4.Seminar Nasional Teknik UR Tahun 2010
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 4.Seminar Nasional Teknik UR Tahun 2010 by Title
Now showing 1 - 20 of 55
Results Per Page
Sort Options
Item A.Daftar isi(2013-05-13) PadilItem ANALISIS DISAIN SISTEM PROTEKSI PETIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN(2013-05-03) Murdiya, FriPembangkit listrik tenaga angin (PLT angin) memliki struktur yang tinggi dan objek yang terekspos oleh awan petir. Dari makalah-makalah telah banyak ditemukan balingbaling yang rusak akibat sambaran petir. Hal ini menjadi masalah dalam pengembangan PLT angin di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki kerapatan petir yang tinggi. Studi yang dilakukan adalah evaluasi distribusi medan listrik pada pergerakan baling-baling akibat ekspos awan petir dan memberikan usulan sistem proteksi eksternal dengan analisa metode elemen hingga melalui pdetool yang tersedia pada program MATLAB 7. Hasil studi menunjukan distribusi medan listrik tertinggi pada baling-baling saat posisinya 00 (pada jam 12) dan dengan penambahan sistem proteksi petir (SPP) ekternal dengan pemasangan lightning mast Franklin pada struktur PLT angin akan membuat ujung lighning mast Franklin memiliki medan listrik tertinggi sehingga potensi sambaran petir tertinggi terjadi pada lightning mast Franklin.Item ANALISIS OPERASI MOTOR INDUKSI TIGA FASA TEGANGAN MASUK KE STATOR TIDAK SEIMBANG DENGAN SIMULASI MONTE CARLO(2013-05-04) DarmansyahMotor Induksi tiga fasa merupakan salah satu motor listrik yang dalam operasinya membutuhkan sumber tegangan listrik tiga fasa yang seimbang untuk beroperasi optimal. Tegangan suplai tiga fasa yang tidak seimbang dapat mempengaruhi kinerja dari motor induksi tiga fasa pada saat beroperasi . Untuk dapat melihat pengaruh tegangan suplai tiga fasa yang tidak seimbang terhadap kinerja motor induksi tiga fasa dilakukan dengan membuat simulasi. Adapun simulasi yang digunakan adalah simulasi Monte Carlo untuk mempresentasikan kondisi motor induksi tiga fasa dengan tegangan masuk ke stator tidak seimbang menggunakan software MATLAB. Hasil simulasi menunjukkan adanya pengaruh tegangan masuk ke stator tidak seimbang terhadap kinerja motor induksi tiga fasa yang dapat dilihat berupa adanya perubahan pada torsi, daya output, effisiensi, losses dan kemampuan motor induksi untuk tetap beroperasi.Item ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN, KAPASITANSI DAN BEBAN PADA GENERATOR INDUKSI SATU FASA DENGAN MODEL RANGKAIAN EKIVALEN TIPE(2013-05-04) Hamzah, AmirPada tulisan ini dilakukan analisis dan pemodelan generator induksi satu fasa penguatan sendiri. Analisis dilakukan dengan memasukkan pengaruh kejenuhan inti. Untuk bisa melakukan analisis yang akurat dibutuhkan rangkaian ekivalen yang akurat juga. Pada tulisan ini diturunkan rangkaian ekivalen bentuk . Rangkaian ekivalen ini lebih sederhana dan dalam menentukan parameternya tidak membutuhkan asumsi reaktansi bocor stator sama dengan reaktansi bocor rotor. Sehingga penentuan parameter dapat dilakukan lebih teliti dan memperoleh karakteristik kejenuhan inti yang mendekati keadaan sebenarnya. Analisis transient terhadap proses eksitasi sendiri, perubahan beban, dan perubahan kecepatan terhadap kinerja tegangan generator induksi satu fasa dilakukan dalam tulisan ini. Beberapa hasil eksperimen ditunjukkan untuk memverifikasi analisis. Tegangan puncak generator induksi pada kecepatan 1700 rpm adalah 394 V dan pada kecepatan 1600 rpm adalah 308 V. Tegangan puncak pada beban nol adalah 394 V dan pada saat pembebanan adalah 340 V.Item APLIKASI BIOTEKNOLOGI UNTUK ISI RUMEN SAPI, KERBAU DAN KAMBING SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK BIOGAS YANG RAMAH LINGKUNGAN(2013-05-03) Purwati, Endang; Rusfidra; Juliyarsi, Indri; Depson, RonalPenelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa adanya interaksi antar jenis isi rumen dan jarak pengamatan terhadap produksi gas, derajat keasaman, temperatur dan lama nyala biogas. Materi penelitian ini menggunakan isi rumen sapi, kerbau dan kambing yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan Lubuk Buaya Padang, Rumah Makan Muslim, Tempat Pemotongan Kambing By Pass dan Bandar Buat masing-masing 30 liter. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola Faktorial 3x3 dengan 2 kali ulangan. Faktor A sebagai jenis isi rumen yaitu sapi, kerbau dan kambing dan Faktor B sebagai jarak pengamatan yaitu hari ke 8, 16 dan 24. Selanjutnya data dianalisis dengan sidik ragam dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji lanjut berganda (DMR). Variabel yang diukur adalah produksi gas, derajat keasaman, temperatur dan lama nyala gas. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antar jenis isi rumen dengan jarak pengamatan terhadap produksi gas dan lama nyala gas (P<0.01), namun tidak terdapat interaksi pada derajat keasaman dan temperatur digester. Jenis isi rumen (faktor A) dan jarak pengamatan (faktor B) masing-masing menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap produksi gas dan lama nyala, tetapi tidak berbeda pada temperatur digester. Faktor A menunjukkan berbeda nyata (P<0.05) pada derajat keasaman dalam digester. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada isi rumen kambing dan jarak pengamatan hari ke 24 menghasilkan produksi gas dan lama nyala yang optimum.Item APLIKASI MIKORIZA DAN FOSFAT ALAM PADA MEDIUM GAMBUT UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR(2013-05-04) Nelvia; Tatik Maryani, Anis; Fajra Muda, WilsonKonsekuensi dari semakin berkurangnya cadangan energy fosil (BBM) adalah pengembangan bio-energi. Pengembangan bahan baku bio-energi dari komoditas non pangan seperti jarak pagar serta memanfaatkan lahan yang kurang cocok untuk tanaman pangan dan perkebunan, merupak tindakan yang bijak agar tidak mengganggu kebutuhan pangan nasional. Adapun lahan yang kurang cocok dan membutuhkan input cukup besar bila digunakan untuk budidaya tanaman pangan dan perkebunan serta masih terssedia cukup luas adalah lahan gambut, namun produktivitasnya sangat rendah. Rendahnya produktivitas tersebut disebabkan oleh kesuburannya yang rendah dan tingginya kandungan asam-asam organik terutama asam fenolat sehingga meracun tanaman. Khusus hara P dapat ditingkatkan melalui pemberian mikoriza dan pupuk lambat larut (slow release) seperti fosfat alam. Fosfat alam selain mengandung P juga mengandung hara makro dan mikro lainnya, sedangkan pemberian mikoriza dapat meningkatkan serapan hara oleh tanaman.Item BIOETANOL DARI LIGNOSELULOSA: POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT(2013-05-03) Sarah, Maya; Misran, Erni; Syamsiah, Siti; Millati, RiaSalah satu upaya mereduksi sumber polusi udara adalah melalui substitusi jenis bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang bersifat terbarukan seperti bioetanol. Bioetanol merupakan alkohol yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan [selain anggur] yang apabila dicampur dengan bensin dapat meningkatkan bilangan oktan dan menyempurnakan pembakaran dalam kendaraan bermotor. Bioetanol dapat diproduksi dari biomassa lignoselulosa seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) yang terdapat dalam jumlah yang berlimpah di Indonesia. TKS dihidrolisis dengan menggunakan H2SO4 0,5 % dengan perbandingan 1: 6 (b/v). Hidrolisis dilakukan dalam 2 tahap yaitu 10 menit pada suhu 160oC dan 5 menit pada suhu 190oC. Filtrat dari tiap-tiap tahap hidrolisis dianalisa kadar gula reduksinya dan difermentasi dengan menggunakan biakan murni S. cerevisiae. Fermentasi berlangsung pada suhu kamar selama 24, 48 dan 72 jam dan dilakukan pengamatan terhadap etanol yang terproduksi, glukosa yang tereduksi dan pertumbuhan biomassa. Penentuan glukosa tereduksi dan etanol terproduksi dilakukan menggunakan enzimatic kit. Perolehan etanol terbanyak diperoleh dari