Pemanfaatan Sampah Plastik Bekas Kemasan Menjadi Bahan Bakar Alternatif dengan Metode Pelarutan Termal dalam Minyak Solar

No Thumbnail Available

Date

2013-01-11

Journal Title

Journal ISSN

Volume Title

Publisher

Abstract

Konsumsi plastik dunia untuk bahan kemasan mencapai 36% dan sekitar 48 juta ton total produksi plastik pada tahun 2003, dan cenderung meningkat pada tahun-tahun mendatang. Plastik kemasan merupakan plastik yang sifatnya pakai-buang, sehingga hampir seluruh sampah plastik terdiri dari jenis plastik ini. Polietilena (PE) dan polipropilena (PP) merupakan jenis plastik yang paling banyak digunakan sebagai plastik kemasan. Plastik yang banyak terdapat dalam sampah adalah plastik bekas kemasan dengan komposisi rata-rata mencapai 10% dari berat total sampah, dan didominasi oleh jenis plastik PE dan PP, yang mencapai 44%. Sampai dengan tahun 2003, sekitar 80% sampah plastik masih dibuang ke landfill, 13% diinsenerasi, dan hanya 7% yang didaur ulang. Polietilena dan polipropilena mcmpunyai nilai kalor sekitar 45 MJ/kg, lebih tinggi dan minyak bumi (crude oil) dan batubara yang masing-masing mempunyai nilai kalor 40 MJ/kg dan 20 MJ/kg. Oleh karena itu, penelitian-penelitian untuk memanfaatkan sampah plastik tersebut sebagai sumber energi banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Sakata Y., et al, tahun 1996; Chung S. H . , et al, tahun 2000; Murata K, et al, tahun 2002; dan Nishino J., et al. tahun 2004 . Umumnya para Peneliti tersebut menggunakan metoda degradasi katalitik pada suhu tinggi (lebih dari 400 °C) untuk mengubah plastik menjadi hidrokarbon cair yang berberat molekul rendah. Metode tersebut dapat digunakan untuk memproses sampah plastik campuran, namun masih memiliki beberapa kendala, seperti: suhu dekomposisi relatif tinggi, membutuhkan proses fraksinasi produk, perpindahan panas tidak merata, yield produk yang diinginkan rendah, menghasilkan char dan gas berlebihan, dan produk samping gas yang mudah terbakar.

Description

Keywords

Citation

Collections