system is used for classification; the benefit values were calculated by benefitcost ratio; the suitabilify criteria of site specific were compiled by cluster analysis. The economic suitability criteria of rubber are: I (4,18-3,94); II (3,94-3,15); IH (3,15-2.73); IV (2,73-2,31), the economic suitability criteria of palm oil are: I (3,30-2,72); II (2,72-2,07); ffl (2,07-1,38); FV (1,38-1,18), and would be base saturation, exchangeable Ca, and Mg. These criteria can be used to evaluate of suitability for tiie agroforestry system rubber and palm oil in RiauItem Analisi Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Wanita Tani (Kwt) Dalam Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-krpl) Di Kabupaten Siak(2017-11-27) Yulida, Roza; Sayamar, Eri; Rosnlta, RosnltaM-KRPL program is a program of the Government, involving the participation of members of the Group of Women Farmers (KWT) in the development ofthe program. To help household food security, by utilizing the yard area to produced food which quality and varies. The purpose of this study is lo analyzing the level of participation KWT members in M-KRPL program in Siak Regency. The survey method has been used in the study. The number of participants were 42 samples, taken with proportional random sampling method The samples was taken of the KWT Matahari and KWT Cendana Wangi members who followed M-KRPL program in Siak regency. Analysis oflevel of participation KWT members in this study with descriptive method Measured of level of participation in planning, implementation, use of the results and evaluation, with scale of Liker's Summated Rating (LSR). The showed level of participation KWT members was categorized "high level" with score 3,87. The level of participation was categorized high be supported with high score of participation in planning, implementation. use participation and evaluation. The problems faced by members namely, problems of production facilities and water.Item ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK(2014-02-24) Edwina, Susy; Putra, Dany VarianPeningkatan limbah perkebunan kelapa sawit telah menimbulkan masalah baru yang perlu diantisipasi. Penerapan sistem integrasi sapi dengan kelapa sawit merupakan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan ternak ternak sapi sebagai pabrik hidup yang memanfaatkan limbah pelepah sebagai pakan, sekaligus pabrik penghasil pupuk organik. Penerapan sistem integrasi telah dilakukan Kelompok Tani Maju Bersama yang memiliki 3 kandang sejak tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya produksi usaha pengolahan pakan dari limbah pelepah kelapa sawit dan limbah agroindustri. Penelitian ini diawali sejak Bulan Januari 2011 di Desa Bukit Harapan Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei terhadap usaha pengolahan pakan ternak sapi. Penentuan Kelompok Tani ”Maju Bersama” secara purposive sebagai kelompok yang memiliki ternak sapi secara swadaya dan menggunakan pelepah sawit sebagai bahan pakan. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan biaya produksi tertinggi pada kandang I, Rp 820.790,26 dengan rataan Rp. 436.019,35 per kandang per hari, terdiri dari biaya tenaga kerja, penyusutan alat, sewa lahan, serta pengadaan bahan baku dan bahan penunjang. Biaya produksi terendah pada kandang 2 dengan jumlah ternak lebih sedikit dari kandang 1 dan 3. Namun jika dihitung dari total biaya produksi, pengeluaran terendah pada kandang 1. Biaya yang dikeluarkan pada tiap kandang sebanding dengan jumlah ketersediaan pakan, biaya produksi terendah pada kandang 1 dengan ketersediaan pakan dibawah kebutuhan normal, rataan biaya pakan per ekor sapi per hari Rp. 4.654,79. Komponen biaya terbesar berupa biaya variabel sebesar 82,42 persen, pengeluaran tertinggi untuk pengadaan pelepah, menyerap 52,98 persen dari total biaya variabel. Kondisi ini membutuhkan upaya yang lebih efektif dan ekonomis untuk mengurangi biaya pengadaan pelepah yang dihitung dengan pendekatan nilai ekonomis berdasarkan biaya untuk upah tenaga kerja dan biaya transportasi dari kebun ke lokasi pengolahan pakanItem ANALISIS DAYA DUKUNG WILAYAH TERHADAP INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI RIAU(2013-04-23) Armas, Riadi; Syahza, AlmasdiKelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis di daerah Riau karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi petani di pedesaan. Tahun 2003 luas perkebunan kelapa sawit telah mencapai 1.312.661 ha. Dari sisi lain untuk pengolahan tandan buah segar (TBS) harus didukung oleh pabrik kelapa sawit (PKS). Namun kenyataannya pabrik kelapa sawit yang ada tidak mencukupi menampung TBS dari kebun petani baik plasma maupun petani swadaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung wilayah (DDW) terhadap pembangunan industri hilir kelapa sawit. Dari perhitungan diperoleh angka indeks daya dukung wilayah (DDW) sebesar 2,241. Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa angka DDW lebih besar dari 1, yang berarti daya dukung wilayah Riau terhadap penyediaan bahan baku industri hilir sangat besar.Item ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU(2014-02-07) YusminiThe purpose of this research is to analyze distrtbution of household income, and to analyze poverty level of resident in Teluk Bintan district. This research using gini ratio analyze, natyze poverty headcount index and poverty gap index. This result of research show,s (a) the gini ratio give assess equal to 0,32 or medium lameness distribution, (b) 26% of resident in poor condition or proverty average income under the proverty line, (c) the average income of poverty is 26,29% under the poverty line.Item Analisis Distribusi Pendapatan Petani Penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (Puap) Dan Distribusi Pendapatan Petani Non Puap Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(2017-11-27) Khaswaria, Shorea; Rosnita, Rosnita; Dewi, Novia; CepriadiTujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh Program PUAP terhadap perbandingan distribusi pendapatan penerima PUAP dengan distribusi pendapatan Non PUAP di Desa Kualu Nenas. Penelitian telah dilaksanakan dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan, proses penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan terhitung dari bulan November sampai April 2011. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 42 orang. Analisis data yang digunakan analisis Indeks Gini Ratio. Hasil penelitian diketahui ketimpangan pendapatan seluruh responden (petani PUAP dan petani non PUAP) adalah rendah, disebabkan oleh luas lahan yang dimiliki petani nenas tidak begitu besar, yaitu antara 0,5 – 4 ha lahan nenas, selain itu kesempatan untuk memperoleh pekerjaan selain budidaya nenas juga relatif sama proporsinya. Artinya tidak terdapat perbedaan nyata antara distribusi pendapatan penerima PUAP dan distribusi pendapatan Non PUAP. Berdasarkan hasil penelitian ini Program PUAP dianggap tidak membantu para petani untuk mengembangkan usahanya. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dinilai belum tepat untuk merangsang kelembagaan petani di tingkat pedesaan dalam hal ini Gapoktan Tunas BerduriItem Analisis Kemandirian Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya(2017-11-29) Ayusartifani, Dwinta; Rosnita, Rosnita; Yulida, RozaThis study aims to determine the self-sufficiency of the farmers than seen from (1) it self-sufficiency to take a decision in selecting the kinds of commodities, (2) it self-sufficiency to take the decisions in the fulfillment of the means of production, (3) it self-sufficiency to take decisions in pricing, (4) it self-sufficiency in taking decisions of marketing. The research was conducted using survey method in the district of Kubu Rokan Hilir with a sample of 80 farmers were taken by purposive sampling of the total of swadaya pattern palm farmers that is numbering about 1515. Data were analyzed using Likert scale. The results showed that (1) farmers are already in self-sufficiency to take decisions in selecting the kinds of commodities, (2) farmers had just been self-sufficiency enough to take decisions in the fulfillment of the means of production because it is still supported by farm group, (3) Farmers are not able to make decisions on pricing, they are determined by the employer, (4) Farmers are not able to take decision in marketing, and (5) Averagely the self-sufficiency of swadaya patterns palm farmers are less sufficiency, in spite of good in choosing the type of commodity and quite good in the fulfillment of the means of production but in pricing and marketing decisions are less sufficiency. Farmer’ self-sufficiency to take the decisions in selecting the kinds of commodities categorized as “sufficiency” with a score of 3.4. Farmer’ self-sufficiency to take the decisions in the fulfillment of production facilities categorized as “quite good” with a score of 2.88. Farmer’ self-sufficiency to make decisions of pricing categorized as “quite helpless” with a score of 1.28. Farmer’ self-sufficiency to take decisions in marketing categorized as “quite helpless” with a score of 1.71.Item Analisis Kinerja Kelompok Pemasaran Bersama Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) Di Kabupaten Kuantan Singingi(2017-11-14) Wariman, Wariman; Hadi, Syaiful; Rosnita, RosnitaThe research was conducted in Kuantan Singingi Regency that aims to analyze the marketing chain, the ability of the group and the collective marketing group performance in order to market the processed-rubber materials owned by the local people. The methode of data analysis in analyzing the marketing chain in the group is by calculating the marketing margins, marketing costs, share and marketing efficiency, which were tested by using mean difference test of independent samples and F test. The group capability was analyzed from the ability to plan, organize, implement, develop leadership, control and reporting with Likert’s scale analysis Summated Rating (SLR). Performance analysis of the group in order to market the processed-rubber materials was analyzed by its effectiveness, efficiency and the sustainability of the group’s business. The results have shown that the marketing group adopting the auction system is the most efficient marketing channels. This is indicated in auction system, the cost in marketing the processed-rubber material is smaller hence the farmers are able to earn greater profit. The low rate of marketing cost due to the absence of trancportation costs to the plant by farmers or groups, other than that the group has the role in order to take the policy in determining the selling price, so the prices are no longer controlled unilaterally by the trader. The analysis result upon the group capability in marketing is also contained in the auction system it is shown that the group has been able to run the group functions well. The best group performance is in auction system, as it seen from the increasing level of income and welfare of the group members, increasing the number of members, as well as the group’s business that is also growing.Item ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DESA SUNGAI JALAU DENGAN DESA TERATAK KABUPATEN KAMPAR(2016-07-28) yusmini; Khaswarina, Shorea; Maharani, evyPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usaha tani karet dan perbandingan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Sungai Jalau dan Desa Teratak. Hasil penelitian menunjukan pendapatan bersih dan pendapatan kerja keluarga petani karet selama satu tahun analisis, pendapatan bersih petani karet Desa Sungai Jalau sebesar Rpl1.253.051,51ha dan pendapatan kerja keluarga sebesar Rp17.833.933,81 ha, sedangkan pendapatan bersih petani Desa Teratak pertahun sebesar Rpl1.3l6.228,llha dan pendapatan kerja keluarga sebesar Rp 18.352.591,7|ha, pendapatan bersih dan pendapaan kerja keluarga per hektar usaha tani karet petani Desi Teratak lebih besar dari Desa Surigai Jalau masing-masing 0,560A dan 2,91o/o. Rata-rata petani karet di Desa Sungai Jalau dan Desa Teratak sudah sejahtera, berdasarkan uji significant terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan yang significant pada masyarakat Desa Sungai Jalau dengan Desa Teratak.Item Analisis Pemasaran Dan Transmisi Harga Karet Di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu(2017-06-08) Eliza, ElizaPenelitian pemasaran dan transmisi harga karet di Desa Ujung Batu Timur Kabupaten Rokan Hulu bertujuan (1) mengetahui saluran dan margin pemasaran karet (2) Korelasi atau hubungan antara harga karet yang dibayarkan pabrik dengan harga yang diterima petani, (3) Transmisi harga karet di tingkat pabrik dengan harga ditingkat petani. Penelitian dilaksanakan bulan Juli sampai Desember 2012, mengunakan metode survey, pengambilan sampel secara purposive sampling (petani umur karet 20 — 22 tahun), jumlah sampel 25 orang petani, pengambilan sampel pedagang dilakukan metode snow ball sampling. Hasil penelitian terdapat 2 saluran pemasaran karet (1) petani ke pedagang pengumpul, pedagang besar dan pabrik, Saluran pemasaran (2) petani ke pedagang besar dan ke pabrik, Margin pemasaran saluran 1 sebesar Rp. 3.350 per kg dan saluran 2 sebesar Rp. 2.400 per kg. harga terendah ditingkat petani Rp 8.416,67 per kg pada bulan Agustus, harga tertinggi Rp 11.866,67 per kg pada bulan Maret. Harga ditingkat pabrik terendah Rp 11.933 per kg pada bulan Agustus, harga tertinggi Rp 16.333,33 per kg pada bulan April. Nilai korelasi harga 0,863 artinya keeratan hubungan yang kuat antara harga di tingkat pabrik dengan ditingkat petani. Nilai elastisitas transmisi harga 0,74 % lebih kecil dan i satu artinya transmisi harga antara pasar petani dengan pasar konsumen lemah sehingga struktur pasar adalah persaingan sempurna, juga berarti jika terjadi perubahan harga sebesar 1 % ditingkat pabrik mengakibatkan perubahan harga sebesar 0,74 % ditingkat petaniItem Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Agroindustri Rengginang Ubi Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru(2017-06-08) ElizaRengginang ubi merupakan salah satu produk olahan yang berbahan baku dan i ubi kayu memiliki nilai strategis untuk dikembangkan.dan dapat menambah