3.Seminar Nasional Teknik Kimia Tahun 2008
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 3.Seminar Nasional Teknik Kimia Tahun 2008 by Title
Now showing 1 - 20 of 40
Results Per Page
Sort Options
Item A. Daftar Isi Seminar Nasional Teknik Kimia Oleo & Petrokimia Indonesia 2008(2016-03-01) Seminar; Nasional, SeminarIndonesia adalah negara tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat dikembangkan menjadi sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi alternatif adalah biodiesel. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sehingga disebut dengan cocodiesel. Penelitian ini mempelajari kondisi optimum dalam memproduksi cocodiesel melalui reaksi metanolisis antara minyak kelapa dan metanol dengan menggunakan bantuan katalis padat kalsium karbonat (CaCO3) yang telah dipijarkan pada suhu 900oC selama 1,5 jam. Untuk memperoleh kondisi operasi optimum dalam memproduksi cocodiesel, dilakukan variasi waktu reaksi metanolisis (1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 jam), suhu reaksi (40oC; 50oC; 60oC; 70oC; 80oC), konsentrasi katalis (1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 %) dan rasio molar metanol/minyak kelapa (4:1; 6:1; 8:1; 10:1; 12:1). Dari hasil penelitian, diperoleh kondisi operasi optimum untuk memproduksi cocodiesel adalah waktu reaksi metanolisis selama 1,5 jam, suhu 60oC, konsentrasi katalis 2% dan rasio molar metanol/minyak kelapa 1:8 menghasilkan konversi tertinggi sebesar 75,02%. Densitas cocodiesel yang dihasilkan dari penelitian adalah 860 kg/m3, viskositas kinematik 2,44 mm2/s, titik nyala 110oC, angka setana 65,94 , kadar air 0,039%-v, angka asam 0,049 mg KOH/g dan angka iod 6,35 gr Iod/100 gr. Berdasarkan data analisis tersebut, maka cocodiesel yang dihasilkan dari penelitian memenuhi kualifikasi sebagai bahan bakarItem Alat Penstabil Tegangan Bolak-Balik satu fasa 220 V, 50 Hz Menggunakan Thrystor Dengan Daya 1,5 kVA(2016-02-25) Feranita; Safrianti, Ery; Alpayadia, OkyAlat penstabil tegangan satu phasa ini dirancang menggunakan thyristor yaitu triac BT 139 dan relai. Alat ini terdiri dari rangkaian kontrol dan rangkaian penstabil. Penggunaan komponen thyristor pada rangkaian penstabil ini yaitu dengan mengatu sudut penyalaannya melalui suatu rangkaian kontrol. Komponen thyristor yang digunakan, memanfaatkan sifat pemotongan gelombang sinus sehingga penstabil ini akan memberikan output yang konstan secara otomatis, bebas dari pengaruh inputnya dengan daya sebesar 1,5 kVA. Alat ini diberi tegangan dengan batas tegangan input sebesar 200 – 225 V dan diukur hasil outputnya. Kemudian alat diberi beban lampu sebesar 40 W – 150 W dan diukur arus yang mengalir pada beban. Apabila saklar Off ditekan maka alat penstabil tegangan tidak bekerja.Item ALAT PENSTABIL TEGANGAN BOLAK-BALIK SATU FASA 220 V, 50 HZ MENGGUNAKAN THRYSTOR DENGAN DAYA 1,5 KVA(2014-03-04) Feranita; Safrianti, Ery; Alpayadia, OkyAlat penstabil tegangan satu phasa ini dirancang menggunakan thyristor yaitu triac BT 139 dan relai. Alat ini terdiri dari rangkaian kontrol dan rangkaian penstabil. Penggunaan komponen thyristor pada rangkaian penstabil ini yaitu dengan mengatu sudut penyalaannya melalui suatu rangkaian kontrol. Komponen thyristor yang digunakan, memanfaatkan sifat pemotongan gelombang sinus sehingga penstabil ini akan memberikan output yang konstan secara otomatis, bebas dari pengaruh inputnya dengan daya sebesar 1,5 kVA. Alat ini diberi tegangan dengan batas tegangan input sebesar 200 – 225 V dan diukur hasil outputnya. Kemudian alat diberi beban lampu sebesar 40 W – 150 W dan diukur arus yang mengalir pada beban. Apabila saklar Off ditekan maka alat penstabil tegangan tidak bekerjaItem Algae Strain Growth and Cultivation for Biodiesel(2016-02-25) Padil; EvelynMicroalgal lipids are the oils of future for sustainable biodiesel production. However, relatively high production costs due to low lipid productivity can become one of the major obstacles impeding their commercial production. We recently studied the bioreactor options for cultivating alga and also the advantages and drawbacks of each option. It also discussed the effects of various parameters on algae growth and production and the cost estimates on bioreactor chosen. The successful coupling between chemical, physiology and technology is central to the success of algal biotechnology. Our literature studies strongly indicate that in the long term the photobioreactor systems offer the most profitable route for bio-fuel production, if they can be reduced in cost. This is because they offer the advantage due to reduced land use, high productivity rates over open pond systems and reduced contamination. Several optimal parameters to consider when cultivating algae strain are temperature (18-24 0C), salinity (20-24 g.l-1), light intensity (2,500-5,000 lux), photoperiod that is light: dark, hours (16:8 minimum and 24:0 maximum) and pH (8.2-8.7).Item Analisa Resiko Pembangunan Proyek Konstruksi Di Pedesaan (Studi Kasus: Pembangunan Infrastruktur Air Bersih Dan Transportasi)(wahyu sari yeni, 2018-09-04) Sandyavitri, AriCost escalation may occur in the implementation of any construction projects caused by failure in the identification, analysis and mitigation of risks and their negative impacts. Two case studies concerning risk analysis in the development of water supply project and transportation project were presented to demonstrate the role of risk analysis can play in managing and reducing project risks. It is identified thay 9 risks were emerged in the implementation of the water supply project in Padang City, West Sumatra, and 5 risks were occurred in the construction phase of the bridge in Kelayang, Indragiri Hulu, Riau. This analysis quantifies the effects of identified risks on economic parameters. After risks analysis has been applied, the projects may appear more risky. This is because the identified negative risks have not been mitigated. Thus, the negative risks often outweigh the positive risks. The cumulative negative effects of the risks have suffered project contractor and project operator in terms of economic parameters (Net Present Vaue, NPV, Internal Rate of Return, IRR and Cash Pay Back Time, CBT). By the identification, analysis and mitigating various parameters of the risks using Caspar and @Risk for Project software package, there were probability to improve projects paramenters within these two projects by 50%-100% before and after risk mitigation procedure apllied.Item Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank(2016-02-25) NazaruddinPada umumnya analisis kinematika dan dinamika permesinan diasumsikan setiap batang dianggap kaku. Asumsi ini dianggap benar jika mekanisme bergerak dengan kecepatan rendah. Jika dioperasikan pada kecepatan tinggi, efek inersia tidak dapat diabaikan. Akibatnya batang-batang mengalami deformasi dan efek fleksibilitas menimbulkan ketidakstabilan parametrik. Metode penyelesaian masalah ini dilakukan dengan cara analisis tegangan dan regangan setiap batang. Pemodelan elemen hingga dan tinjauan kinematika serta dinamika pada mekanisme akan menghasilkan besaran-besaran tegangan dan regangan tersebut. Matrik massa dan matrik kekakuan diperoleh dari pemodelan elemen hingga. Besaran lain yang dapat dihasilkan dari langkah ini adalah frekuensi pribadi (natural frequency) mekanisme pada posisi tertentu. Analisis kinemtika dan dinamika menghasilkan besaran kecepatan dan percepatan batang setiap posisi. Gaya dinamik akibat efek inersia diperoleh dari tinjauan secara dinamika. Akibat gaya inersia ini akan terjadi regangan per batang. Perkalian antara regangan dan modulus elastisitas diperoleh tegangan setiap batang. Studi kasus yang dilakukan adalah mekanisme empat batang yang berputar pada kecepatan 340 rpm dengan modulus elastisitas bahan 10.3 x 106 psi. Regangan yang dihasilkan regangan dari batang elastik coupler -0,8E-3 dan follower 0,85E-3 serta tegangan yang terjadi adalah 8000 psi pada sudut crank 75oItem Analisis Kepekaan Pengembangan Sistem Transmisi Tenaga Listrik Terinterkoneksi Menggunakan Successive Forward Method Studi Kasus: Sistem Transmisi 500 kV Jawa-Bali PengembanganTahun 2007 – 2016(2016-02-25) NurhalimPada tulisan ini pengembangan struktur jaringan sistem transmisi dianalisis menggunakan successive forward method yaitu untuk dipakai pada perencanaan pengembangan Jaringan Sistem Transmisi 500 kV Jawa-Bali