fermentasi hidrolisat I menggunakan kapang S. cerevisiae ATCC. Secara umum etanol meningkat seiring dengan peningkatan waktu fermentasi, tetapi bila dikaitkan dengan aktivitas pertumbuhan sel, maka fermentasi cukup dilakukan selama 48 jam saja. Fermentasi setelah 48 jam akan menghasilkan etanol dari gulagula lain selain glukosa.Item CAMPURAN DME-LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR GAS KOMPLEMENTER(2013-05-04) Anam, AhsonulKebijakan konversi minyak tanah ke LPG telah dapat menurunkan subsidi pemerintah terhadap BBM. Namun setelah masyarakat mulai menggunakan LPG sebagai konsekuensi kebijakan tersebut, Pemerintah c.q. Pertamina berencana menaikkan harga LPG non subsidi sampai mencapai harga keekonomiannya secara gradual. Harga LPG kemasan 3 kg tetap disubsidi, namun jumlahnya terbatas. Masyarakat pengguna LPG kemasan non 3 kg (12 kg ke atas) secara alaimiah akan beralih ke pemakaian LPG kemasan 3 kg. Hal ini mengakibatkan permintaan LPG kemasan 3 kg berlipat (sedangkan jumlah pasokan yang terbatas), sehingga LPG kemasan 3 kg akan semakin susah didapatkan atau bisa didapatkan tentunya dengan harga yang lebih tinggi dari harga eceran seharusnya. Masyarakat dibuat cemas, ingin kembali pada penggunaan minyak tanah. Tetapi apa daya, minyak tanah sudah hilang dari pasaran. Dimethyl Ether (DME) merupakan gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih -25,1oC. Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 25oC dan dapat dicairkan seperti halnya LPG. Viskositas DME 0,12-0,15 kg/ms, setara dengan viskositas propana dan butana (konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur untuk LPG dapat juga digunakan untuk DME. DME dapat digunakan seperti LPG, di mana DME terbakar dengan nyala biru terang. Kandungan racun dalam DME sangat rendah, sama dengan kandungan racun di LPG, jauh di bawah methanol. Oleh karena DME memiliki rasio nilai kalor dengan resistansi aliran bahan bakar gas (Number of Wob Iindex) 52 – 54 atau setara dengan gas alam, kompor untuk gas alam atau LPG bisa digunakan untuk campuran DME-LPG tanpa modifikasi, sehingga di masa depan, campuran DME-LPG (dengan harga yang lebih kompetitif) bisa menjadi bahan bakar gas (BBG) alternatif di masyarakat.Item CAMPURAN DME-LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR GAS KOMPLEMENTER(2013-05-04) TarmiziPada penelitian di desain sebuah IGC (Induction Generator Control) yang berbasiskan mikrokontroler PIC16F877 untuk mengatur kestabilan tegangan dan frekuensi beban pada sistem PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Sistem IGC ini menggunakan buck-converter sebagai rangkaian daya yang dikombinasikan dengan rele sinyal PWM dan pengontrolan rele di atur oleh mikrokontroler PIC16F877. Mikrokontroler ini bekerja berdasarkan sinyal referensi dari sensor tegangan dan sensor arus yang dipasang pada keluaran generator jalur beban. IGC ini dapat digunakan pada daya generator sampai dengan 10 kW dan dapat di tingkatkan dengan kelipatan 2kW dengan menambah rele, Ballast dan menambah (memprogram ulang) mikrokontroler PIC16F877. Dari hasil ekperiment, diperoleh kestabilan tegangan beban pada 220V dengan fluktuasi -5.9% sampai dengan +3.64 % dan kestabilan frekuensi pada 50Hz dengan fluktuasi -2,2% sampai +1.8 %. Hasil ini sesuai dengan standar sistem kelistrikan di Indonesia.Item DEGUMMING CPO (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI(2013-05-04) Syarfi; Zahrina, Ida; WidyaProses degumming CPO (Crude Palm Oil) secara konvensional dilakukan dengan penambahan H3PO4, H2SO4 atau HCl. Alternatif penyisihan phospolipid dari CPO dapat dilakukan dengan teknologi membran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja membran ultrafiltrasi (UF) terhadap fluks dan rejeksi phospolipid yang terkandung didalam CPO. Membran UF yang digunakan adalah membran kapiler. Penelitian dilakukan dengan melewatkan CPO ke dalam membran UF dengan variabel tekanan 0,5 ; 1; 1,5 dan 2 bar. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan fluks akibat kenaikan tekanan. Fluks tertinggi diperoleh pada tekanan 2 bar yaitu 0,651 L/m2.jam. Sedangkan fluks terendah diperoleh pada tekanan 0,5 bar yaitu 0,280 L/m2.jam. Rejeksi phospolipid dari CPO mencapai 87,73%.Item Efektifitas Katalis Abu Tandan Sawit Pada Transesterifikasi Minyak Jarak Pagar(2013-05-04) Nirwana; HS, IrdoniTelah dilakukan penelitian mengenai efektifitas katalis abu tandan sawit pada transesterifikasi minyak jarak pagar(Jatropha Curcas Linneaus). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh komposisi katalis pada transesterifikasi minyak jarak pagar menggunakan katalis abu tandan sawit dipijarkan pada temperatur 600°C, dengan menggunakan kecepatan pengadukan 150 rpm pada suhu 60°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodiesel yang dihasilkan memenuhi karakteristik biodiesel SNI 04-7182-2006. Komposisi katalis yang terbaik yakni 10% dengan konversi tertinggi 83,2% dan memenuhi seluruh karakteristik biodiesel yaitu densitas 868,67 kg/m3( ASTM D 1298) ,viskositas 5,11 mm2/s ( ASTM D 445), kadar air 0,064%vol ( ASTM D 2709) ,angka asam 0,81 mg KOH/g minyak (ASTM D 664) dan angka setana 59 (ASTM D 613).Item EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI(2013-05-06) Siswanto; Darmayanti, Lita; Tarigan, PoloTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sumur resapan dalam membantu proses infiltrasi pada kondisi tanah tertentu dengan kondisi permeabilitas yang telah di uji. Laju infiltrasi dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung dilapangan dengan menggunakan alat single ring infiltrometer, dan dilanjutkan dengan pengukuran pada sumur resapan dengan kedalaman 1 m dan 1,5 meter. Penelitian ini berlokasi di samping Gedung Rektorat Universitas Riau Pekanbaru, pada kondisi tanah yang relative tinggi dan muka air tanah yang dalam. dimana kondisi tanah di lokasi tersebut mempunyai koefisien permeabilitas pada kedalaman 1 meter dan 1,5 meter berturut-turut adalah 0,00103388, 0,000388253, yang telah diperoleh dari uji laboratorium menggunakan falling head test. Sedangkan untuk permeabilitas lapangan diperoleh permeabilitas lebih besar, masing-masing untuk kedalaman 1 m dan 1,5 m berturut-turut adalah 0,405129 cm/detik dan 0,405129 cm/detik. Untuk penelitian laju infiltrasi hanya menggunakan alat ukur single ring infiltrometer yang akan disebar di 5 titik dan metode perhitungan yang digunakan adalah metode Horton. Hasil perhitungan laju infiltrasi ini akan dibandingkan dengan besarnya laju infiltrasi yang ada pada sumur resapan dengan kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, sehingga bisa diketahui bahwa sumur resapan mampu mempercepat laju infiltrasi atau tidak. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju infiltrasi dengan metoda Horton adalah sebesar 0,9 cm/jam. Untuk selanjutnya dilakukan pengukuran laju infiltrasi pada sumur resapan untuk kedalaman 1 meter dan 1,5 meter, dari hasil pengukuran sumur resapan tersebut diperoleh laju infiltrasi yang dihitung dengan metode horton untuk kedalaman 1 meter dan 1, 5 meter masing-masing adalah 10,44 cm/5menit atau 125,28 cm/jam, dan 14,72 cm/5 menit atau 176,64 cm/jam. Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa sumur resapan yang dibuat terbukti efektif mempercepat laju infiltrasi.Item INDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN YANG MENYERANG TANAMAN KELAPA SAWIT PADA TANAMAN YANG TELAH MENGHASILKAN DI DESA PANTAI CERMIN KM. 25 PEKANBARU(2013-05-04) YUNEL, VENITAKelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman produktif daerah tropis yang cukup berkembang di Indonesia. Propinsi Riau merupakan daerah yang sangat potensial dalam pengembangan tanaman kelapa sawit karena didukung oleh topografi tanah yang cederung rata dan beriklim basah. Hal ini dapat dilihat dari luas areal perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat. Kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya alam yang menjanjikan, karena penggunaannya yang sangat kompleks sehingga bernilai ekonomis tinggi. Keadaan ini menyebabkan pertambahan areal perkebunan kelapa sawit terus mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun terutama di daerah Riau, baik yang dikelola langsung oleh pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehhan devisa negara. Kelapa sawit termasuk produk yang banyak diminati oleh investor karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Banyak para investor yang menginvestasikan modalnya untuk membangun perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Metode penelitian adalah berupa survey ke lapangan dan kemudian melakukan analysis deskriptif.Sampel tanaman yang terserang penyakit tanaman diambil, kemudian di periksa dan dibiakkan dilaboratorium penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penelitian berlangsung selama 3 bulan, dari bulan Januari 2010 sampai Maret 2010Item KAJIAN HARGA AIR IRIGASI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI (KAJIAN KASUS DI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU)(2013-05-06) MudjiatkoDaerah Irigasi Petapahan merupakan salah satu daerah irigasi yang mengalami kekeringan pada bulan-bulan tertentu. Minimnya sumber air tanaman dan pembiayaan untuk perawatan infrastruktur berakibat penurunan luas potensi dari 750,6 ha menjadi 512 ha ditahun 2009. Jika penyediaan air untuk tanaman tidak ditanggulangi secepatnya, maka kecenderungan alih fungsi lahan akan semakin besar di tahun berikutnya. Kajian investasi dengan menentukan harga air irigasi diperlukan untuk mengoptimalkan kembali lahan potensi yang ada. Besarnya biaya investasi termasuk biaya perbaikan dan penambahan infrastuktur, operasional dan pemeliharaan. Hasil analisa memperlihatkan bahwa besarnya harga air irigasi yang mampu memberikan keuntungan optimum untuk investor dan petani adalah Rp 32,624/ha/bln untuk waktu investasi 19 tahun.Item KAJIAN TEKNIS OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH BATANG SAWIT UNTUK BAHAN BANGUNAN DAN MEBEL(2013-05-06) Fakhri; Syafruddin; Hasibuan; Morena, YenitaKetersediaan kayu produksi hutan alam semakin menipis, disisi lain kebutuhan bahan baku kayu semakin meningkat. Penelitian berbagai aspek teknis optimalisasi pemanfaatan limbah batang kelapa sawit untuk produk bahan bangunan dan mebel telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk menguji teknik pengolahan menggunakan alat chainsaw dan sawmill, peningkatan mutu dengan perendaman bahan antioksidan serta produksi balok dan panil komposit laminasi batang kayu sawit. Hasil penelitian diperoleh bahwa teknik pengolahan batang sawit menggunakan chainsaw lebih efektif hanya untuk memotong batang, sedangkan pengolahan lanjutan dengan sawmill lebih optimal. Peningkatan mutu batang sawit menggunakan bahan antioksidan dapat digunakan bahan kaporit konsentrasi 15% terhadap berat air atau tembaga sulfat konsentrasi 5%. Pemanfaatan satu batang pohon sawit untuk produksi panil komposit efektif rendemen diperoleh 50% (bagian pangkal, tengah dan sedikit bagian batang terluar ujung), bagian lainnya terjadi penyusutan yang banyak, sangat lunak dan melengkung. Hasil pengolahan batang kelapa sawit dengan teknik laminasi dapat digunakan sebagai bahan panil komposit yang indah dan menawan dengan mengkombinasikannya dengan jenis kayu komersial lainnya. Aplikasi produk dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti panil pintu, dinding partisi, dan komponen mebel.Item KEBIJAKAN ENERGY MIX DAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN DI INDONESIA(2013-05-04) Rohana; RimbawatiKebijakan bauran energi (energy mix) menekankan bahwa Indonesia tidak boleh hanya tergantung pada sumber energi berbasis fosil, namun harus juga mengembangkan penggunaan energi terbarukan. Pemanfaatan dan penerapan sistem energi terbarukan (renewable energy) untuk