pendapatan masyarakat sebagai pelaku agribisnis. Penelitian bertujuan mengetahui: (1) Biaya agroindustri rengginang ubi; (2) pendapatan, efisiensi agroindustri rengginang ubi; (3) nilai tambah agroindustri rengginang ubi kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Data yang digunakan adalah data primer langsung ke pengusaha agroindustri rengginang yang terdapat 6 orang.Alat analisis yang digunakan analiisis biaya dan pendapatan serta nilai tambah Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Biaya produksi rata -rata sebesar Rp.5.207.709,52 per bulan, biaya variabel Rp 3.243.600,00 dan biaya tetap Rp 1.964.109,52 (2) pendapatan kotor Rp. 7.605.724,70 per bulan, keuntungan Rp. 2.398.015,18 per bulan, efisiensi ekonomi (RCR) sebesar 1,46 menunjukkan usaha agroindusti rengginang ubi efisien (3) nilai tambah sebesar Rp.4.815,95 dengan rasio nilai tambah terhadap nilai produksi sebesar 58,51 % berarti usaha agroindustri renginang ubi layak untuk dikembangkanItem ANALISIS SALURAN PEMASARAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PETANI SWADAYA DI DESA SIMPANG KELAYANG KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU(2016-11-30) Pratama, Ardiansyah; Elizal; Tety, ErmiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1) saluran, marjin pemasaran dan bagian dari harga yang diterima petani. 2) sambungan atau korelasi antara harga minyak sawit yang dibayarkan kepada petani Organisasi PKS. Metode survei yang digunakan dengan purposive sampling untuk petani. Sampel dari umur tanaman 7-10. dengan mengambil 10% dari populasi sehingga sampel diambil 22 216 petani. Sampel pedagang dan PKS menggunakan metode snowball sampling. Desa Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang terdapat tengkulak yang menjadi perantara petani-pedagang-PKS. Petani harga jual ke pedagang pada bulan Februari 2015 adalah Rp. 1.326,36 / kg dan pedagang menjual ke PKS untuk Rp. 1.790,64 / kg. Margin Maret 2014- Februari 2015 adalah bulan tertinggi Januari 2015 sebesar Rp. 420,26 / Kg. Margin terendah di April 2014 sebesar Rp. 125,40 / Kg TBS pemasaran Efisiensi Dalam Februari 2015 sebesar 14,28 persen dari total marjin pemasaran dari USD 464,28 / Kg dan bagian dari petani menerima 73,03 persen. nilai korelasi harga (r) di tingkat petani dengan pedagang sebesar 0.832Item Analisis Usahatani Kedelai Dikecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir(2017-06-08) Misfar; Maharani, Evy; ElizaSoybean is one of principal commodity from beans\that became national mainstay because vegetable protein source for fbod diversification in national food endurance support. Soybean production has not been yet capable to sufficient national needs now. So sustainability soybean commodity is very important by effort of soybean farming. This research aims to analyze the soybean .farming in Pekaitan district Rokan Hilir Regency. The data used were secondary and primary data. Primary data was obtained from respondents trough personal interview using questionnaires which was supplied with business owners and their labor. Secondary data obtained from agency who are related with this research. Based from the result farming analyzed, soybean production cost in one planted season per land work on extensive was Rp 8.951.321,66 kg with variable cost Rp 8.824.913,16 and fixed cost Rp. 126.408,50. Soybean production 3.077,63 kg per land work on extensive per planted season. Gross income Rp. 21.543.421,05 per land work on extensive per planted season, while net income Rp 12.492.099,39 per land work on extensive per planted season with RCR 2,41.Item Analisiskelembagaan Pendukung Agroindustri Keripik Nenas Didesa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar(29-11-29) Yuda, Roza; Yusri, Jumatry; Rosnita, RosnitaDesa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kebupaten Kampar memiliki potensi untuk pengembangan komoditi nenas. Sejak tahun 2002 telah dikembangkan usaha agroindustri pengolahan nenas menjadi keripik nenas, Usaha agroindustri tersebut terus berkembang, dengan semakin bertambahnya pengrajin keripik nenas di Desa Kualu Nenas, Untuk mengembangkan usaha agroindustri ini tentu saja memerlukan kelembagaan pendukung yang dapat berperan sebagai lembaga penunjuang pengembangan agroindustri keripik nenas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelembagaan pendukung agroindustri keripik nenas di Desa Kualu Nenas. Adapun metode yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian adalah dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kebupaten Kampar, dimana responden dalam penelitian ini adalah kelompok usaha pengrajin keripfk nenas yang berjumlah 15 pengrajin serta lembaga-lembaga terkait seperti kelompok tani nenas dan koperasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa lcelembagaan pendukung usaha agroindustri keripik nenas, yaitu kelompok tani (7 kelompok tani) nenas sebagai pensuplai bahan baku pembuatan keripik nenas, dan terdapat satu k.elompok usaha pengrajin keripik nenas sebagai sarana berbagi informasi sesama pengrajin. Di Desa Kualu Nenas juga terdapat koperasi dimana petani nenas dan pengrajin tergabung dalam lembaga ini. Namun koperasi yang ada belum mampu membantu anggotanya dalam mengembangkan usaha agroindustri keripik nenas. Kelembagaan lain yang juga mendukung adalah keiembagaan keuangan sebagai sumber permodalaa bagi pengrajin. Sebagian pengrajin telah rnampu mengakses lembaga permodalan untuk pengembangan usaha agroindustri keripik nenas mereka.Item ANALYSIS OF ADDED VALUE AND DEVELOPMENT OPPORTUNITY ON FRUITS AS AGRIBUSINESS PRIMARY COMMODITIES IN KARIMUN REGENCY RIAU(2013-04-23) Syahza, Almasdi; CaskaThe purpose of this research was to identify the opportunity and accordingly effective strategy for further development of fruits agribusiness in Karimun Regency. Kinds of fruits which can be potentially developed as agribusiness primary commodities were durians, mangoes, bananas, rambutans, and pineapples. The development of these fruits in the Regency was expected to become the main suppliers for areas of Batam Island, Tajung Pinang, and Singapore. Development strategy were through 1) improving quality and amount produce and also completion of agribusiness subsystems development by preparing production medium, farming efficiency, access market, and empowering supporter institute, 2) training and constructing farmer in order to acceleration of technology transformation and optimizing government officer performance and perpetrator of agriculture, 3) improving farmer bargaining position by market guarantee and information, and 4) providing infrastructure to increase productivity and earnings of powered farmer, and optimizing economic institute or co-operation.Item ANALYSIS OF INDONESIA’S PEPPER IN THE SUPPLY AND DEMAND(2016-11-30) Tety, Ermi; Eliza; HamdaniIndonesia is second biggest producer and exportir of pepper commodity in the world. The purposes of this research are: (1) to analyze of Indonesian pepper in the supply and demand; (2) to analyze the impact of exchange rate, price of world pepper, and combination among its to Indonesian pepper in the supply and demand. Analysis method used simultaneous equation with time series data from 1990 till 2013. The results showed that determinant coefficient (R2) of every equations are 0,51 till 0,86 and F value are 4,67 till 20,16. Indonesian pepper production significantly influenced by real price of Indonesian pepper, Indonesian pepper export, real interest rate of Indonesia, and Indonesian pepper production last year. Indonesian pepper demand significantly influenced by Indonesian population. Indonesian pepper export significantly influenced by growth of Indonesian pepper demand and Indonesian pepper export last year. Indonesian pepper price significantly influenced by Indonesian pepper production, real exchange rate of IDR to USD, inflation rate of Indonesia, and Indonesian pepper price last year. Real price of Indonesian pepper isn’t responsive to Indonesian pepper production in short run and responsive in long run. Indonesian population is responsive to Indonesian pepper demand in short run and long run. Other exogenous variables aren’t responsive to endogenous variable in short run and long run. The exchange rate depreciation, the increase price of world pepper, and combination among its impact to increase of Indonesian pepper price, export, and production and degradation of Indonesian pepper demand. Development of pepper agroindustry must intensively to improve domestic demand and give economic value to pepper commodity.Item The Analysis of The Spatial Disparity and Investment Flows in The Riau Province(2013-04-23) Syahza, AlmasdiThe purpose of the economic development is to accelerate growth that is also in line with disparity aspect. The industry sector is considered as a motor of the development and as an accelerator of the economic development and is functioned as the balance, not only among sectors and societies status, but also among cities (areas). This research was aimed to evaluate whether the industry sector was a good indicator and as a mean for creating good income distribution or disparity. To analyze the disparity among cities (areas), this research used Williamson Index. The research findings indicated that the industry sector tended to widen the disparity among cities. Total investment in all regencies was not related with high income per capita of the society in the related cities.