7.Seminar Nasional Teknik Kimia Topi Tahun 2013
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing 7.Seminar Nasional Teknik Kimia Topi Tahun 2013 by Title
Now showing 1 - 20 of 38
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI(2014-06-30) Elfiano, EddyPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas briket dari bahan baku limbah tongkol jagung setelah melalui proses karbonisasi dan non-karbonisasi, dengan menggunakan dua jenis perekat yang berbeda yaitu damar dan kanji, dan variasi tiga tekanan yaitu 3,47 MPa, 5,2 MPa dan 6,94 MPa. Penelitian ini dianggap penting untuk melihat peluang penggunaan limbah jagung sebagai bahan bakar alternatif. Dalam penelitian ini kualitas briket dilihat berdasarkan hasil analisa proksimat yang menunjukkan kandungan air (moisture content), kandungan asap (volatile matter) dan kandungan abu (ash content). Selain itu pengujian nilai kalor juga diperlukan untuk mengetahui energi yang dihasilkan dari pembakaran briket yang juga merupakan salah satu parameter untuk menunjukkan kualitas briket. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik pada briket karbonisasi ataupun non-karbonisasi, kualitas terbaik ditunjukkan oleh briket dengan perekat damar tekanan 6,94 MPa. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kadar air, kadar asap dan kadar abu yaitu masing-masing sebesar 0,96%, 47,12% dan 3,09% untuk briket karbonisasi dan 2,86%, 78,29%, dan 3,14% untuk briket non-karbonisasi. LHV (low heating value) tertinggi juga ditunjukkan oleh sampel yang sama yaitu briket dengan proses karbonisasi, menggunakan pengikat damar dan diproses pada tekanan 6,94 MPa dengan nilai LHV 7283.64 kJ/kg. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas briket terbaik berdasarkan hasil uji analisa proksimat dan nilai LHV ditunjukkan oleh sample briket dengan pengikat damar dengan tekanan 6,94 MPa dan telah melalui proses karbonisasi.Item Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam(2015-10-27) Wijaya, Oky Ruslan; Graha, Patriawan Rendra; Wibowo, Wusana Agung; Sembodo, Bregas S.T; Pranolo, Sunu HerwiTujuan penelitian adalah optimasi operasional boiler biomassa proses co-combustion berdasarkan aspek tekno-ekonomi. Aspek yang ditinjau meliputi pengaruh komposisi campuran sekam padi terhadap efisiensi panas, konsumsi bahan bakar spesifik dan harga steam boiler biomassa. Steam merupakan pemasok kebutuhan operasi gasifikasi sekam padi dalam sarana penyediaan energi listrik mandiri di Jurusan Teknik Kimia UNS. Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar boiler dinilai kurang efisien. Selain biaya pengadaannya yang tinggi, penggunaan kayu bakar dalam proses pembakaran tidak selaras dengan kebijakan pemerintah mengenai perluasan lingkungan hijau. Modifikasi berupa pembakaran berganda simultan atau co-combustion dengan biomassa sekam padi dilakukan guna memperbaiki nilai efisiensi kayu bakar. Konsumsi bahan bakar untuk tiap penelitian adalah 10 kg, dengan perbandingan kayu bakar - sekam padi sebesar 10:0, 9:1, 8:2, dan 7:3. Tingkat efektivitas komposisi bahan bakar ditunjukkan oleh efisiensi kerja alat, konsumsi bahan bakar spesifik, dan analisis harga steam. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan efisiensi panas untuk masukan bahan bakar dengan komposisi kayu: sekam 10:0, 9:1, 8:2, dan 7:3 berturut-turut sebesar 31,47%, 24,47%, 23,98%, dan 16,39%. Harga produksi steam untuk tiap percobaan berturut-turut Rp 633,19; Rp 699,85; Rp 691,38; dan Rp 1182,88. Kondisi optimal proses co-combustion terjadi pada perbandingan bahan bakar kayu : sekam padi sebesar 8:2. Komposisi bahan bakar ini memiliki nilai efisiensi panas sebesar 23,98% dengan konsumsi bahan bakar spesifik yang tidak terlalu tinggi yakni sebesar 0,52 kg bahan bakar/ kg steam. Dari segi ekonomi, komposisi ini memberikan harga produksi steam yang cukup