berbagai keperluan dan ukuran telah banyak dilaksanakan di indonesia, khususnya didaerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar jika dikelola dengan baik dan teknologinya dikuasai. Makalah ini membahas jenis-jenis energy terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia sesuai dengan letak geografis NKRI. Pada akhir tulisan ini dapat disimpulkan bahwa Langkah-langkah penerapan Energi Terbarukan tersebut tergantung juga pada kesiapan masyarakat Indonesia serta dukungan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan energi yang konsisten agar pemanfaatan EBT dapat dimanfaatkan secara maksimal.Item KESETIMBANGAN ADSORBSI SENYAWA PENOL DENGAN TANAH GAMBUT(2013-05-03) Zultiniar; Heltina, DesiKonsentrasi fenol yang relatif meningkat dengan seiring bertambahnya indutri yang menghasilkan fenol, mengakibatkan tingkat pencemaran fenol diperairan meningkat pula. Untuk itu perlu penanganan limbah khususnya limbah fenol. Alternatif pengolahan limbah fenol yaitu menggunakan proses adsorpsi dengan tanah gambut.penelitian Kesetimbangan adsorpsi Fenol dengan tanah Gambut dilakukan untuk mendapatkan kapasitas jerap maksimum, model kesetimbangan dan nilai konstanta keswetimbangan, serta mengetahui pengaruh suhu terhadap daya jerap maksimum fenol oleh tanah gambut. Penelitian tanah gambut meliputi, pencucian, penjemuran, aktivasi.Larutan fenol dengan konsentrasi awal (Co) tertentu dimasukkan dalam reaktor batch berpengaduk sampai mencapai waktu kesetlmbangan, dan dilakukan pada suhu tertentu,Sampel diambil tiap waktu ,kemudian di analisa dengan menggunakan Spektrofotometri UV, diperoleh kurva kesetimbangan isotherm adsorpsi. Percobaan ini dilakukan untuk mendapatkan kurva isoterm adsorpsi pada variasi suhu 30oC, 40oC dan 50oC serta konsentrasi awal (Co) 100, 120, 140 dan 160 ppm. Dari percobaan di dapatkan waktu kesetimbangan sekitar 3 jam, Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 30oC dan adsorpsi yang terjadi termasuk fisika. Nilai konstanta Freundlich pada kondisi optimum (30oC ) adalah 0,001226Item KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI(2013-05-04) Heltina, DesiSumber Kadmium di perairan berasal dari limbah pertambangan timah dan seng. Kadmium berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh melebihi ambang batasnya, untuk itu perlu dilakukan penjerapan kadmium dengan adsorpsi menggunakan salah satu adsorben yaitu abu sekam padi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kapasitas jerap maksimum dan model kesetimbangan adsorpsi. Penelitian diawali dengan pengaktifan sekam padi menjadi abu sekam padi dengan pemanasan dan penambahan Asam Nitrat 0,1N. Abu sekam padi sebanyak 1 gr dikontakkan dengan 500 ml larutan kadmium dengan konsentrasi awal tertentu di dalam reaktor batch berpengaduk pada suhu tertentu sampai mencapai waktu kesetimbangan. Sampel diambil tiap waktu dan dianalisa dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kemudian diperoleh kurva kesetimbangan isoterm adsorpsi. Percobaan dilakukan dengan berbagai variabel konsentrasi awal larutan kadmium (Co) 20, 40 60, 80 dan 100 ppm, dan suhu adsorpsi yaitu suhu kamar (27o), 40oC dan 50oC. Dari percobaan didapatkan waktu kesetimbangan adsorpsi tercapai selama 3 jam. Data kesetimbangan menunjukkan bahwa proses adsorpsi berlangsung optimal pada suhu 27oC dengan persen penjerapan 82,55%. Mekanisme adsorpsi yang terjadi mengikuti model isoterm Freundlich dengan panas adsorpsi 3,487 kkal/moloK.Item KINETIKA ADSORPSI LOGAM Cu(II) PADA PROSES CONTINUE DENGAN ADSORBENT SERBUK GERGAJI TERAKTIVASI(2013-05-04) A, Yelmida; D.Alfarisi, Cory; Sulistyati P, IsSerbuk gergaji merupakan limbah yang masih mengandung lignin sekitar 20-30 % dan dapat berfungsi sebagai adsorben untuk logam berat. Untuk meningkatkan daya jerap serbuk gergaji, dapat dilakukan aktivasi dengan asam atau basa. Pada penelitian ini, serbuk gergaji diaktivasi secara asetilasi dan digunakan