tahun 2007 sampai 2016. Pada metoda ini saluran baru dihubungkan ke bus saluran-saluran yang sudah ada (existing lines), lalu dibuat sebuah model jaringan transmisi baru, dengan memperhatikan pengaruh saluran baru pada sistem berdasarkan besar daya yang disalurkannya. Kepekaan sistem ditunjukkan oleh selisih sudut fasa tegangan bus ke bus. Untuk mengetahui pengaruh saluran pengembangan ditunjukkan oleh besar daya yang mengalir pada setiap saluran model. Proses ini dimulai dari saluran yang dikembangkan pada tahun pertama pada periode perencanaan. Proses tersebut dihentikan apabila tidak ada saluran yang dikembangkan lagi.Item Analisis Konverter Tegangan Terkendali dengan Pengendali PI The Analysis of Controlled Voltage Converter with PI Controller(2016-02-25) SuwitnoThis writting presents the analysis of controlled voltage converter with PI controller performance that is desained to make a tool which abel produce output voltage that can follow setpoint like what is wanted and also to minimize producted output ripple as small as possible. To produced the both of that results, the analysis of controller parameter value choosen done with based on stability principle such as the analysis of transition response and steady state which fill up the stability specifically. Determining of exactly controller parameter value on control system to reduce ripple as minimal as possible and quickly dynamic response be an important problem to disain its tool. The objective of this paper is to propose a design quide-line for a low-ripple fast-response voltage feedback loop. To show that generally analysis can be carried on and used on specific thing, so the calculation of simulation result can be compared with is measurement, from the testing result should know that analysis could be done representativelyItem Analisis Pengering Surya (Solar Dryer) Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas Berubah Fasa Menggunakan Rak Bertingkat(2016-02-25) Aziz, AzridjalPenggunaan rak bertingkat pada pengering surya jenis pemanasan langsung bertujuan memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara panas. Alat pengering yang digunakan adalah kolektor surya jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Luas kolektor surya yang digunakan 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 55%. Besar kenaikan temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju massa udara yang mengalir dalam kolektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan kolektor memberikan kualitas hasil pengeringan yang lebih baik, waktu pengeringan lebih cepat ± ½ - 1 hari (tergantung produk yang dikeringkan) dibanding pengeringan dengan dijemur langsung. Rata-rata hasil pengeringan dengan kolektor 76,7% dan hasil pengeringan dijemur langsung 67,56%. Proses pengeringan dengan menggunakan kolektor lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta kualitas dari bahan yang dikeringkan lebih baikItem Aplikasi Modular Fixture Pada Mesin Freis(2016-02-25) Susilawati, AnitaModular fixture adalah alat bantu pegang yang mempunyai sistem fleksibel dimana komponenkomponen dapat diganti pasang dengan aman dan akurat, sesuai dengan kebutuhan bentuk benda kerja dan proses pemesinan yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk merancang modular fixture yang diaplikasikan pada berbagai benda kerja untuk proses permesinan yang menggunakan mesin freis. Sistem modular fixture yang dirancang adalah memakai dowel-pin dengan base berbentuk segi empat. Setelah itu dirancang dan dipilih komponen-komponen penumpu, pemegang, penahan dan peletakannya serta komponen aksesioris. Computer aided design digunakan untuk mensimulasikan rancangan dalam bentuk tiga dimensi, pada berbagai variasi benda kerja dan pengerjaan pemesinan yang akan dilakukan. Kemudian, komponen-komponen modular fixture selesai dirakit dan dipasang pada meja mesin freis. Modular fixture yang dirancang dapat digunakan untuk berbagai variasi benda kerja dan proses pemesinan dengan waktu loading/unloading lebih cepat, lebih akurat dan presisi.Item Bahan Bakar Alternatif dari Campuran Sampah Plastik Polipropilen dan Minyak Solar(2016-02-25) Bahruddin; Zahrina, IdaBahan bakar alternatif dari campuran sampah plastik dan minyak diesel masih sulit diaplikasikan pada mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar diesel karena mempunyai viskositas tinggi. Kekentalannya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya komposisi plastik. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kekentalan bahan bakar campuran sampah plastik polipropilen (PP) - minyak solar atau high speed diesel (HSD). Metode yang dikembangkan adalah dengan menjadikan bahan bakar campuran tersebut sebagai bahan bakar emulsi atau emulsified polimer fuel (EPF), yang terdiri dari campuran PP, HSD, air dan surfaktan. Surfaktan yang digunakan meliputi sorbitan monooleate (SPAN 80), sorbitan monostearate (SPAN 60), sorbitan monopalmitate (SPAN 40), polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate (Tween 80), dan polyoxyethylene 20 sorbitan monostearate (Tween 60). Komposisi PP dalam HSD divariasikan sebesar 1% dan 5% berat; komposisi air dalam EPF adalah 32 %, 30 %, 28 %, dan 26% berat. Sedangkan komposisi surfaktan dibuat tetap dengan kadar 5% berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi surfaktan yang dapat menghasilkan emulsi yang stabil adalah kombinasi dari: SPAN 80: SPAN 40:Tween 80 dengan perbandingan komposisi 2:2:1 pada semua komposisi air yang diuji; SPAN 80:SPAN 40:Tween 60 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30% ; SPAN 80:SPAN 60:Tween 80 dengan perbandingan 2:2:1 dan kadar air 30%. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa EPF tersebut mempunyai heating value berkisar antara 7847-9610 cal/g; nilai awal titik didih adalah 101oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 1 %, dan 105 oC untuk EPF dengan kadar PP dalam HSD 5 %; densitas berkisar antara 0,8678-0,8942 g/ml; kandungan sulfur berkisar antara 0,19788-0,26102% massa; flash point berkisar antara 51oC-67,5 oC; dan pour point berkisar antara -13oC sampai -3oItem Characterization of modified Cengar natural clay(2014-11-09) Muhdarina; A.Wahab, Mohammad; Syaiful, BahriNatural clay from Desa Cengar in Riau Province has been taken as an experimental focus. The natural clay which consist of kaolinite, muscovite and quartz were modified in chloride acid, acetic acid, and salts of ammonium chloride and ammonium acetic, exactly in 1 molar aqueous solution by mixing it there, respectively. The modified clay, then, were characterized the physicochemical is change of mineral identities, chemical composition, Si/Al ratio, exchangeable cation capacity and specific surface area. The modifying processes don’t change their mineral content and Si/Al ratio, but some of Ca and Mg cations have been exposure from surfaces of natural clay, while the change of specific surface area of the modified clay have been varied. Ammonium chloride salt modifier with the highest decationization action and the other one, ammonium acetic salt have increased the specific surface area of natural clay. Keywords: Cengar natural clay, physicochemical, modifying process, decationizationItem Characterization of modified Cengar natural clay(2016-02-25) Muhdarina; Mohammad, A.Wahab; Bahri, SyaifulNatural clay from Desa Cengar in Riau Province has been taken as an experimental focus. The natural clay which consist of kaolinite, muscovite and quartz were modified in chloride acid, acetic acid, and salts of ammonium chloride and ammonium acetic, exactly in 1 molar aqueous solution by mixing it there, respectively. The modified clay, then, were characterized the physicochemical is change of mineral identities, chemical composition, Si/Al ratio, exchangeable cation capacity and specific surface area. The modifying processes don’t change their mineral content and Si/Al ratio, but some of Ca and Mg cations have been exposure from surfaces of natural clay, while the change of specific surface area of the modified clay have been varied. Ammonium chloride salt modifier with the highest decationization action and the other one, ammonium acetic salt have increased the specific surface area of natural clay.Item Deteksi Posisi Sumber Bunyi Menggunakan Interaural Time Difference Dan Cross Correlation(2016-02-25) Amri, RahyulInteraural Time Difference ( ITD ) digunakan pada sistem pendengaran manusia untuk menentukan posisi sumber bunyi pada bidang horizontal. Implementasi ITD pada sistem robotik diharapkan akan membuat robot tsb mampu mendeteksi posisi dan menjejak sumber bunyi mendekati kemampuan manusia. Pada percobaan robot simulasikan dengan sebuah sistem penjejak yang mempunyai sistem pendeteksi dan sistem penggerak. Sistem pendeteksi mendeteksi posisi sumber bunyi dan nilai posisi diberikan ke sistem penggerak, selanjutnya sistem penggerak akan bergerak sesuai dengan besar nilai yang diberikan. Dari hasil percobaan yang dilakukan kemampuan sistem untuk mendeteksi posisi mempunyai akurasi rata-rata 91.4 % .Item Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas(2016-02-25) Aziz, AzridjalRak bertingkat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara panas. Kolektor surya yang digunakan jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Luas kolektor surya yang digunakan 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 55%. Besar kenaikan temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju massa udara yang mengalir dalam kolektor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan penyimpan panas lebih cepat kering dibanding tanpa penyimpan panas. Rata-rata hasil pengeringan dengan penyimpan panas 60,56% dan tanpa penyimpan panas 56,67%, sedangkan rata-rata hasil pengeringan dengan dijemur langsung 42,22% - 44,44%. Proses pengeringan dengan menggunakan kolektor lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta kualitas dari bahan yang dikeringkan lebih baikItem Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan(2016-02-25) Pinem, Jhon Armedi; Adha, Marina HayatiTelah dilakukan penelitian untuk mempelajari unjuk kerja membran reverse osmosis (RO) pada proses desalinasi air payau dan mengkaji pengaruh variasi tekanan operasi terhadap kinerja membran RO. Sampel yang digunakan adalah sampel air payau sintetis berupa larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 2.000, 2.250, 2.500, 2.750 dan 3.000 mg/L dan variasi tekanan operasi 0,5 sampai 7 bar. Membran RO yang digunakan membran spiral wound merk Filmtec USA model TW30-1812- 100. Parameter yang diukur adalah fluks dan Total Dissolved Solid (TDS) umpan dan permea serta flukst. Data konsentrasi NaCl dan TDS dianalisa menggunakan konduk-tivitimeter untuk mengetahui persen rejeksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan fluks dan rejeksi akibat kenaikan tekanan. Fluks maksimal diperoleh pada tekanan umpan 7 bar dengan sampel larutan umpan air payau sintetis 2.000 mg/L yakni sebesar 43,14 L/m2jam. Rejeksi maksimal diperoleh pada tekanan umpan 6,5 bar dengan sampel larutan air payau sintetis 2.000 mg/L yakni sebesar 92,30%Item Kinetika Reaksi Hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2(2016-02-25) Aman; Sunarno; Nugroho, Fuad; HamdaKegunaan Titanium Dioksida (TiO2) sangat banyak antara lain sebagai bahan pewarna, katalisator, fotokatalitik dan lain-lain. Pembuatan TiO2 dapat dilakukan dengan proses sulfat dan bahan baku yang digunakan adalah mineral ilmenit. Ilmenit merupakan limbah buangan dari pertambangan timah, seperti PT. Tambang Timah Bangka. Ilmenit didestruksi menjadi TiOSO4, kemudian dihidrolisa menjadi TiO(OH)2. TiO(OH)2 yang dihasilkan dikalsinasi menjadi TiO2. Pada penelitian ini dilakukan hidrolisa TiOSO4 menjadi TiO(OH)2 dibawah pengaruh temperatur dan waktu reaksi. Variabel proses yang diteliti meliputi temperatur 600-1000 C dan waktu 1 – 7 jam.. Kemudian endapan TiO(OH)2 dianalisa menggunakan Spektrofotometer thermospectronic untuk mengetahui kadar TiO2. Dengan mengetahui kadar TiO2 dapat dipelajari kinetika reaksi hidrolisa pada variabel temperatur 800 – 1000 C dan diperoleh persamaan Arrhenius, k = 2,3.1018.e-33766/(RT), dengan R konstanta gas dan T temperatur absolut.Item Kinetika Reaksi Pengolahan Limbah Cair dengan Sistem Lumpur Aktif Menggunakan EM 4 sebagai Kultur Mikroorganisme(2016-02-25) Purwaningsih, Is Sulistyati; Chairul; Amraini, Said ZulPenelitian pengelolaan COD air limbah kota dengan menggunakan Sistem Lumpur Aktif (activated sludge) dijalankan dalam suatu rangkaian reaktor lumpur aktif aliran sinambung dengan EM 4 (Effective Microorganism 4) sebagai sumber mikroba. Reaktor dilengkapi dengan aerator yang berfungsi sebagai sumber oksigen untuk mikroba sekaligus sebagai pengaduk. Sebagai umpan digunakan limbah cair sintesis dengan COD 1020 mg/l yang dimasukkan ke dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dengan SRT (Solid Retention Time) pada kisaran antara 5 – 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor lumpur aktif mampu menyisihkan COD antara 79-88 %. Pada kondisi SRT 5,10,15 dan 20 hari tersebut di atas, diperoleh nilai MLSS berturut-turut 544, 613, 651 dan 677 mg/l. Dari penelitian juga diperoleh kinetika pengolahan secara biologi berupa koefisien perolehan sel (Y) sebesar 0,5994 mg sel/mg COD substrat, laju kematian spesifik (kd) sebesar 0,7078 /hari, laju pemanfaatan substrat maksimum (k) sebesar 3,288/hari, dan konstanta setengah jenuh (Ks) = 135,583 mg/l. Ditinjau dari kadar COD, keluaran dari hasil pengolahan belum memenuhi baku mutu standar kualitas air.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Ni.Mo/Al2O3(2016-02-25) Manurung, Lenniasti; Zahrina, Ida; Yenie, ElviBerdasarkan Kebijakan Umum Bidang Energi, ditegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri perlu diarahkan sedemikian rupa menuju kepada diversifikasi sumber energi yaitu peningkatan share penggunaan energi non-minyak. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk segera mengupayakan pengembangan bahan bakar cair alternatif yang dapat berkontribusi pada pemenuhan akan kebutuhan minyak solar Indonesia. Salah satu jenis bahan bakar cair alternatif yang dipandang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar diesel yang terbuat dari sumber daya hayati. CPO (Crude Palm Oil) merupakan sumber nabati terbesar di Indonesia. Saat ini, kebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat yang memiliki kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis bifungsi (mengkatalisis reaksi esterifikasi dan hidrogenasi) akan diperoleh biodiesel dengan bilangan setana lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja (aktivitas dan usia kerja) katalis Ni.Mo/Al2O3 pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar asam lemak-metanol dan nisbah berat katalis-asam lemak. Esterifikasi asam lemak distilat dengan metanol menggunakan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi tertinggi sebesar 77.94 % pada nisbah molar 1:4 dan penggunaan katalis sebanyak 10% berat (berbasis PFAD). Esterifikasi asam lemak sawit distilat (PFAD) dengan menggunakan metanol tanpa penggunaan katalis Ni.Mo/Al2O3 menghasilkan konversi sebesar 2.12 %.Item Konversi Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Sintesis(2016-02-25) Debora, Posma; Zahrina, Ida; Yenie, ElviKebutuhan CPO (Crude Palm Oil) dalam negeri saat ini sebagian besar terserap oleh pabrik minyak goreng dengan kebutuhan rata-rata 3,5 juta ton per tahun. Pabrik minyak goreng dapat menghasilkan asam lemak sawit distilat sekitar 6% dari kebutuhan CPO-nya (sehingga setahun dapat mencapai 0,21 juta ton asam lemak sawit distilat). Asam lemak sawit distilat (PFAD = Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan produk samping industri minyak goreng dengan kadar asam lemak melebihi 70% merupakan bahan baku yang cocok digunakan untuk produksi biodiesel karena tidak konflik dengan penyediaan pangan dan produk-produk vital lain dalam kehidupan. Selain itu, rute proses produksi biodiesel dari PFAD akan lebih sederhana karena tidak diperlukan tahap pre-treatment bahan baku untuk melangsungkan konversi asam lemak menjadi biodiesel (reaksi esterifikasi). Reaksi esterifikasi dikatalisis oleh asam. Penggunaan katalis heterogen akan mempermudah proses pemisahan katalis dari campuran reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas katalis zeolit sintetis pada reaksi esterifikasi asam lemak sawit distilat dengan memvariasikan nisbah molar Si/Al pada zeolit. Esterifikasi asam lemak bebas yang dikandung asam lemak sawit distilat dengan methanol menggunakan katalis zeolit sintesis menghasilkan konversi tertinggi sebesar 55% pada nisbah molar Si/Al 7. Konversi ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan reaksi esterifikasi tanpa katalis yang hanya menghasilkan konversi sebesar 2.12%.