ekonomis dibandingkan dengan komposisi lainnya yakni Rp 691,38/ kg steam (harga kayu bakar Rp 1000/ kg, harga sekam padi Rp 0,2/ kg). Harga tersebut masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan harga produksi steam mengunakan boiler berbahan bakar diesel yakni Rp 833,32/ ton steam. Komposisi ini menyediakan laju steam umpan gasifikasi memadai dengan konsumsi bahan bakar spesifik sesuai dengan kapasitas ruang bakar boiler biomassa.Item Analysis of Energy Consumption in Chlor-Alkali Production by Using Plasma Electrolysis Process(2015-10-26) Bismo, Setijo; Saksono, Nelson; Abqari, Fakhrian; Kartohardjono, SutrasnoChlor-alkali is one of the most important processes in chemical industry. In this study, the energy consumption on chlorine gas production by electrolysis plasma is examined. Plasma electrolysis can decrease the energy consumption up to 24 times in single compartment reactor and can reach up to 59 times in double compartment reactor compared to electrolysis process in the same reactor configuration. In reactor with single compartment, high voltage results high current that then cause high-energy consumption. The highest chlorine gas production is at 0.5 M and 300 V that results 4.63 mmol for 15 minutes with 134 kJ/mmol Cl2 energy consumption. Furthermore, in double compartment reactor, current is lower due to its higher distance between two electrodes that makes the higher resistance. The highest chlorine gas production is at 0.5 M and 700 V that results 11.25 mmol for 15 minutes with 16 kJ/mmol Cl2. The decrease of the energy can be then optimized to meet the lowest energy consumption. Further development of this study will lead to the more effective process of chlor-alkali industry application.Item DEGRADASI SENYAWA FENOL PADA LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN FOTOKATALIS TIO2 ANATASE(2014-06-30) Zulkarnaini; Drajat, Syukri; Dasra, AzhariLimbah rumah sakit mengandung fenol sebagai bahan desinfektan dalam aktifitas rumah sakit. Fenol aman bagi lingkungan jika konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0 mg/L sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/ 10/1995. Tujuan penelitian untuk menganalisa kemampuan fotokatalis TiO2 anatase dalam degradasi fenol pada limbah artifisial dan limbah rumah sakit, pada volume optimum, lama penyinaran optimum dan konsentrasi fenol optimum. Penelitian ini meliputi penentuan volume optimum, lama penyinaran optimum dan konsentrasi fenol optimum pada limbah artifisial dan mengaplikasikan pada limbah RSUP Dr.M. Djamil padang. Hasil penelitian pada sampel artifisial menunjukkan, degradasi fenol yang paling tinggi terjadi pada volume 250 ml, lama penyinaran dengan UV-C Philips 2,5 jam dan konsentrasi fenol 3,5 ppm, yang mana efisiensi penyisihan fenol mencapai 98,03% dengan jumlah fenol yang tersisa pada limbah sebesar 0,069 mg/L. Pada percobaan aplikasi menggunakan limbah rumah sakit dengan volume, lama penyinaran dan konsentrasi fenol optimum, efisiensi penyisihan fenol mencapai 86,21% dengan jumlah fenol yang tersisa pada limbah sebesar 0,483 mg/L.Item Fabrikasi Tri Kalsium Fosfat Menggunakan Wheat Particles sebagai Agen Pembentuk Pori(2015-10-27) Dani, Fitra; Fadli, Ahmad; BahruddinFabrikasi tri kalsium fosfat (TCP) menggunakan wheat particles telah berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan dan temperatur sintering terhadap sifat fisik TCP berpori. Wheat particles dicampur dengan suspensi TCP kemudian diaduk dengan waktu bervariasi selama 1, 2 dan 3 jam. Slurry dikeringkan dalam oven masing-masing pada 80˚C selama 24 jam dan 120˚C selama 8 jam. Green bodies yang dihasilkan menunjukkan terjadinya penyusutan pada rentang 53,22-55,87%. Terhadap green bodies lalu dilakukan proses sintering pada 1000 and 1100˚C. Sifat fisika sintered body yang diperoleh memiliki porositas 59,48–78,40% dan kuat tekan 0,30-2,53 MPaItem Kombinasi Reaktor Elektrokoagulasi dan Bioadsorber Untuk Penyisihan Kontaminan Dalam Limbah Cair PKS(2015-10-26) Dewi, Ratni; Syafruddin; Yunus, Muhammad; SuryaniTingginya tingkat kontaminan dalam limbah cair PKS (Pabrik Kelapa Sawit) menyebabkan limbah ini tidak layak untuk dibuang ke badan air sebelum dilakukan pengolahan. Dalam penelitian ini, keefektifan reaktor elektrokoagulasi yang dikombinasi dengan bioadsorber untuk menyisihkan kontaminan pencemar dalam air limbah (COD, TDS, dan Turbidity) akan dipelajari. Proses elektrokoagulasi dan adsorpsi yang dilakukan secara seri ini akan menghemat luas lahan dan waktu degradasi limbah. Selain itu, metode ini mudah diaplikasikan dan menggunakan adsorben non komersial yaitu Tandan Kosong Sawit (TKS), yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Hasil penelitian ini berupa proses dan produk ipteks yakni prototipe reaktor elektrokoagulasi serta bioadsorber yang mampu menyisihkan kontaminan dalam limbah PKS yang dioperasikan secara batch. Penelitian ini mencakup kajian pengaruh variabel proses pada reaktor elektrokoagulasi, yaitu: jenis elektroda, kuat arus dan waktu tinggal (retention time). Sedangkan pada bioadsorber, dikaji variabel waktu sampling, terhadap penyisihan kontaminan. Dari hasil penelitian diperoleh pada reaktor elektrokoagulasi dengan waktu tinggal 120 menit, tegangan listrik 12 volt dan elektroda aluminium (Al) memberikan penyisihan COD dan Turbidity paling optimal sebesar 84,57% dan 91%. Sedangkan TDS air limbah setelah melalui proses elektrokoagulasi meningkat dari kondisi awal. Kelemahan ini diatasi dengan proses lanjutan yaitu proses adsorpsi dalam bioadsorber yang diisi TKS. Air Limbah hasil proses elektrokoagulasi diproses kembali dalam bioreaktor dan diperoleh hasil penyisihan TDS limbah PKS sebesar 73,23 % dibandingkan kondisi awalItem Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin(2016-04-12) Aziz, AzridjalSalah satu komponen dasar mesin pendingin yang beroperasi dengan siklus kompresi uap (SKU) adalah alat ekspansi. Kegunaan alat ekspansi adalah untuk menurunkan tekanan refrigeran cair yang keluar dari kondensor dan mengatur aliran refrigeran tersebut masuk ke evaporator. Alat ekspansi jenis pipa kapiler adalah sebuah pipa panjang dengan diameter yang kecil dan bervariasi antara 1 m hingga 6 m dengan diameter dalam antara 0,5mm sampai 3 mm. Pemilihan panjang dan diameter pipa kapiler tergantung pada daya kompresor yang dipakai, kapasitas pendinginan di evaporator dan jenis refrigeran yang digunakan. sehingga setelah dipilih tidak dapat disetel lagi untuk mengatasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada mesin pendingin. Berbeda dengan pipa kapiler, katup ekspansi termostatik (KET) merupakan alat ekspansi berkendali panas lanjut (superheat), yang digerakkan oleh besarnya gas panas lanjut hisap yang meninggalkan evaporator. Keseimbangan laju aliran pada katup ekspansi termostatik dan kompresor secara praktis dapat disamakan dengan katup apung. Penggunaan KET akan memberikan tekanan dan temperatur kerja yang lebih rendah dibanding pipa kapiler. Artinya penggunaan KET akan memberikan pendinginan yang lebih baik dibanding penggunaan pipa kapiler.Item Konversi Biji Alpukat Menjadi Bio-oil Dengan Metode Pyrolysis Menggunakan Katalis Zeolit Alam(2015-10-27) Agustin, Dian; Sahan, Yusnimar; Bahri, SyaifulKebutuhan bahan bakar minyak semakin meningkat setiap tahun, sementara jumlah cadangan minyak bumi (non-renewable) semakin menurun. Oleh karena itu, diperlukan upaya mencari bahan bakar alternatif baru dan terbarukan. Pada penelitian ini dilakukan konversi biji alpukat menjadi bio-oil. Biji alpukat merupakan limbah yang mempunyai asam lemak bebas cukup tinggi dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi proses Pyrolysis konversi biji alpukat menjadi bio-oil, yaitu 50 gram biji alpukat, silinap 500 ml, laju alir gas N2 1,35 ml/detik, variasi katalis zeolit alam terhadap sampel 1:50, 2:50 dan 3:50 gr, variasi temperatur 270, 300 dan 330 ºC dan sebagai pembanding dilakukan proses Pyrolysis tanpa katalis. Hasil yield Bio-oil tertinggi sebesar 79,08 % yang diperoleh pada kondisi rasio katalis terhadap sampel 2:50 gr dan temperatur 330 ºC. Berdasarkan hasil analisis Bio-oil secara fisika diketahui densitas 0,988 gr/ml, viskositas 7,560 cSt, angka keasaman 0,1002 mg NaOH/gr sampel, titik nyala 56 ºC dan nilai kalor 17,354 MJ/kg. Berdasarkan hasil analisis kimia GC-MS menunjukkan 5 komponen dominan dalam Bio-oil pada penggunaan zeolit alam 2 gr yaitu (2,4,4-trimethyl-2-pentene), (3,4,4-trimethyl-2-pentene), (Diisobutylene), (2,4,4-trimethyl-3-pentene) dan (2-methyl-trimer-propene) dengan luas area berturut- turut yaitu (7,84%), (7,82%), (5,69%), (3,82%) dan (3,58%).Item Optimasi Kadar Maleat Anhidrat dan Suhu pada Pembuatan Maleated Natural Rubber Melalui Proses Grafting(2015-10-27) Yunus, Aulia; Yelmida; BahruddinNatural rubber can be developed through a process called Maleated Natural Rubber grafting. A study about the influence of the composition of maleic anhydric (MAH) and temperature on the degree of grafting has been done before. The purpose of this research is to determine the optimum composition and temperature in the process of MAH grafted natural rubber. The composition of MAH is 7, 8, 9, and 10 phr with temperature conditions is 150, 155, 160 and 165oC. The grafting process use internal mixer operated at 60 rpm for 10 minutes. Grafting degree determined by titrimetric method where MNR in xylene solution titrated using MeOH solution. The results showed that the optimum composition and the temperature are 8.36 phr and 160oC with 3.62% grafitng degreeItem PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI BIOMASSA(2014-06-30) Elystia, Shinta; Yenie, Elvi; Mustakim, Ari Rahmat; Mansandi, DwiSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan lagi dan di buang setelah pemakaiannya karena sudah tidak ada manfaatnya serta merupakan salah satu masalah di kota-kota besar. Salah satunya timbulan sampah dari aktivitas pasar. Selama ini penanganan sampah pasar di Kota Pekanbaru diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dan ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun tidak optimalnya penanganan sampah menimbulkan tumpukan sampah yang menyebabkan permasalahan lingkungan. Padahal sampah organik dari hasil aktifitas pasar merupakan salah satu biomassa yang berpotensi menjadi bahan bakar alternatif salah satunya menjadi biogas. Untuk itu telah dilakukan penelitian pembuatan biogas dari sampah organik pasar (sayuran dan buah-buahan) dengan starter kotoran sapi. Variabel berubah yaitu variasi perbandingan subtrat : starter (25:75, 50:50 dan 75:25), serta waktu fermentasi yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variable tetap yaitu starter (kotoran sapi : air) 1:1, dan suhu 20C - 40C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan (subtrat : starter) 25:75 menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan 50:50 dan 75:25, volume biogas yang dihasilkan sebesar 6561,09 mL dan warna nyala api biru dan nilai kalor 1890 J serta daya 63 watt dengan waktu fermentasi selama 14 hariItem Pembuatan Nitroselulosa dari Selulosa-α Pelepah Sawit dengan Variasi Waktu Nitrasi dan Rasio Bahan Baku Terhadap Asam Penitrasi(2015-10-27) Miranda, R. FaniNitroselulosa merupakan bahan utama pembuatan bahan bakar roket (propelan). Nitroselulosa dihasilkan dari proses nitrasi yaitu reaksi substitusi (penggantian) H+ dari gugus OH- dalam selulosa dengan gugus –NO2+ dari asam nitrat. Selulosa yang digunakan yaitu limbah pelepah sawit yang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi terbaik pada proses nitrasi selulosa dengan memvariasikan waktu nitrasi dan rasio bahan baku terhadap asam penitrasinya sehingga dihasilkan nitroselulosa yang memiliki kadar nitrogen tinggi. Proses pemurnian limbah pelepah sawit berupa ekstraksi, hidrolisis, delignifikasi dan pemurnian dengan enzym xylanase yang berfungsi untuk mendegradasi xilan kemudian dinitrasi dengan HNO3 dan H2SO4. Proses nitrasi dilakukan dengan menvariasikan waktu nitrasi dan rasio bahan baku terhadap asam penitrasinya. Dari penelitian diperoleh hasil pemurnian selulosa-α dengan enzym xylanase sebesar 96,25%. Kemudian dilakukan proses nitrasi diperoleh kondisi terbaik yaitu rasio 1:40 selama 90 menit. Berdasarkan hasil uji dengan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) diketahui terjadi pertukaran dua gugus NO2 terhadap gugus OH. Hasil tersebut di estimasi memiliki kadar nitrogen > 12,73% sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar roket (propelanItem Pemisahan Campuran CH4/CO2 dengan Menggunakan Karbon Aktif yang Dimodifikasi(2015-10-26) Susanto, Heru; Budiyono; Hadiyarto, Agus; Widiasa, I NyomanSistem campuran CH4/CO2 banyak ditemui pada bahan bakar gas seperti gas alam dan biogas. Keberadaan CO2 dalam bahan bakar gas dapat menurunkan nilai bakar dan dapat menyebabkan proses pengkompresian tidak ekonomis. Oleh karena itu pemurnian CH4 dari CO2 merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Makalah ini mempresentasikan proses pemurnian CH4 dari campuran CH4/CO2 dengan menggunakan karbon aktif termodifikasi sebagai adsorben. Karbon aktif dimodifikasi dengan dialiri gas ammonia dalam reaktor kuarsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi menggunakan karbon aktif yang dimodifikasi dapat menurunkan kadar CO2 sebesar 67,5% sedangkan karbon aktif tanpa modifikasi sebesar 43%. Modifikasi karbon aktif dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi CO2 dari ~28 menjadi ~38 mg CO2/g adsorbent. Kenaikan temperatur umpan akan menurunkan kapasitas adsorpsi CO2.Item PENCUCIAN SECARA KIMIA MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS FLOW PADA PROSES PENYARINGAN AIR TERPRODUKSI(2014-06-30) Syarfi; Khairat; Elystia, Shinta; Saputra, Anggi Dwi; Priadinanta, LeriAir terproduksi adalah air yang dihasil dari proses pertambangan minyak bumi. Air terproduksi berdasarkan karakteristiknya tergolong dalam limbah cair, diperlukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air. Salah satu teknologi alternatif yang dapat digunakan untuk pengolahan air terproduksi adalah teknologi membran. Tantangan utama dalam penggunaan teknologi membran adalah fouling. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tekanan trans-membran terhadap fluks, mempelajari efektifitas dan efisiensi bahan pencuci NaOH dan Detergen dalam proses regenerasi membran ultrafiltrasi pada operasi penyaringan air terproduksi. Penelitian dilakukan menggunakan membran ultrafiltrasi dengan umpan air terproduksi. Metoda yang digunakan adalah dengan memvariasikan tekanan operasi 0,5 bar dan 1 bar, variasi konsentrasi NaOH dan Detergen 0,5%, 1% dan 1,5%. Proses penyaringan air terproduksi berlangsung selama 120 menit dan waktu pencucian masing-masing 30 menit. Efektifitas pencucian tertinggi mencapai 30,55% dengan menggunakan detergen 1,5%. Efisiensi pencucian tertinggi berdasarkan nilai flux recovery 69,66% dan berdasarkan nilai resistance removal 30,55%. Fluks tertinggi setelah dilakukan pencucian kimia didapat 0,8950 ml/menit.cm2 pada tekanan trans-membran 0,6 bar dan konsentrasi bahan kimia pencuci detergen 1,5%.Item PENGARUH PH DAN JENIS LARUTAN PERENDAM PADA PEROLEHAN DAN KARAKTERISASI PATI DARI BIJI ALPUKAT(2014-06-30) Chandra, Andy; Inggrid, Maria; VerawatiAlpukat merupakan salah satu komoditas buah yang selalu ada setiap tahun di Indonesia. Umumnya jika mengkonsumsi buah alpukat, bagian bijinya dianggap tidak bermanfaat sehingga dibuang sebagai limbah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis larutan perendam dan pH larutan pada perolehan serta karakterisasi pati dari biji alpukat. Percobaan ekstraksi pati ini dilakukan dengan kondisi perendaman dengan rasio F/S sebesar 1:5 menggunakan larutan perendam natrium metabisulfit, asam askorbat, dan asam sitrat dengan variasi pH larutan asam (±3), netral (±7), dan basa (±10), serta waktu perendaman selama 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian, persen perolehan rendemen pati tertinggi didapat pada larutan perendam natrium metabisulfit dengan pH netral, konsentrasi larutan natrium metabisulfit 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 12,99%. Kadar pati tertinggi didapat untuk proses ekstraksi pati biji alpukat pada larutan perendam asam askorbat dengan pH netral, konsentrasi larutan asam askorbat 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 74,68%. Pati biji alpukat yang dihasilkan memiliki kadar air pati biji alpukat sebesar 11,81% - 15,73%, kadar abu sebesar 0,97% - 1,25%, dan kadar sulfit sebesar 39,82 ppm – 41,36 ppm. Hasil samping percobaan ini yakni zat warna alami dari biji alpukat berwarna merah bataItem PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TANGKI DESTILASI TERHADAP KINERJA PERMEASI UAP DENGAN MEMBRAN KERAMIK DALAM PEMURNIAN LARUTAN ETANOL-AIR(2014-06-30) Gozan, Misri; Amraini, Said Zul; Pramana, Alief NasrullahKinerja permiasi uap (vapor permiation) dengan membran NaA-Ze dalam pemurnian etanol dipelajari dalam penelitian ini. Suhu pada rentang 110, 120, dan 130oC; serta tekanan tangki destilasi pada rentang (½, 1, dan 1½ bar diamati pengaruhnya terhadap selektivitas membran yang memisahkan larutan etanol dan air. Besaran fluks sebagai fungsi tekanan juga diukur sebagai salah satu kinerja membran. Hasil menunjukkan bahwa pada variasi suhu, konsentrasi retentat tertinggi 62% dan konsentrasi permeat terendah 5% terjadi pada suhu 130oC. Pada suhu tersebut dicapai volume tertinggi untuk rententat 202 mL; volume tertinggi permeat 679 mL; fluks tertinggi 0,0011 kg/m2.menit; dan selektivitas tertinggi 1,066. Variasi tekanan tangki destilasi memberikan konsentrasi rententat tertinggi 66% dan konsentrasi permeat terendah 3% terjadi pada tekanan 1½ bar. Pada tekanan tersebut dicapai volume tertinggi retentat 180 mL; volume tertinggi permeat 1062 mL; fluks tertinggi 0,0016 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi 1,089Item PENGARUH SUHU DAN WAKTU PADA EKSTRAKSI SILIKA DARI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARA(2014-06-30) Aman; Utama, Panca SetiaAbu terbang (Fly ash) batu bara merupakan limbah pembakaran batu bara yang yang mempunyai kadar silika yang tinggi. Silika abu terbang ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber silika dengan cara ekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu optimum proses ekstraksi silika dari abu terbang batu bara. Ekstraksi silika dilakukan dengan mereaksikan natrium hidroksida (NaOH) dengan abu terbang dalam reaktor untuk mendapatkan natrium silikat (Na2SiO3). Suhu ekstraksi diatur dengan menggunakan heating mantel yaitu pada suhu 85, 95, 1050C dan sampel diambil sebanyak 25 ml pada 2, 4, 6, 8 jam setelah suhu yang diinginkan tercapai. Variabel tetap pada penelitian ini adalah ratio padat – cair 6:1 dan kecepatan pengadukan 300rpm. Hasil ekstraksi silika disaring sehinggga didapatkan filtrat (natrium silikat) dan cake (sisa abu ekstraksi). Proses ekstraksi pada 4 jam pada suhu 1050C menghasilkan konversi silika yang optimum yaitu 3,08%. Untuk mengetahui kemurnian silika maka dilakukan presipitasi silika dari natrium silika, sehingga diperoleh kemurnian silika yaitu 43,07%.Item Pengaruh Tungsten dan Vanadium terhadap Struktur dan Stabilitas Katalis Oksida Campuran Mo-V-W(2015-10-27) Rahmahwati, Cut AjaBanyak katalis yang telah didesign untuk oksidasi acrolein menjadi asam akrilik, namun belum ditemukan sebuah formula yang optimum. Sejumlah katalis dengan formula umum (Mo0,68VxWy)5O14 dimana (0,23Item PENGARUH UKURAN EFEKTIF PASIR DALAM BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT(2014-06-30) Handayani, Yohanna Lilis; Darmayanti, Lita; Ashari, FrengkiCiri air gambut yang ada di Pekanbaru berwarna merah kecoklatan hingga kehitaman (527-1320 PtCo), memiliki kadar organik yang tinggi (172-632 mg/l KMnO4), kekeruhan yang tinggi (42-83,5 NTU), dan bersifat sangat asam (pH 3-3,3). Kondisi ini membuat air gambut harus diolah terlebih dahulu sebelum dapat dikonsumsi. Salah satu alternatif pengolahan air gambut dengan konsep sederhana dan alami adalah biosand filter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran efektif butir pasir dalam biosand filter. Sumber air yang digunakan berasal dari lingkungan rumah penduduk yang berada di atas tanah gambut di sekitar Kota Pekanbaru tepatnya di daerah Rimbo Panjang. Dalam penelitian ini digunakan reaktor biosand filter dari akrilik dengan ukuran 30 x 30 x 130 cm. Ketebalan pasir 75 cm dan effective size >0,35 mm dan 0,15-0,35 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biosand filter dengan variasi ketebalan 75 cm dan effective size 0,15-0,35 mm memiliki efisiensi tertinggi dalam menurunkan kadar warna air gambut yaitu sebesar 98,89 %, menaikkan nilai pH sebesar 63,64 %, menurunkan kadar kekeruhan sebesar 78,65 %, serta menurunkan kadar organik sebesar 90,27 %. Secara umum, air gambut hasil olahan biosand filter sudah mampu memperbaiki kualitas air gambut walaupun belum sesuai dengan syarat dari Permenkes.Item Pengaruh Variasi Putaran Mesin, Komposisi Campuran Bioetanol Dan Tipe Vacuum Tube Terhadap Komsumsi Bahan Bakar Pada Motor Bakar Bensin Empat Langkah Satu Selinder(2015-10-27) Romy; Martin, Awaludin; Setiawan, AgusPemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui (renewable) merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam menjaga ketersedian energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi putaran poros (3000, 3500, 4000, dan 4500 rpm), variasi komposisi campuran bahan bakar bensin dengan etanol (E20, E30 dan E40) dan pemasangan vacuum tube tipe 4Y2 dan Posh terhadap komsumsi bahan bakar. Sebagai hasil, diperoleh penggunaan vacuum tube dapat menghemat pemakaian campuran bahan bakar sampai putaran di bawah 4500 rpm, namun di atas 4000 rpm pemakaian vacuum tube tidak berpengaruh terhadap penghematan campuran bahan bakar. Vacuum tube Tipe Posh menghasilkan penghematan bahan bakar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan vacuum tube Tipe 4Y2Item PENGEMBANGAN REAKTOR FAST PYROLYSIS KONTINYU PENGHASIL BIO-OIL DARI LIMBAH BIOMASSA INDUSTRI SAWIT(2014-06-30) Machdar, Izarul; Firmansyah; Faisal, Muhammad; Fatanah, Umi; HamdaniArtikel ini memberikan informasi mengenai tahapan rancangan reaktor penghasil bio-oil sistem fast pyrolysis kontinyu menggunakan bahan baku limbah biomassa cangkang sawit dari industri minyak kelapa sawit. Tahapan perancangan dimulai dengan membuat sistem fast pyrolysis skala lab yang terdiri dari reaktor pirolisis (sistem auger), unit rekoveri produk (cyclone, kondenser), dan unit penampung bio-oil dan juga bio-char. Laporan saat ini memberikan informasi tentang uji cold flow, yaitu pengujian yang dilakukan pada suhu ruang dan pengujian unjuk kerja reaktor yang dilakukan pada suhu 450oC. Uji dilakukan untuk melihat unjuk kerja dari reaktor auger (reaktor pirolisis) dan reactor feeder (sistem pengumpan reaktor). Hasil yang diperoleh menunjukkan alat yang dikembangkan dapat menghasilkan yield produksi bio-oil sekitar 60-70% atau lebih besar 3 kali lipat dari sistem konvensional biasa (sistem batch).