sebagai adsorben pada proses adsorpsi secara continue untuk penjerapan logam Cu(II). Untuk mempelajari daya jerap dan kinetika adsorpsi logam Cu (II) dengan serbuk gergaji terasetilasi pada proses continue, dilakukan variasi tinggi unggun adsorben yaitu : 10 ; 15 ; 20 cm . Penelitian diawali dengan pengaktifan serbuk gergaji dengan konsentrasi asam asetat 0,5M selama 90 menit pada suhu 300C ,ukuran partikel 40 mesh dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Pada proses adsorpsi secara continue , pangambilan sampel dilakukan setiap satu jam, sampai keadaan jenuh tercapai. Hasil adsorpsi dianalisa dengan spectrofotometer serapan atom (AAS). Metode perhitungan konstanta laju adsorpsi (k) dan harga kapasitas jerap sisa adsorben (a0) dilakukan menggunakan persamaan Bohard Adam’s. Nilai konstanta laju adsorpsi (k) mengalami peningkatan sesuai dengan tinggi unggun adsorben. Pada tinggi unggun 10, 15 dan 20 cm diperoleh nilai konstanta laju adsorpsi berturut-turut yaitu 0,00207 ml/mg menit , 0,002412 m/mg menit dan 0,002812 ml/mg menit . Nilai kapasitas jerap sisa adsorben (a0) mengalami peningkatan sesuai dengan tinggi unggun. Nilai kapasitas jerap yang relatif baik yaitu pada tinggi unggun 20 cm sebesar 94.605,21 mg/L.Item MENENTUKAN LAJU ALIR BAHAN BAKAR GAS, AIR DAN UDARA YANG OPTIMAL PADA STEAM GENERATOR(2013-05-04) Efendi, YudiOperasi yang hemat energi merupakan salah satu cara untuk menurunkan biaya lifting minyak bumi. Salah satu operasi yang membutuhkan energi besar di PT. Chevron Pasific Indonesia adalah proses enhanced oil recovery yaitu steam injection di Duri Steam Flood. Untuk memenuhi kebutuhan injeksi steam di Duri Steam Flood, PT. CPI telah mendirikan sebanyak empat stasiun pembangkit uap yang terdiri atas 279 unit steam generator dengan kapasitas pembangkit setiap steam generator sebesar 3600 BWEPD dan tingkat thermal efficiency-nya rata-rata 80 % - 90 %. Dengan tingkat efisiensi tersebut maka konsumsi bahan bakar gas rata-rata mencapai 1100 MSCFD per unit steam generator. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya standar baku variabel proses laju alir bahan bakar gas, bukaan air damper dan laju alir air umpan. Secara teori perbandingan antara laju alir bahan bakar gas dan udara serta air umpan berpengaruh terhadap besarnya thermal efficiency. Pada penelitian ini dilakukan variasi laju alir bahan bakar gas, bukaan air damper untuk mengatur laju alir udara dan laju alir air umpan unuk mengetehaui pengaruhnya terhadap thermal efficiency dan steam quality. Laju alir air umpan divariasikan pada nilai 105 gpm, 100 gpm dan 95 gpm. Pada setiap variasi laju alir air umpan ini bukaan air damper yang berfungsi untuk mengatur laju alir udara di variasikan pada posisi bukaan 100 %, 90 % dan 80 %, sedangkan laju alir bahan bakar gasnya di variasikan pada laju alir volum 1100, 1050 dan 1000 MSCFD . Pada setiap variasi percobaan di ambil sampel data TDS air umpan dan TDS steam outputnya untuk menghitung nilai steam quality serta diukur temperatur air umpan masuk dan steam outputnya untuk proses perhitungan thermal efficiency. Sedangkan excess O2 yang diukur pada cerobong digunakan sebagai parameter rasio antara udara dan bahan bakar gas pada proses pembakaran. Excess O2 yang terukur akan menggambarkan apakah proses pembakaran berlangsung sempurna atau tidak, sehingga dapat diketahui tingkat pemakaian bahan bakar gas dan udara yang optimal. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan kondisi operasi yang optimum adalah pada laju alir bahan bakar gas 1000 MSCFD, bukaan air damper 80 % dan laju alir air umpan 100 gpm dengan thermal efficiency yang diperoleh 96.96% dan steam quality 74.07% ( memenuhi standar steam quality EOR 74-75 % ). Dengan menerapkan variabel proses hasil penelitian maka operasi boiler akan lebih efisien dan berpotensi untuk menaikkan produksi steam dan minyak.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »